Ketiadaan, adalah sesuatu yang nyata, dan tidak.
Ketiadaan hanya berlaku jika ada keberadaan, begitu pun kehilangan dan kesedihan.
Jika kau merasa sedih dan kehilangan, karena yang semula selalu ada disisimu, kini tiada,
Tenang saja. Kau selalu bisa menitipkan lukisan aksara bagi mereka. Jika mereka 'melihat' aksaramu --alih alih membacanya, maka jangan pernah pergi.
Tulislah, lukislah, tintamu tidak akan pernah habis. Kau tidak akan sendirian, karena pikiran, harapan, dan anganmu tidak pernah meninggalkanmu.
Aku tidak berhenti. Aku hanya melepaskan aksaraku pada pemilik barunya. Kuharap mereka bahagia.
Aku sangat bersyukur karena kalian sudah ada, dan menemaniku di gerbong kereta yang kosong ini. Turunlah pada stasiun jika kau menemukan tempat pulang, atau lanjutkan perjalananmu di kereta ini jika berkelana adalah keinginanmu.
Apapun itu, kuharap kalian bahagia.
Terimakasih.
--2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeruji Imaji
Poetry#4 on Poem (26/06/20) #3 on Poetry (18/06/20) #2 on Prosa (21/06/20) Rima aksara seorang jelata, yang terjebak pada tiap-tiap relung manusia, perlahan menyeruak, tamak.