Tenth

80 38 0
                                    

Keesokan harinya...

Matahari memancar kewajahku lewat tirai-tirai jendela.Aku membalikkan badanku karena aku tidur telungkup,kepalaku sangat pusing,aku mengerjapkan mataku dan tunggu.Ini dimana ? aku langsung terduduk dan menatap sekeliling kamar ini.Apa aku ada dihotel ? Dan aroma kamar ini seperti milik laki-laki.

Tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk dari pinggang sampai lutut nya juga handuk yang mengusap-usap rambut basahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba-tiba seseorang keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk dari pinggang sampai lutut nya juga handuk yang mengusap-usap rambut basahnya.Aku berdiri dari tempat tidur dan melototkan mataku menatapnya horor tapi dia bahkan memasang wajah tak berdosa.Dia adalah musuh besarku anak dari orang yang membunuh orangtuaku dia adalah Bryan.

"Kau ? Apa yang," belum selesai aku berbicara dia langsung memotongnya.

"Ternyata kau sudah bangun, bagaimana tidurmu nyenyak ?" Ucapnya.

Aku benar-benar sangat marah saat ini,aku menatapnya dengan amarah besar.Aku hendak mengambil sesuatu dari pahaku.Iya aku selalu menyimpan sebuah pistol dan belati diikat dipahaku untuk antisipasi keadaan darurat,dan saat ini keadaan benar-benar sangat darurat.
Aku mencoba menyentuh pahaku,namun aku tak menemukan apapun disana.

"Kau mencari sesuatu ? Mungkin yang kau cari ada disana." Tunjuknya pada sebuah meja kecil disamping tempat tidur.Barang-barang berbahayaku tergeletak rapi disana.

"Aku tak mengerti kenapa gadis sepertimu membawa barang-barang berbahaya itu." Ucap Bryan santai padaku.

"Bukan urusanmu." Ucapku pahit.

"Apa kau seorang pembunuh ?" Ucapnya lagi.

Aku hanya menatapnya terkejut dengan pendapatnya tentang diriku.
Aku menatap kearahnya dan kearah barang-barangku.Dia menatapku, bukan menatap wajahku dia menatap sesuatu yang lain.Aish,Apa yang dia perhatikan ?

"Kau cantik dengan kemeja putih yang kebesaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau cantik dengan kemeja putih yang kebesaran." Ucapnya tersenyum.

Aku berjalan kearah meja tempat barang berbahaya milikku dan mengambil belati dari sana aku langsung menuju Bryan tetapi dia hanya menatapku santai aku langsung menubruk dirinya hingga terdorong kedinding aku menaruh belatiku dilehernya.

"Siapa yang mengganti pakaianku ?" Ucapku tajam.

"Apakah kau melihat ada orang lain disini kecuali aku ?" Ucapnya tenang.

"Jangan bilang jika," Ucapanku terhenti.

"Iya benar, aku yang mengganti pakaianmu." Ucapnya simple.

Aku menekan sedikit belatiku kelehernya tapi dia malah terlihat tenang tanpa mencoba melepas belatiku dari lehernya.

"Beraninya kau, aku tidak pernah mengijinkan mu untuk membuka pakaianku." Ucapku menatapnya.

"Dengarkan aku dulu, tadi malam kau muntah dan membasahi pakaianmu,aku menggantinya tapi dengan mematikan lampu dan menutup mataku apakau melihat sarung tangan dimeja itu aku memakaikan baju padamu dengan sarung tangan itu jadi aku tidak bisa merasakan apapun,sudah jelas ?" Ucapnya menggeser belatiku dari lehernya.

Aku menarik belatiku menatapnya menyelidik tetapi aku tak menemukan kebohongan dari matanya.

"Aku tidak percaya padamu,apa ada pria yang melihat gadis mabuk dan tidak berdaya, tidak mengambil kesempatan ? heh mustahil" Ucapku sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak percaya padamu,apa ada pria yang melihat gadis mabuk dan tidak berdaya, tidak mengambil kesempatan ? heh mustahil" Ucapku sinis.

"Kau salah jika kau menilaiku sama dengan pria seperti itu. Shanaya aku ingin tanya apa kau merasakan perih didaerah selangkanganmu ?"Ucapnya padaku tanpa merasa malu.

Aku berdiri diam sambil merasakan, namun aku tak merasakan sakit apapun.Aku menggeleng seperti boneka bodoh.

"Apa dadamu berbekas merah ?" Tambahnya lagi.

Aku berjalan menuju cermin aku melihat dadaku namun tak menemukan apapun.Aku membalikkan badanku menatap Bryan.

"Baiklah aku percaya padamu,ingat ini terakhir kalinya kau mengganti pakaianku." Ucapku sinis.

"Katakan padaku kenapa aku ada dikamarmu ?" capku sambil duduk di ranjang.

"Apakau ingin aku bercerita hanya dengan memakai handuk ini ? Ucapnya dan Dia menatapku, aku mengangkat wajahku dan mengendikkan bahuku dengan arti "Aku tak perduli."

🔪🖤 Dangerous Love

Dangerous Love of Psycopath ( SELESAI ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang