Happy reading guys:)
Jangan lupa vote dan komennya. Kritik dan saran aku terima.
By : Penulis amatiran yang bermimpi jadi astronot.
***
Aku pulang diantar Yoga kali ini, sesuai dengan kesepakatan tadi aku minta traktir buat dijajanin sama Yoga. Sebenarnya sih, ini bukan pertama kalinya aku morotin duit Yoga hehe.
Dia kan anaknya orang kaya, jadi daripada terbuang cuma-cuma mendingan kasih kaum duafa kayak aku aja. Ya walaupun maksa sih aku nya.
Kali ini aku nggak minta traktir di kantin sekolah, udah bosen itu mah. Aku minta traktir jajan di minimarket, Yoga sih fine-fine aja awalnya, namun ketika aku sudah beres mengambil belanjaan, mukanya langsung ditekuk gitu loh.
Terus ya aku nanya dia kenapa, eh dijawabnya ngegas seakan-akan mau nerkam aku.
"Kamu kenapa, Ga?"
"Masih nanya 'kenapa' katamu, hah?!"
"Kamu PMS ya, Ga?"
"PMS darimananya?! Aku kan laki Laylay. Kamu tuh--hiihh--niat banget ya morotin aku?!"
"Lah kan aku emang tiap hari suka morotin kamu, Ga."
"Iya sih, tapi ini parah banget gila."
"Parah gimana? Aku kan cuman belanja 4 kantong plastik doang kok." jawabku enteng.
"4 kantong doang katamu hah?! Iya emang 4 kantong, tapi ukurannya pake kantong gede."
"Udah kamu nggak usah marah-marah, tuh bayar dulu mbaknya ngeliatin kita daritadi loh." bisikku pada Yoga.
Memang benar, mbak kasirnya ngeliatin kita dengan tatapan seolah-olah mengatakan 'Ini jadi nggak sih, malah cekcok.'
Yoga pun akhirnya mengalah dan membayar belajaanku. Woah, dompetnya mengkilap sekali pemirsa.
"Udah tuh, bawa belanjaanya."
"Tega kamu, Ga." ucapku.
"Tega gimana sih hah? Udah aku bayarin juga semuanya. Kamu bilang tega? Kamu tuh yang tega." sungutnya berapi-api. Nggak ikhlas amat kayaknya.
Aku berdecak, memanyunkan bibirku lalu berkata "Kamu tega biarin aku bawa belanjaan segitu banyaknya. Peka dong Ga peka."
"Peka matamu. Siapa suruh belanja banyak amat. Maruk sih." Yoga mengangkat kantong plastik belanjaanku, masing-masing 2 kantong di kedua tangannya.
Yoga memang seperti itu, ngomel-ngomel nggak jelas terus marah tapi tetep aja nurutin perkataanku. Kan aku jadi makin seneng hehe.
"Puas kamu, udah nguras duitku terus suruh jadi kuli angkat." omelnya sambil melangkah keluar.
Aku hanya tertawa geli mendengarnya, lalu aku pun ikut melangkah keluar sembari berjalan ke parkiran, aku mengeluarkan ponselku kebetulan tadi aku membawanya karena disuruh.
Aku berhasil memotret tubuh tegap Yoga yang sedang membawa belanjaan. Aku tertawa lagi lalu hasil potretan itu kujadikan story di Whatsapp.
Kumasukkan ponselku ke dalam saku rok seragam, lalu kemudian berlari kecil menyusul Yoga.
Aku menyengir senang, kemudian naik ke belakang jok motornya. Dia memang sudah mengendarai motor sendiri, padahal umurnya belum cukup untuk mempunyai kendaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM (ON GOING)
Roman pour AdolescentsIni hanya tentang kisah keseharianku. Hidupku di rumah maupun di sekolah. Masalah yang datang dari yang kecil sampai yang besar. Jadi jika kamu ingin tahu lebih tentang hidupku maka ikutilah, tapi jika kamu tak tertarik tentangku maka berhentilah. ...