O2. Who?

574 91 17
                                    

"Pppunten kentang," --Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pppunten kentang," --Nathan

-----

Tangan pria itu terhenti saat melihat secarik kertas di lokernya. Ia mengerutkan alis, kemudian meraih dengan hati-hati dan membuka surat itu secara perlahan.

"Siapa yang menyimpan surat ini di sini, ya." Ia bermonolog, tertegun ketika membaca untaian sajak dalam surat itu. Ia menyukai sajak sederhana. Dan juga, tulisan rapih yang ditulis oleh sang pengirim.

Nathan mengeluarkan bolpoin dalam tas, merobek kertas binder berwarna biru. Nathan pikir, sepertinya akan bagus ketika membalas dengan warna yang berbeda.

Untukmu

Apakah saya menyakitimu? Jika iya, maafkanlah,. Saya tidak bermaksud begitu. Lalu, apakah kamu bisa memberi identitas? Setidaknya saya mengetahui siapa kamu. Kalau pun saya tidak bisa membalas perasaanmu, bukankah kita masih bisa berteman? Ah iya, jangan sungkan. Sapa saja saya ketika berpapasan

Dari saya, Nathanael

Senyum Nathan memudar ketika tersadar satu hal. Kemana ia harus mengirim surat ini? Tidak mungkin kan kalau di simpan kembali dalam lokernya? Ah sudahlah, Nathan pikir lebih baik di simpan dulu dalam tas. Siapa tahu, besok pengirim rahasia itu memberi surat lagi.

-----



Silence [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang