Author Pov.
Saat berada didalam mobil. Terlihat Jisoo yang sudah duduk bersebelahan dengan Leon. Sedangkan beberapa centi jauh dibelakang mereka terlihat Hanna dan Kevin.
Jisoo menatap jalan yang dipenuhi kendaraan. Melihat lalu lalang dengan bergantian. Membawa ketenangan pada diri nya sendiri. menikmati pemandangan yang terlihat tak asing baginya.
"Soo-yaa..." Ucap Leon pelan.
"Hmm..?" Balas Jisoo pelan seraya menaikkan kedua alisnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?."
"Tidak ada."
"Apa kau sudah memberi tau orang tua mu tentang ini?." Menunjuk luka didahi Jisoo.
"Belum."
"Bagaimana kalau mereka mengira kita baru saja berkelahi?. Maksud ku, lihatlah. Kita semua terluka. Apa mereka akan percaya dengan alasan kita?. Bagaimana kalau orang tua mu mengira kalau aku baru saja memukul mu, lalu Kevin membela mu yang malah jadinya kita saling memukul satu sama lain. dan Hanna mencoba untuk memukul mu karna dia membela ku. Pasti orang tua mu tidak akan membiarkan ku pergi begitu saja dan past...."
"Diam lah.. Simpan karangan cerita mu, dan mulailah membuat novel mu sendiri. Jangan membuat orang tuaku terlihat menjadi sekejam apa yang ada diotak mu mengerti."
"Hehehee.. Maaf.. Apa tidak apa-apa kerumah mu seperti ini?."
"Aku tidak menyuruh kalian untuk pergi kerumah ku asal kau tau. Kau bisa pulang kalau kau mau."
"Jahat sekali..."
"Lagi juga, kenapa harus rumah ku terus sih?. Apa tidak ada tempat lain?."
"Ayoo lahh Soo-ya... Jangan berkata seperti itu. Sebentar lagi liburan musim dingin. Kita akan memanfaatkan rumah Hanna Tahun ini. Toh, keluarga nya akan sibuk dengan pekerjaannya walaupun pada saat libur seperti biasa."
"Kejam nya.."
"Kejam apa nya?. Bukan nya ide ku bagus?. Sebenar nya aku ingin sekali liburan bersama kalian. Hanya saja, sebelum Kevin datang, hanya aku yang pria dan tidak punya teman selain kalian asal kau ingat. Nahh... Karna sekarang sudah komplit, jadi liburan akhir tahun ini akan berbeda." Jelas Leon.
"Terserah apa kata mu. Minggir, aku ingin turun." Ucap Jisoo.
"Apa? Turun? Ohh yaa.. Tunggu aku.. Kenapa cepat sekali sih sampai nya." Gumam Leon.
.
.
Jisoo yang mulai keluar dan menjauh dari bus itu diikuti oleh Leon. Leon mengejar Jisoo yang sudah meninggalkan bus lebih awal.
"Soo-yaa.." Teriak Leon.
"Apa?!" Jawab Jisoo membalikan badannya.
"Tungguu... Huhh.. Huhh.. Huhh.... Akuhh... Owhh.. Inihh.. Terasahh.. Sangathh.. Capehh.." Keluh Leon sambil mengatur nafas nya.
"Apaa? Apa yang kau katakan? Berbicaralah dengan benar."
"Kauhh.. Kejam sekali. Padahal tubuh mu kecil, dan kaki mu juga pendek. Kenapa bisa secepat itu sih jalan nya."
"Kau mengejek?"
"Kkkk... Bagaimana? mau tidak?."
"Diamlah.."
"Ayolahh Soo-ya.. Mau yaa??." Ucap nya sambil memegang tangan Jisoo. Jisoo hanya diam menatap sinis Leon.
"Ya.. ya... yaa..?" Ucap nya sekali lagi. Tak lama, dari arah belakang terlihat Kevin yang sedang menarik Hanna menuju Jisoo dan Leon.
