"Untuk apa kamu mempertahankan hubungan kalian kalau malah kamu dipermainkan oleh Jiyoung ibu dari pacarmu?" tanya Jiwon kesal.
Ia memang tidak selalu bertemu Seokjin, tapi ia akan selalu tahu apapun yang ada di sekitar Seokjin.
"Biarkan kali ini aku yang berjuang." balas Seokjin.
Seokjin memandang wajah pulas ibunya. Wanita dingin yang diragukan statusnya sebagi seorang ibu.
Appa nya dan ibunya yang masih tinggal bersama tapi tidak pernah saling perduli satu sama lain, jangankan pada pasangan, pada anakpun tidak.'Untuk apa kamu mengagungkan cinta? toh pada akhirnya cinta juga bisa menghancurkanmu.' kata-kata itu adalah kata paling nyata bagi Appa Seokjin.
Tapi, ini adalah Kim Taehyung, pegawai yang tidak tahu sopan santun, ceroboh dan suka sekali blak-blak an.
Seokjin masih ingat apa yang menjadikan dirinya begitu menggilai makhluk itu, kejujurannya.Kejujuran seorang Kim Taehyung yang membencinya tapi mengakui bahwa dirinya juga tertarik pada pesona orang yang dibencinya. Itu menyadarkan Seokjin, bahwa Cinta dan Benci itu serupa, seperti itupula keadaan orang tuanya, yang saling membenci tapi juga saling mencinta dalam hati mereka.
Seokjin tidur sambil mengenggam tangan Ibunya.
Tumbuh dalam kesepian, hampa, dan juga dingin yang membuatnya terbiasa menumbuhkan sikap kaku sekaligus tidak tahu caranya memperlakukan orang lain dengan baik.
Lalu untuk pertama kalinya ada yang mengajarinya hidup dengan kehangatan.
Kim Taehyung.Seorang yang hadir untuknya, dalam segala kesepiannya.
"Saya pikir, sampai mati saya akan tetap jadi manusia yang tidak mengerti apa-apa, tapi karena kamu, saya jadi ingin memahamimu." itu adalah kata paling aneh yang didengar Taehyung, tapi menjadi pengakuan paling berarti bagi Taehyung.
"Kalau begitu, saya bersedia menjadi bagian dari dunia bapak." jawab Taehyung setelah pengakuan Seokjin.
Keduanya tidak tahu apapun, selain keinginan untuk saling memahami.
Taehyung terbangun dengan mata berkaca-kaca.
Ia melihat foto di atas nakas, dia tersenyum menatap potret dirinya dan Seokjin.
"Aku bermimpi kita, kata-kata paling kaku sekaligus yang paling menggetarkan jiwaku." gumam Taehyung sambil tertawa....
Siang hari, Taehyung keluar kamar dengan rapi, ia melihat Hoseok malah masih tidur di sofa.
"Aku pasti mabuk sekali semalam, hingga lupa membersihkan rumah, dan akhirnya Hoseok hyung yang bsrsih-bersih." gumam Taehyung merasa bersalah.
"Hyung bangun, tidurlah dikamar." Tae membangunkan Hoseok dan membuat Hoseok terbangun dengan kesal.
"Ah kamu, hemb udah mau kemana?" tanya Hoseok masih mengantuk.
"Menjenguk Ny. Kim Jiwon, maaf karna aku tidak sempat membersihkan rumah." kata Taehyung merasa bersalah.
"Tak apa, makanlah sup pereda pengarnya." kata Hoseok lalu berdiri dan meninggalkan Taehyung."Hoseok hyung, apa ponselmu mati?" tanya Taehyung saat Hoseok mau ke kamar.
"Iya aku matikan, ada apa?" tanya Hoseok.
"Jisoo mengirim pesan, mendadak dia dan Jungkook ada kerjaan di luar kota sampai besok, dan juga Namjoon hyung masih sakit, bisakah kau menjaganya sampai malam saat Yoongi tiba?" tanya Taehyung ragu Hoseok mau."Atau aku saja yang menemani Namjoon hyung yah, pasti Seokjin akan mengerti." gumam Taehyung.
"Pergilah ke rumah Seokjin, aku akan menjaga temanku, lagian kan dia besok harus kembali bekerja." kata Hoseok lalu masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA (JinV) End
FanfikceKim Taehyung? Kekasih Kim Seokjin atau Calon Istri Min Yoongi? Bagaimana Takdir menentukan akhir kisah Cinta segitiga ini? Percayakah bahwa cinta bisa mengalahkan Restu atau selamanya Restu dan Cinta bisa saja tidak sejalan? Hanya satu diantara dua...