"Sekarang aku mau tanya sama hyung, kalau hyung ada di posisiku, hyung bakal gimana?" tanya Taehyung pada Hoseok.
Ini percakapan mereka sewaktu sarapan.
"Marah lah, pasti bingung dan kesal juga." jawab Hoseok secara realita.
"Iyah kan, eomma dan juga Jin hyung beneran bikin aku marah." kata Taehyung.Sebenarnya marah adalah cara Taehyung menjadi dirinya sendiri. Melampiaskan apa yang dirasakannya. Dia lebih suka mengekspresikan apa yang dia rasakan, dia tidak pandai menahan atau menyembunyikannya.
"Tapi, eomma kamu pasti punya alasan tentang perjodohan ini, meski cara menyampaikannya salah dan terkesan tidak menghargai kamu maupun Seokjin." jawab Hoseok yang ingin melihat segala sesuatu itu dari banyak sudut.
"Aku tahu, eomma pasti punya alasan, hyung, bolehkah aku tinggal disini untuk sementara selama eomma di apartemen? aku janji akan menemuinya tiap hari dan menjawab teleponnya, tapi aku nggak mau tinggal berdua dengannya, sedang kalau aku tinggal sama Seokjin, aku takut melihat dia sedih." kata Taehyung meminta hal yang lucu bagi Hoseok."Terserah, anggap saja ini rumahmu, oke." kata Hoseok lalu membereskan piringnya dan mencucinya membiarkan Tae menyelesaikan makannya.
.
Di Apartement Tae, Jiyoung resah karena Tae tidak pulang juga, bagaimanapun jelas ia khawatir.
"Kenapa mondar-mandir begitu?" tegur Tae saat masuk ke rumah dan melihat ibunya gelisah.
"Hanya sekedar jalan-jalan." kata Jiyoung lalu duduk di sofa.Taehyung tidak bicara lagi, ia ke kamar untuk bersiap kerja.
Tae keluar sambil membawa tas besar.
"Tidak makan dulu? dan kenapa kamu membawa tas besar itu?" tanya Jiyoung heran.
"Aku sudah makan, ah aku akan menginap di rumah teman selama eomma ada disini. Tidak perlu kembali terburu-buru." kata Taehyung dingin.
Anak ini benar-benar tidak perduli raut wajah ibunya yang bingung, serta merasa bersalah.
"Kita perlu bicara bukan?" tanya JIyoung, ia sedih melihat anaknya marah padanya.
"Kita akan bicara seusai moodku membaik." kata Taehyung lalu pergi meninggalkan rumah.
Tapi ia masuk lagi.
"Tapi, aku nggak mau dijodohkan dan aku akan tetap memilih Seokjin, karna ia kekasihku." kata Taehyung membuat Jiyoung tak bisa berkata apapun.Ia tahu jika dirinya egois dan wajar anaknya marah.
Pada akhirnya wanita itu menangis.
...
Taehyung mengendarai mobilnya dengan perasaan kacau, bagaimanapun seumur hidupnya ia tidak pernah menyakiti hati ibunya, dia selalu menjaga perasaan ibunya yang berjuang sendirian membesarkannya.
Dan karena perjodohan mendadak di saat ia sudah punya kekasih, ia menjadi menyakiti ibunya, perasaannya sakit sekali.
Ia merasa bersalah, tapi disisi lain ia juga tidak mampu mengabaikan keinginan hatinya.Dirinya sudah sangat mencintai Kim Seokjin, cinta pertama yang dia inginkan sampai akhir.
Ia hanya ingin Kim Seokjin untuk dirinya sampai nanti, sampai kapanpun, dan di dunia manapun juga..
Di kantor, Taehyung hanya fokus pada pekerjaannya, ia ingin membuang perasaan kacau pribadinya, ia ingin profesional.
Seperti biasa, Jimin menemani Taehyung makan siang."Kelihatannya ada masalah nih sama Bos?" tanya JImin sok tahu tapi memang benar sih.
"Kelihatannya gimana?" tanya Taehyung.
Jimin yang makan telur milik Taehyung pun mengangguk.
"Sepertinya rumit, karena kamu tidak marah telurnya kuambil." kata JImin sambil ketawa.
Dasar Park Jimin.
"Untuk kali ini." kata Taehyung masa bodoh."Tae, kamu disuruh ke ruangan Bos setelah makan siang." kata Jimin saat ia membaca pesan dari Seokjin barusan.
"Oke." kata Taehyung.
Mereka pun melanjutkan makan mereka..
Jungkook sedang memeluk Namjoon dari belakang, mereka melihat film di TV.
"Kenapa nggak mau berhenti ajah dari Restoran Hoseok?" tanya Jungkook.
"Kenapa harus berhenti? aku suka bekerja disana, lagipula Hoseok tidak pernah menjadi bos yang jahat kok." kata Namjoon jujur.
Ia suka bekerja di tempat sahabatnya.
