PART 5

40 1 0
                                    

Siap-siap emosi bakal terkuras karena baca part ini ;-)

LET'S ENJOY THIS PART

***

Motor yang dikendarai oleh Risco berhenti tepat di halaman depan rumah Nindia.Rumah Nindia tergolong rumah yang mewah.Rumah bernuansa putih tingkat dua dengan halaman yang luas dan terdapat taman yang indah.Tapi dengan kemewahan ini,tidak membuat Nindia betah di dalamnya.Kalau boleh memilih Nindia ingin tinggal di rumah yang sederhana tapi bahagia di dalamnya dengan keluarga yang harmonis,itulah yang diinginkan Nindia.

"Rumah lo besar juga yah"Ucap Risco memandang sekeliling rumah Nindia

Nindia hanya tersenyum menanggapi ucapan Risco

"Masuk dulu yuk,keringin baju di dalam" Ajak Nindia

"Gak usah,gue langsung pulang aja.Lo jg cepetan masuk gih,keringin badan lo..ntar masuk angin"tolak Risco

"Iya"

"Yaudah,gue pulang yah"Ucap Risco memakai helm nya kembali dan menstater motornya

"Makasih ya udah repot-repot nganterin"Ucap Nindia tulus

"Yup,sama-sama"

Risco melajukan motornya meninggalkan rumah Nindia,dan saat itu juga Nindia tersadar bahwa ia lupa mengembalikan jaket milik Risco yang dipinjamnya tadi.

"Yah lupa ngasih lagi,hmm gapapa deh aku cuci aja dulu baru dikasih"Gumam Nindia

Setelah itu Nindia langsung menuju ke dalam rumah untuk mandi air hangat karena ia mulai merasa kedinginan.

***

"Darimana saja kamu baru pulang?dan siapa lelaki yang mengantarmu tadi?"

Nindia terkejut mendapati sang Papa yang sudah berdiri di samping pintu dengan tatapan menakutkannya.Padahal ia baru saja selangkah masuk rumah,papa nya sudah menodongnya dengan beberapa pertanyaan.

Dan Nindia juga baru menyadari ternyata daritadi papanya mengawasi mereka saat di halaman depan tadi,ditambah lagi dengan jaket cowok milik Risco yang masih melekat di tubuhnya.Jadi,tidak ada lagi alasan baginya untuk mengelak.

"Kamu tuli atau bagaimana?jawab pertanyaan saya!!"Satya bertanya dengan sedikit membentak Nindia

Nindia yang sedari tadi diam terkejut dengan bentakan Satya dan langsung menundukkan kepalanya,Ia takut jika Satya sudah membentaknya seperti ini.

"Ohh..sepertinya kamu sudah mulai menjadi seperti ibumu yah.Hah dasar,ibu dan anak sama saja"Ucap Satya meremehkan

Nindia langsung mendongak dan berkata

"Pah,aku sama sekali tidak seperti itu.Apa pun yang papa pikirkan sekarang tentang ku itu sama sekali tidak benar.Dia Risco,lelaki yang mengantar ku tadi nama nya Risco.Dia teman satu sekolahku.Dan dia mengantarku karena merasa kasihan melihat seorang anak gadis yang berdiam seorang diri di halte karena tak dijemput keluarganya"Nindia tampa sadar telah mengucapkan hal itu kepada Satya,padahal ia sudah berusaha untuk menahan kekesalannya pada sang papa.Tapi tanpa disadariya semua itu spontan keluar dari mulutnya

"Apa yang baru saja kau katakan hah?! Sudah berani melawan saya,iya?Apa kamu tidak sadar dengan posisi mu dirumah ini saat ini hah?! Kamu hanya menumpang di sini,ingat itu"Ucap Satya marah

Tiba-tiba Kayra keluar dari kamarnya karena mendengar keributan yang terjadi di depan.Ia terkejut melihat sang suami begitu murka kepada sang anak.Tetapi ia juga tak kalah terkejutnya melihat kondisi Nindia saat ini,seluruh badan basah kuyup.Bahkan Nindia tampak menggigil,dan Satya malah memarahinya tanpa membiarkan Nindia untuk mengganti pakaian terlebih dahulu.

