PRANK..!Saat turun dari tangga tidak sengaja ia menabrak sebuah vas bunga limited edition yang di beli pekan lalu dari New York saat menghadiri pesta pernikahan sahabatnya yang sertai lelang pada hari itu.
"Astaga anak tidak tahu diri, apa kamu tidak punya mata haa?!. Hingga memecahkan vas bunga kesayangan ku. Dan apa kau tahu harga satu buah vas bunga ini? Ini lebih mahal dari diri mu brengsek!".
Manda mencakar wajah mulus Canva lalu menamparnya hingga di sudut bibirnya berdarah.
"ampun Bu ampun, Canva tidak sengaja kepala Canva terasa oleng badan lemas dan merasa tidak berdaya".
"Apa peduli ku terhadap mu, hal yang terpenting itulah adalah kau telah memecahkan barang kesayangan ku!"
Nada tinggi yang di lontarkan Manda pada Canva hingga membuat semua orang yang berada di meja makan akhirnya bangkit akibat terganggu dengan suara ribut.
Saat Manda ingin menampar Canva tiba-tiba sebuah tangan mencegahnya.
"Hentikan ibu, kau itu tidak pantas lakukan itu pada Canva hanya karena sebuah vas bunga yang bisa ibu dapatkan kembali dengan mudah".
"Hari ini kau terselamatkan anak tidak tahu diri". Lalu Manda pergi dengan amarah yang harus ia pendam, jika bukan karena Haidar anak kesayangannya mungkin Canva sudah jadi cacat.
"Sakit bang, perih hiks hiks" Rengeknya.
"Sudahlah jangan di pikirkan, itu hanya akan membuat mata mu bengkak. Semalam aku mendengar suara tangis dari arah kamar mu dan aku yakin bahwa itu adalah kau, sebenarnya bukan hanya semalam tapi cukup sering".
Yaa Haidar Naro ALBIERO abang satu satunya Canva, orang yang mempunyai sifat peduli tapi tidak secara langsung di tunjukkan, agak dingin dan terkadang bodoh amat.
***
"Canva... Aku rindu... Serindu rindunya sama kamu".
Suara cempreng Grizela"Lebay ihk"
"Beneran tahu"
"Hemm"
Suasana sekolah masih terbilang sepi belum banyak para murid yang datang, sengaja pergi lebih awal di karenakan ia lebih suka aroma sekolah dan kehangatan yang bisa ia rasakan di banding dengan keadaan rumah yang sengat suram.
"Lahk itu wajah mu kenapa Canva?, kok ada darah sih terus itu wajah mu lebam", tanya Grizela.
"Oh ini Hem tadi, tadi itu ee... anu, di cakar kucing", jawab Canva berbohong.
"Kita ke kelas aja yuk" ajak Canva karena ia tidak mau jika Grizela tahu tadi pagi apa yang sebenarnya terjadi dan takut jika dia terusan bertanya-tanya.
Baru beberapa langkah ia dari tempatnya berdiri tadi tiba-tiba.
BUGHH
"Auww"
Pukulan bola berhasil mengenai Canva hingga jatuh tersungkur.
"Bro bro ada yang kena bola tuh. Waduh kayak nya dia pingsan deh".
Yah para sekelompok laki-laki itu adalah seorang tim basket yang telah mengharumkan nama sekolah ini, bayangkan betapa ideal nya postur badan mereka yang bidang, tangan berurat, memiliki rahang yang keras, mempunyai bulu kumis yang sangat tipis dan pastinya tinggi dong. Kebanyang gak tuh tingkat ketampanannya bagaimana.
Tanpa berfikir panjang salah satu tim basket tadi lari dan langsung menggendongnya ala bridal style hingga mengundang perhatian banyak dari para siswi yang lalu lalang saat memasuki pakarangan sekolah.
Bagaimana tidak panik para sekolompok tim basket tadi mereka melanggar peraturan sekolah di karenakan tidak di perbolehkan bermain jenis olahraga apa pun itu sebelum jam nya.
Siapapun yang melanggar maka akan di beri SP belum lagi membersihkan toilet yang bau nya sangat menusuk, apalah toilet khusus laki-laki bayangkan bau nya seperti apa huwek baru membayangkan nya saja sudah membuatku mual apalagi jika membersihkan nya, ampun deh.
SAMPAI SINI DULU CHAPTER 3NYA, SOALNYA AKU LAGI GAMOOD.
![](https://img.wattpad.com/cover/229478589-288-k264779.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Canva
Historia CortaPantaskah seorang wanita penyakitan seperti aku mendapat sebuah cinta? Hahaha tentu saja tidak kalian ini sangat lucu biar ku perjelas, keluarga ku saja tidak menginginkan aku bahkan mereka sangat MEMBENCIKU! Catat itu baik-baik. Lalu bagaimana deng...