"Hmm.." Gumam Jisoo pelan.
"Cepat lah sedikit Hanna.." Ucap Kevin menarik Hanna.
"Lepas kan!.. Aku bisa jalan sendiri Kevin!. Lagi juga, ini sudah dekat dengan rumah Jisoo. Untuk apa kau takut tertinggal." Ujar Hanna.
"Cepat lahh.. Apa kau tidak penasaran apa yang sedang mereka bicarakan disana?." Ucap nya menunjuk arah Leon yang sedari tadi menarik tangan Jisoo.
Sementara itu, terlihat dari kejauhan..
"Haishh.. Iyaa, iyaa.. Mau." Ucap Jisoo
"Benarkah? Woahh.. Tapi kau jangan katakan ke mereka dulu." balas Leon.
"Hmm.. Sudah puas?." Ujar Jisoo.
"Belum.." Ucap Kevin yang tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua bersama Hanna.
"Apa yang kalian sembunyikan dari kami?" Tanya Kevin.
"Tidak ada." Jawab Jisoo.
"Yang benar saja. Kau mengatakan mau. Lalu aku melihat Leon gembira dan mengatakan jangan katakan pada mereka dulu. Yang kalian sebut mereka itu kami kan?."
"PeDe sekali." Lirih Jisoo.
"Tunggu sebentar.. Sebenar nya apa si yang sedang kalian bicarakan dari tadi?." Ucap Hanna bingung.
"Leon. Kau menembak Jisoo tadi?." Tanya Kevin.
"Hahh?! Apa?!. Soo-ya..? LEON LEE!! Kauu..! Berani-berani nya kau.." Pekik Hanna.
"Tunggu. Aku?." Gumam Leon. Kevin membalas dengan anggukan polos nya.
"Untuk apa aku melakukannya?."
"B..bukannya kau menyukai Jisoo?."
"Pfftt.. Ahahahaha... Siapa yang mengatakan itu pada mu?. Kalau pun aku menyukai nya, kenapa ga dari dulu saja ku tembak."
"Kkkk.... Bodohh." Ucap Jisoo yang ikut tertawa dengan Leon.
"Yakk..! Dasar Choi Kevin bodoh." Pekik Hanna.
"Heyy! kau sama nya. Kau juga bodoh."
"Kenapa aku?."
"Iya.. Kau juga bodoh. Kau percaya begitu saja saat aku menanyakannya."
"Tidak.. Aku.. Aku hanya terbawa suasana saja tadi."
"Alasan... Bilang saja kau cemburu kalau kau mendengar aku suka beneran dengan Jisoo kan." Ujar Leon meledek.
"Anehh... Ayo Soo-ya.. Jangan buang-buang waktu kita hanya karna berbicara dengan orang aneh seperti mereka." Ucap Hanna menarik tangan Jisoo menjauh dari Kevin dan Leon.
"Sekarang aku baru sadar. Seberapa aneh nya persahabatan kalian bertiga." Ucap Kevin.
"Heyy.. Nanti juga kau terbiasa. Toh, kita sudah berempat bukan bertiga lagi." Balas Leon merangkul Kevin.
"Haishh.. Yang benar saja."
"Sudah ayo kejar mereka. Ingat, walaupun mereka kecil. Tapi mereka berjalan dengan cepat. Aku tidak ingin tertinggal dengan mereka." Ujar Leon menarik Kevin berjalan. Kevin hanya diam dan terkekeh kecil. Mengingat tentang pertemanan baru nya dinegara ibu nya yang terbilang berbeda dengan pertemanan nya saat berada dinegara eropa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle in December
RomanceJisoo Pov Dear Dairy.. Bukankah semua orang memiliki takdir nya sendiri-sendiri? Walaupun begitu, bukankah mereka semua tidak bisa melihat, membuat, bahkan mengubah takdir dengan sendiri nya? Yaa.. begitu juga dengan kami. Maksud ku, aku dan ke-tiga...