"Aku kadang kasihan kalau kamu kelelahan." anak ini memang sangat bucin dan berlebihan.
"Semua pekerjaan pasti melelahkan, aku juga kasihan kalau kamu kecapek an, apa kamu saja yang berhenti bekerja?" tanya Namjoon malah berbalik arah.
"Astaga malah aku yang kena." kata Jungkook gemas sekali."Eh omong-omong Hoseok pernah bicara tentang Jisoo nggak sama kamu?" tanya Jungkook penasaran soal perasaan Hoseok pada adiknya itu.
"Aku pernah mengobrol tentang itu, tapi karna saat itu kita berdua sampai mabuk jadi tidak ingat, ada Taehyung, Jimin dan Seokjin juga kok, saat itu kamu di luar kota." kata Namjoon mengingat percakapannya dengan Hoseok, sayangnya tidak ingat karna dia terlalu mabuk.
"Bagaimana kalian bisa tinggal berdua yang terakhir mabuk?" tanya Jungkook."Awalnya hanya mereka berempat yang minum, tapi karna saat itu tinggal Hoseok yang belum benar-benar mabuk, berakhirlah aku yang menemaninya." kata Namjoon jujur.
Jungkook hanya tersenyum mendengar cerita itu, ia ingat Namjoon pernah bercerita.
Hanya di awal cerita saja Namjoon ingat, setelahnya ia tidak lagi ingat.
Ingatan Namjoon yang diceritakan pada Jungkook.
"Ahhh mereka semua sudah mabuk." keluh Hoseok setengah mabuk.
Namjoon yang masuk ke dalam, ia barusan berbicara dengan Jungkook di telepon.
"Berhentilah minum hyung, kau sudah sangat mabuk." kata Namjoon mengambil gelas beer milik Hoseok."Aku belum mabuk, sebanyak apapun aku minum, aku belum mabuk." Hoseok mengambil gelas itu dan meminumnya.
Namjoon menghela nafas lalu membiarkan Hoseok bertindak sesukanya.
"Apa kau memiliki masalah? melihat kau begini dan terus ingin minum sepertinya kau sedang kesusahan." kata Namjoon.Ia juga mulai menuangkan soju.
"Hariku memang baik-baik saja, tapi hatiku selalu saja sakit, sangat sakit." kata Hoseok sambil memukul dadanya sendiri.
"Kenapa hatimu sakit? apa karena Jisoo?" tanya Namjoon, ia lupa harusnya tidak minum soju.Namjoon hanya kuat minum 1 botol soju saja jika ingin tetap sadar.
Jika mabuk, ia akan melupakan apapun yang terjadi di waktu itu, semua tindakan bahkan ucapan."Jisoo? kamu ingin tahu apa yang sebenarnya dalam hubungan kami?" tanya Hoseok.
Namjoon mengangguk."Kalau begitu, mari minum bersama." kata Hoseok sambil menuangkan soju.
Pada akhirnya Namjoon benar-benar mabuk hingga melupakan segala yang dikatakan oleh Hoseok padanya tentang Jisoo.
Tapi apa hanya tentang Jisoo?
Apa Jisoo yang membuat hati Hoseok sangat sakit?Namjoon ingin sekali mengingat malam itu, terutama ucapan Hoseok.
"Makanya aku sangat melarangmu mabuk." kata Jungkook sambil tertawa gemas pada Namjoonnya.
Namjoon mengangguk paham, ia juga sudah berjanji tidak akan mabuk lagi jika tidak ada Jungkook....
"Ini kantor, kenapa anda malah membicarakan hal pribadi Pak?" Taehyung berhadapan dengan Seokjin.
"Jangan seperti itu, lagipula ini masih waktu istirahat, hanya 15 menit, bertingkalah seperti biasa." kata Seokjin sambil menatap gemas pada makhluk didepannya."Ok, jadi kamu mau ngomong apa?" tanya Tae sambil tersenyum.
Keduanya saling menatap.
"Maaf karena tidak pernah memberitahukan sebelumnya padamu." kata Seokjin merasa bersalah.
Bagaimanapun ia mengaku salah.Taehyung tersenyum, lalu tangannya mengenggam tangan Seokjin.
Ia memahami Seokjin, dan permintaan maaf adalah hal paling sederhana yang disukai Taehyung.
"Aku tidak lagi marah, lupakan saja perkataan Eomma ku, aku hanya menyukaimu." kata Taehyung membuat Seokjin tersenyum.
Biarkan saja sementara begitu.
...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA (JinV) End
Fiksi PenggemarKim Taehyung? Kekasih Kim Seokjin atau Calon Istri Min Yoongi? Bagaimana Takdir menentukan akhir kisah Cinta segitiga ini? Percayakah bahwa cinta bisa mengalahkan Restu atau selamanya Restu dan Cinta bisa saja tidak sejalan? Hanya satu diantara dua...