"Ada apa ini ribut-ribut?"Ucap Satya mendekat kearah Nindia dan Satya

Kayra menoleh ke arah sang suami meminta penjelasan,"Mas,ada apa ini?kenapa kamu marah sama Nindia?kasian dia loh mas baru pulang dan baju nya basah gitu,nanti dia sakit"Ucap Kayra berharap sang suami bisa lebih bertoleransi kepada Nindia

"Anak ini sudah ngelunjak,dia pulang dengan lelaki dan sudah berani melawan ucapanku"Ucap Satya yang masih marah dan menunjuk ke arah Nindia

"Sudahlah mas,kasihan Nindia dia kedinginan.Biarkan dia ke kamarnya dan mengganti pakaiannya"Ucap Kayra berusaha membujuk sang suami

"Tidak bisa!!,dia harus dihukum karena sikapnya yang sudah tidak sopan terhadapku.Sini kamu,ikut saya!!"Satya menarik kasar tangan Nindia menuju ke belakang

"Mass!"Kayra terkejut dengan tindakan Satya terhadap Nindia.Dia berusaha melepas cekalan tangan Satya di tangan Nindia.

"Hikss Pah sakit Pah..Nindia mohon Pah..tolong lepaskan tangan Nindia..Hikss hiks.."Nindia tak dapat lagi menahan air matanya,ia meringis merasakan tangannya di cekal dengan begitu kasar oleh sang Papa.

"Mass sudah lepaskan Nindia,kasihan dia mass"Kayra masih berusaha melepaskan tangan Satya dari tangan Nindia

"Diam kamu!!Jangan ikut campur"Satya menepis tangan sang isteri dari tangannya dan masih terus melanjutkan langkahnya menuju ke belakang

Kayra tak dapat lagi menghentikan Satya,ia terduduk lemas di lantai sambil menangis melihat Nindia di seret sang Suami.Walaupun Nindia bukan anak kandungnya,tapi ia menyayangi Nindia sama seperti ia menyayangi Nadia.Ia tak pernah membeda-bedakan mereka.

Sesampainya di Gudang belakang,Satya langsung mendorong Nindia untuk masuk ke gudang tersebut.

"Diam kau di sini !! Ini hukuman karena kamu sudah berani melawan saya.Jangan keluar sebelum jam makan malam"Setelah berkata demikian,Satya langsung keluar dari gudang tersebut dan menguncinya dari luar

Meninggalkan Nindia yang sudah terisak dengan tangisnya.Sakit,itulah yang dirasakan Nindia saat ini.Selain sakit di pergelangan tangannya,ia juga merasakan sakit di ulu hatinya mendapat perlakuan seperti itu dari sang Papa.

"Hikss..Papa,kenapa Papa selalu kasar kepada ku,kenapa Papa tidak pernah menyayangiku,aku ingin Papa memelukku dengan penuh kasih sayang seperti Papa memeluk Nadia,Hikss hikss"

Nindia menangis meluapkan semua perasaan dalam hatinya.Entah sudah berapa lama ia menangis,hingga tak sadar ia sudah tertidur dengan posisi memeluk kakinya. Bajunya pun sudah kering dibadannya.

🔸🔸🔸


Hyy Remders  🖐🏻🖐🏻

I'm backk...

How did you feel about this part?

Semoga semuanya makin suka yah,hehe..

Buat Remders semuanya,jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca cerita ini.Bagaimana caranya kak?Mudah kok,kamu hanya perlu Vote dan Comment setiap cerita aku,Okey?

See you in the next part✨

cek ig: ailaafraalhadi_

RembulanWhere stories live. Discover now