Mereka sama-sama manusia dan makan nasi. Hanya saja, perasaan yang tak sama.
--anonymous
-----
Untukmu, Nath
Apakah kamu benar-benar berhenti? Saya merindukan suratmu, Nath. Jika saya menyakitimu, saya minta maaf. Saya benar-benar tidak bermaksud begitu. Kamu siapa? Bisakah menunjukan wujud yang sebenarnya? Jangan takut dan jangan insecure.
Apakah kamu berpikir mencintai selalu perihal memiliki? Tidak, Nath. Mencintai tidak melulu perihal memiliki raga dan mendapatkan hatinya. Menurut saya, mencintai itu perihal menjaga.
Dan tolong, jangan mencintai saya terlalu dalam hingga menyakiti diri. Tolong cintai dulu dirimu sendiri sebelum mencintai orang lain.
Saya mohon, balas surat ini. Saya merindukan sajak-sajak di dalamnya. Saya merindukan tulisan rapih dan kertas merah mudamu.
Salam hangat untukmu.
Dari saya, Nathanael.
Setelah menulis surat untuk diberikan besok, Nathan membuka ponsel. Ia menekan logo Instagram dan mengirim suatu pesan. Ah iya, akun ber-username iamjstme_ itu men-privat akunnya. Bahkan hanya men-follow akun Nathan. Followers-nya pun hanya dua. Satunya Nathan dan satunya--akun olshop.
Nathanael: Kamu benar-benar menghilang?
Nathanael: Saya lebih menyukai suratmu
Nathanael: Tapi, kita tetap bisa berbicara lewat instagram, bukan?Tapi sayang, tiba-tiba akunnya memperlihatkan tulisan 'active 1m ago' bukan 'active now' lagi.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence [finished]
Short Story[𝙎𝙝𝙤𝙧𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮 - menye menye story] Kita: sama-sama menjadi seorang pengagum rahasia. Hanya saja, aku menjadi pengagum rahasiamu, dan kamu menjadi pengagum rahasia dia. Kita juga sama-sama menjadikan nama seseorang dalam untaian sajak. Hanya...