Chapter9

19 4 0
                                    


"Mas kamu mabuk lagi?!"

" Sudah aku katakan berhenti mabuk dan hilang kebiasaan buruk itu, kalau begitu terus aku capek mas capek!"

"Berisiikk!!"

Plakk

Satu tamparan keras berhasil mendarat dengan sempurna di pipi sebelah kanan Manda.

"Dan sekarang kamu udah mulai kasar sama aku?, Suami macam apa kau ini haa?!"

"Aku butuh ketenangan untuk menghadapi konflik yang terus menerus datang di kehidupan ini, dan kau tidak pernah peduli akan hal itu. Yang bisa kau lakukan hanya mengadu, ngomel sepanjang hari dan tidak pernah becus ngurus suami, belum lagi aku yang kehilangan tender yang sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan ku"

Kini emosi Surya sudah tidak bisa di bendung lagi, percekcokan semakin memanas, teriakan yang begitu keras dan suasananya yang begitu gelap.

Keributan seperti ini sering sekali terjadi dalam keluarga ini, mereka tidak akan ada yang mau mengalah jika belum puas.

Hemm ibu dan ayah berantem lagi, apa enggak capek kalau ada mulut terus?, Yang di hati keduanya hanya di penuhi oleh ego dan kekerasan.

Ku harap besok semuanya membaik, aku ingin istirahat tubuh ku seperti tidak berenergi. Aku sayang ibu, ayah dan Abang Haidar kalian adalah tujuan dan kekuatan kenapa aku sampai sekarang masih bertahan atas penyakit ku selama ini.

Canva bukannya tidak peduli akan konflik yang terjadi antara ayah dan ibunya saat ini, hanya saja ia tidak mau ikut campur dalam masalah orang tua, karena itu tidak sopan.

***

"Canva hari ini biar abang yang antar kamu ke sekolah"

"Canva naik angkutan umum aja bang"

"Kalau begitu bawak mobil aja, lagian abang hari ini lagi cuti dan mager kalau mau keluar"

"Enggak ahk bang males, Canva lebih suka naik kendaraan umum"

"Terserah" pasrah Haidar

Canva termasuk orang yang keras kepala dan itu salah satu sifat aslinya.

"Kalau begitu aku pamit dulu ya bang" pamit Canva

"Hemm" jawab Haidar

Abang Haidar hari ini kesambet apa ya baru kali ini dia nawarin aku di antar ke sekolah, padahal dari kecil aku selalu di biasakan naik kendaraan umum, dan jika aku menerima tawaran nya maka ibu pasti marah besar kan ibu paling tidak suka kalau aku dekat dengan abang Haidar. Tapi tidak apalah hari ini aku sangat senang karena orang yang aku sayang mulai peduli pada ku.

Terima kasih Tuhan abang Haidar mulai menunjukkan rasa pedulinya pada ku, dan aku sangat bahagia walau harus menolak tawarannya, jangan renggut perasaan ini lagi.

"Oik nampaknya ada yang lagi bahagia ni"

"Eh Grizela, iya dong hari ini aku bahagiaa... banget, tahu enggak kenapa?"

"Enggak, kan kamu belum cerita"

"Ishk kepo"

ucap Canva lalu lari meninggalkan Grizela yang dari tadi sudah berharap dan setia menunggu cerita Canva.

"Canva Albiero jangan lari kamu, kau telah PHP'in aku, dan aku tidak terima akan hal itu!" Teriak Ela.

Baru kali ini aku melihat wajah asli mu Canva, kau ternyata sangat ceria dan hal ini sangat langkah pada diri mu.

Aku harap kau seperti ini seterusnya, dulu aku melihat mu seperti orang hilang arah enggak tahu tujuan, tidak banyak bicara dan selalu pasrah.

Intinya sejak pertama berteman dengan mu aku sangat senang dan semakin hari rasa itu bertambah hingga membuat ku takut kehilangan dirimu, entah kenapa aku merasa suatu saat nanti aku akan kehilangan sosok yang sangat berharga.

***

"Gal dari tadi gue perhatiin lo bahagia amat, suka senyum senyum sendiri. Lo sehatkan Gal?"

Ucap Lion yang dari tadi bingung dengan perubahan sikap Gael hari ini.

"Gue tahu nih pasti gara gara Gael yang anter Canva pulang enggak biasanya nih bocah celingak-celinguk gak jelas kayak orang gila dan suka senyum sendiri" Sahut Brian

"Wih benar nih, jangan bilang lo Gal suka sama Canva" kata Deni.

"Gue juga enggak paham sama diri sendiri, jujur kalau aku dekat sama itu cewek siapa tadi namanya?, Oiya Canva, gue jadi ngerasa hidup setelah kepergiannya".

"Semua berawal dari senyuman itu"

Ungkap Gael.

I am CanvaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang