Ritual makan pun berakhir, seharusnya para murid sudah berada di ruang kelas mereka masing-masing tapi berhubung semua para guru sedang mengadakan rapat dengan kepala sekolah maka siswa siswi lainnya pun mencari kesibukan lain seperti: ada yang bermain tik tok, dandan atau bersolek diri, rebahan, baca buku, menggosip dan masih banyak lagi.Lain halnya dengan Canva dan Grizela yang lebih memilih duduk di lapangan melihat orang lalu lalang dan sibuk dengan fikiran masing-masing tidak ada yang memulai pembicaraan dan hanya diam.
Tak lama kemudian Canva mengeluarkan setetes demi setetes darah yang kental dari indera penciumannya hingga membuat Grizela terkejut dan panik.
"Canva itu hidung kamu berdarah"
" Oh ini, tidak apa-apa sudah biasa kok", ucap canva santai lalu di hapusnya darah itu menggunakan sapu tangan yang selalu ia Bawak kemana-mana.
"Berarti hidung kamu sering keluar darah dong itu tu harus di cek ke dokter Canva siapa tahu sakitnya parah, kalau gimana kita cabut aja toh semua guru sedang rapat dan satu jam lagi kita akan pulang", Grizela panik.
"Tidak-tidak aku tidak mau, kamu tenang saja nanti aku tinggal minum obat pasti darahnya berhenti",
Ucapnya tersenyum."Kamu yakin tidak perlu ke dokter?"
"Hmmm"
Setelah satu jam berlalu bel sekolah pun berbunyi,
KRING KRINGG...
Menandakan waktunya pulang, semua murid bersorak kegirangan waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi, para siswa-siswi pulang menaiki kendaraannya masing-masing."Canva kamu pulang sama siapa dan naik apa?"
"Aku sendiri dan naik angkutan umum"
"What!, serius?, Kamu sedang sakit dan sekarang kamu naik angkutan umum?", Teriak Grizela histeri hingga mengundang keheranan para murid lain yang lalu lalang.
Lalu di jawab Canva dengan berdehem.
"Udah deh lebih baik kamu bareng aku aja aku bawak mobil kok", ajaknya.
" Hiks, kamu tahu gak? Kamu adalah orang pertama yang perhatian sama aku hiks hiks".
" Loh kok malah nangis sih, aku kan jadi sedih udah deh sekarang kamu bareng baku aja yah?".
Dan langsung di iyakan Canva.
***
"Berhenti, sampai di sini saja rumah aku dekat lagi kok",
"Kenapa harus di sini?, Kan tanggung kalau dekat lagi"
"Sudah tidak apapa", jawabnya
"Canva sekali-sekali aku jemput kamu untuk main ke rumah aku ya, soalnya belum pernah teman ku datang berkunjung dan aku berharap kau mengabulkan permintaan ku itu".
Lagi dan lagi Grizela berteriak dengan keras hingga membuat orang-orang kaget.
"Iya, aku pamit duluan", karena dia tidak mau memperpanjang perbincangan karena saat ini kepalanya sedang pusing.
***
"Mas ini foto siapa!?, Mas jawab aku kenapa ada foto wanita di laptop kamu?"
"Ouh jadi kamu sudah mulai meriksa barang pribadi ku dan mencurigai aku, iya!?"
"Pertanyaan jangan di jawab dengan pertanyaan, cukup kamu jawab alasannya".
"Ahk aku capek aku butuh istirahat dan aku tidak mau berdebat"
Konflik yang semakin hari semakin memanas membuat suasana rumah ini suram sangat suram, percekcokan, ego, keras kepala, dan tidak ada yang mau mengalah.
Semua itu sudah biasa terjadi di keluarga ini, aku hanya bisa diam lalu menangis kenapa keluarga ku tak seharmonis keluarga yang lain pada umumnya, belum lagi derita diri ku yang hidup seperti tidak ada raga dalam jiwa, aku ingin merasakan cinta mereka satu sama lain, tapi mereka sangat menyayangi kedua putranya itu hingga melupakan aku sendirian.
Pergi ke kolam lalu menenggelamkan kaki ke dalamnya, membuat pikiran ku tenang walau hanya sesaat, tak paling tidak aku bisa merasa tenang.
"Non?", Panggil pelayan
"Hmm, iya bi ada apa?"
"Non Canva sudah minum obat?, kalau belum ini saya bawakan non"
"Oiya, terimakasih bi"
"Bibi permisi dulu non, takut ketahuan ibu"
Lalu di balas Canva dengan senyuman.
Attention: JANGAN LUPA TINGGAL JEJEK .
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Canva
Short StoryPantaskah seorang wanita penyakitan seperti aku mendapat sebuah cinta? Hahaha tentu saja tidak kalian ini sangat lucu biar ku perjelas, keluarga ku saja tidak menginginkan aku bahkan mereka sangat MEMBENCIKU! Catat itu baik-baik. Lalu bagaimana deng...