"Seorang pengagum rahasia hanya akan berani mengutarakan perasaaan lewat surat tanpa nama"
--Nathala
-----
Sewaktu jam istirahat berlangsung, Nathan segera menemui Nathala di bangkunya. Jika kalian melupakan siapa Nathala, dia adalah seorang perempuan yang Nathan curigai sebagai pengirim surat rahasia. Si perempuan jutek dan introvert itu duduk di pojok dengan earphone menyumbat telinga sebagai ciri khasnya.
"Nathala?"
Perempuan itu menoleh, kemudian membuka earphone sembari menatap Nathan. "Apa?"
"Boleh saya bicara?"
Nathala menatap Nathan dengan saksama, lalu menangkupkan tangannya di atas meja. "Boleh."
"Begini, bagaimana cara wanita mendekati pria jika dia sebatas pengagum rahasia?" Sebetulnya Nathan menyesal bertanya seperti itu. Melihat respon Nathala yang membalas dengan wajah datar, spontan Nathan mengembuskan napas.
"Kenapa lo nanya kayak gitu?"
Nathan tersenyum manis, sangat manis. Bahkan nyaris mengalahkan neotam. "Hanya bertanya."
"Lagi dapet surat rahasia?"
Mendengar itu, Nathan membelalakan mata, ia kaget bukan main. Ternyata, diam-diam Nathala seseorang yang peka pada sekitar. Atau jangan-jangan, benar saja Nathala pelakunya. Tapi, kenapa respon perempuan itu sangat santai? Bahkan seperti tidak takut dan gemetar sama sekali seperti yang Nath bilang pada suratnya. "Kenapa bertanya begitu?"
"Cuma nanya," jawab Nathala tak acuh.
Nathan berpikir sebentar, ia mengangguk kecil sembari mengedikkan bahu. "Jadi, apa jawabannya?"
"Seorang pengagum rahasia hanya akan berani mengutarakan perasaaan lewat surat tanpa nama," ucap Nathala dengan enteng.
"Jadi, kamu pernah berada di posisi itu?"
"Yes, that's right."
------
Minju as Nathala
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence [finished]
Short Story[𝙎𝙝𝙤𝙧𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮 - menye menye story] Kita: sama-sama menjadi seorang pengagum rahasia. Hanya saja, aku menjadi pengagum rahasiamu, dan kamu menjadi pengagum rahasia dia. Kita juga sama-sama menjadikan nama seseorang dalam untaian sajak. Hanya...