Tidak memerlukan banyak basa-basi, akhirnya Nathan memutuskan keluar kelas untuk menemui seseorang. Baik, ia harap, hari ini menjadi hari yang baik, di mana dapat memecahkan banyak rahasia, dan memenuhi rasa penasaran dirinya.
"Eh clarin, dipanggil Nathan, tuh."
Perempuan yang disapa Clarin itu tersedak, hampir saja menyemburkan air yang berada di mulutnya ke permukaan.
"Hah gue?"
"Noh, mas-mas Indomart, ya elo lah."
"Sensi banget sih, pms lo?"
Lawan bicara Clarin itu merotasikan bola mata, menatap jengkel ke arah sumber suara. "Gue cowok, jing."
Perempuan itu tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya. "Pengen marah selalu, maksudnya."
"Bacot, belum aja gue tumpahin Boncabe."
---
"Nyari gue ya?"
Laki-laki tampan dengan senyuman paling manis itu menoleh, kemudian mengangguk sembari tersenyum hangat. Kira-kira, begini gambaran senyuman miliknya.
"Hai, iya. Saya mau lihat biologi, nih. Disuruh sama bu Taran. Bolehkah?"
Perempuan bernama Clarin itu ber-oh ria seraya mengangguk paham. "Tunggu sebentar, ya," katanya.
"Sebentar," sanggah laki-laki itu.
Clarin menoleh, kedua mata mereka bertemu. Yang satu mempunyai tatapan hangat, satu lagi dengan tatapan indah yang mampu menghipnotis siapa saja. Baik, katakan ini terlalu berlebihan.
"Ya?"
"Pulang sekolah, ada waktu? Saya ingin bertemu sebentar, ada yang ingin saya bicarakan." Ucapan itu meluncur dari mulut laki-laki bernama Nathanael Raxel Aldenan, menciptakan suasana tegang, dan membuat kondisi sekitar hening.
"Hah," refleks Clarin.
"Kenapa?" tanya Nathan.
"Nope, i mean...gue free kok." Clarin buru-buru masuk ke dalam kelas dan mengambil buku biologinya. Jantungnya berdegup kencang melebihi ritme melihat perlakuan laki-laki bernama Nathan tersebut.
"Ini," ucap Clarin sembari menyerahkan buku biologi miliknya ketika telah sampai di hadapan Nathan.
Nathan mengangguk, lagi-lagi tersenyum sangat manis. Baik, siapa pun akan jatuh cinta pada senyumannya yang indah. "Ah iya. Terimakasih ya, see u later, Nath."
Wait, he call me Nath?
--
Suasana kelas mendadak hening ketika guru Biologi masuk ke dalam ruang kelas. Namanya Bu Taran, guru paling kece dan cantik seantero sekolah. Paling disiplin namun asik diajak bergurau.
"Baik anak-anak, mulai ya," ucap Bu Taran membuka suara di antara keheningan.
"Permisi bu, buku saya dipinjam Nathan," potong Clarin, terkesan tidak sopan tapi ia terkejut karena tidak bisa mencatat poin-poin penting selagi guru itu menerangkan.
"Nathanael?"
"Iya betul bu, katanya disuruh ibu?"
"Saya nggak nyuruh, lho. Ada-ada aja kamu." Bu Taran geleng-geleng kepala dan memilih untuk melanjutkan pembahasan materi.
Wait, but..Nathan bohong?
---
y aku mabok jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence [finished]
Conto[𝙎𝙝𝙤𝙧𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮 - menye menye story] Kita: sama-sama menjadi seorang pengagum rahasia. Hanya saja, aku menjadi pengagum rahasiamu, dan kamu menjadi pengagum rahasia dia. Kita juga sama-sama menjadikan nama seseorang dalam untaian sajak. Hanya...