10 - Bolehkah Mendekatimu?

569 44 6
                                    


Takdir?

Siapa yang bisa memperkirakannya? siapa yang bisa memprediksinya?

Tidak ada yang tahu bagaimana Takdir bekerja.

...

"Sekarang sudah baikan sama Eomma?" tanya Seokjin saat makan malam bersama pacarnya.
"Iyah, kemarin aku menemuinya dan juga menemaninya belanja." kata Taehyung sambil tersenyum.
Seluruh beban dan rasa sedih karena jarak antara dirinya dengan sang ibu sudah kembali seperti sebelumnya.
"Lalu bagaimana dengan Min Yoongi?" tanya Seokjin yang tiba-tiba saja penasaran.

Min Yoongi?
Entah bagaimana Seokjin juga ingin tahu, apalagi Taehyung bilang, ia sudah menganggap Yoongi teman, sebagai ucapan terimakasih karna memang Yoongi baik pada ibunya Tae.

Taehyung mengalihkan pandang dari makanan lalu memandang Seokjin.
"Kenapa tiba-tiba menanyakannya?" Taehyung malah bertanya kembali.
"Apa eommamu tidak membahas soal perjodohan?" tanya Seokjin.
Taehyung menghela nafas.

Ia mendadak tidak suka atas pertanyaan Seokjin, jika bertanya seputar Eommanya, dia mungkin biasa saja, tapi ini kemudian malah membahas Yoongi.
Taehyung hanya tidak suka.

"Apa kita harus membicarakannya sambil makan berdua begini? bukankah ini tidak menyenangkan?" sindir Taehyung.
Seokjin diam, ia jadi bingung sendiri, kenapa Tae mendadak kesal.
"Aku minta maaf." kata Seokjin merasa bersalah.

"Ini bukan masalah, hanya menganggu, tidka perlu meminta maaf, mari kita selesaikan makan, kamu harus istirahat untuk besok ke luar Kota." Taehyung lalu melanjutkan makan.
Seokjin hanya diam.
Ia akan berangkat ke Luar Kota untuk rapat besok.

Mereka pun melanjutkan makan mereka, tanpa membahas apapun lagi.

...

Dalam perjalanan pulang.

Taehyung fokus menyetir, tapi pikirannya masih terpaku pada obrolannya dengan Seokjin.
"Sebenarnya kenapa aku jadi marah?" tanyanya sendiri.

Tanpa sadar, Taehyung sudah sampai.
Ia memandang sebuah studio, milik Min Yoongi.
"Lucunya kini aku malah jadi sopir pribadi." ia menghela nafas bingung.
"Eh baru datang." Yoongi masuk ke sebelah kemudi.
"Hemb." Taehyung menjalankan mobilnya.

Entah bagaimana, akhirnya Taehyung malah menawarkan menjemput Yoongi, karna rumah mereka searah.
Salah, maksudnya rumah Jungkook dan Hoseok searah.

"Sepertinya ada masalah, kamu nggak enak badan?" tanya Yoongi.
"Lebih baik kamu diam daripada kuturunkan tepi jalan." anak ini sungguh tidak mood.

Dipikirkan lagi, memang sepertinya dirinya sendiri yang marah dan kesal sendiri karena Seokjin membicarakan Yoongi dalam obrolan mereka.
Meski harusnya Taehyung bersikap biasa, nyatanya dia masih sangat kekanakan.

Apa yah?

Mungkin karna Tae tidak suka saja membicarakan pria lain, apalagi pria yang malah dijodohkan untuknya.

"Terimakasih, cepat baikan moodnya." ucap Yoongi saat keluar dari mobil Taehyung.

Taehyung hanya menanggapi dalam gumaman.

.

"Dia bilang hanya menjadikanmu teman, tapi malah mau mengantarmu pulang karna insiden dirampok, aku pikir dia begitu khawatir." kata Jungkook menemani hyungnya minum.
"Entahlah, lagian alasannya kan memang rumahmu dan Hoseok itu searah." Yoongi masa bodoh dengan apapun alasan Taehyung.
Satu hal yang jadi keuntungan, dia bisa dekat dengan anak itu.
"Ah yang penting kamu senang lah hyung." kata Jungkook.

DNA (JinV) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang