Happy reading guys:)
Jangan lupa vote dan komennya. Kritik dan saran aku terima.
By : Penulis amatiran yang bermimpi jadi astronot.
***
Author's pov
Keani melangkahkan kakinya menyusuri lorong sekolah. Dengan tubuh peot yang ditegapkan dan ekspresi lurus di wajahnya.
Jika ada yang tersenyum padanya Keani akan balik tersenyum dan jika tidak ada ya sudah.
Ditengah-tengah perjalanannya menuju kelas, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Keani.
"Hai."
Itu Evan.
Keani menoleh "Oh hai juga Kak." balasnya sembari tersenyum kecil.
"Sendirian aja nih?" tanya Evan.
"Emang mesti rame-rame ya?" tanya Keani balik.
"Hehe nggak juga sih." jawabnya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kak Evan, mau ikut aku ke kelas?"
"Eh?"
"Kelas Kak Evan disana. Ini kan arahnya kelas aku." jelas Keani sembari menunjuk ke lantai dua.
Sekedar informasi, sekolah SMK ini memiliki 5 jurusan. Diantaranya ada TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), tata busana, broadcasting, otomotif dan multimedia.
Lalu tiap jurusan memiliki 2 kelas perangkatannya, jadi masing-masing angkatan memiliki 10 kelas. Jika dihitung dari angkatan pertama sampai angkatan akhir berarti sekolah ini memiliki 30 kelas.
Maka dari itu, sekolah ini memiliki 3 lantai. Lantai pertama untuk kelas 10, lantai kedua untuk kelas 11, dan lantai ketiga untuk kelas 12.
Cukup megah, walaupun bukan termasuk kategori elit. Sekolah ini juga sudah meraih banyak prestasi dan kejuaraan.
Baiklah kembali lagi pada Keani dan Evan.
"Oh iya bener hehe." serunya sembari menepuk jidat.
Keani menggelengkan kepalanya "Kak Evan gimana sih, kok bisa lupa sama kelas sendiri?"
"Eumh~terlalu fokus sama kamu mungkin." jawabnya sambil memperlihatkan gigi.
Ya ampun imut banget, batin Keani.
"Dih, sana Kak pergi ke kelas. Nggak enak kalo diliat tetangga." usirku.
"Ngusir nih ceritanya?" Evan pura-pura marah sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iya lah ngusir. Masa anak kelas sebelas otomotif nyasar ke kelas sepuluh broadcasting, kayak mau nagih hutang aja."
"Haha lucu banget sih kamu. Iya deh, aku ke kelas dulu kalo gitu. Bye." pamit Evan pada Keani.
Keani hanya diam saat Evan menggasak rambutnya, namun setelah sosok Evan menghilang dari pandangannya, Keani memegang kepalanya lalu memperhatikan sekitar.
Keani hanya mengedikkan bahu, berusaha tak peduli. Yap. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua.
Keani melanjutkan langkahnya menuju kelas. Di depan kelas sudah ada Sinta dan Nina yang bersedekap dada dengan pandangan mengintrogasi.
Keani menghela nafas dan mengumpat dalam hati.
Sial. Tuh cogan ada-ada aja sih kelakuannya, kan repot. Aku botakin tau rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM (ON GOING)
Roman pour AdolescentsIni hanya tentang kisah keseharianku. Hidupku di rumah maupun di sekolah. Masalah yang datang dari yang kecil sampai yang besar. Jadi jika kamu ingin tahu lebih tentang hidupku maka ikutilah, tapi jika kamu tak tertarik tentangku maka berhentilah. ...