Bab 8

8K 627 91
                                    

Nesa duduk dengan sopan dan rapi, dia mendengarkan keluh kesah admin terhadap kinerja Head Office.

Gadis itu mendapatkan sesi yang paling akhir.
Nesa mempresentasikan dengan lancar tentang permasalahan nasabah yang ada di KPM nya.

Dia menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Satu per satu peserta diskusi meninggalkan ruangan.
Nesa merapikan kertas yang dijadikan bahan presentasinya.

"Kamu baik-baik aja Q?" Tanya Alvaro hangat saat melihat wajah Nesa sedikit pucat.

Nesa melihat Alvaro lalu sedikit menyunggingkan senyum dan mengangguk.

"Aku liat kamu nggak makan siang, nggak minum juga" ucap Alvaro yang masih menatapnya.

"Soalnya gugup Pak. Takut salah..."

"Yang kamu sampaikan bagus kok. Jelas, tidak bertele-tele, beberapa kalimat terdengar sopan namun menekan mereka...saya suka..." Alvaro memuji.

Lagi-lagi Nesa hanya tersenyum tipis dan kaku.

Setelah merapikan dokumen dan menyimpannya dalam map, Nesa berdiri dari kursi.

Mereka sama-sama hendak keluar ruangan.
Namun tak sampai di ambang pintu, Nesa merasa tubuhnya ringan dan....

"QUEEN?!" pekik Alvaro dan menahan tubuh Nesa.

******

Nesa terbaring tak berdaya di ruangan yang serba putih.
Alvaro menggenggam tangan Nesa, sebelah tangan pria itu mengusap lembut kening Nesa.

'meskipun wajahmu pucat, kamu tetap cantik....kamu selalu cantik Q...' batin Alvaro dengan memandang lekat wajah Nesa.

Perlahan wajah pria itu mendekati wajah Nesa. Tanpa ijin dia mengecup lembut bibir kering Nesa, beralih ke pipi, kening lalu tangannya.

Dia menatap hangat wajah Nesa, dengan tangan yang masih menggenggam.

Beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi.

"Halo..."

"....."

"Masuk aja....kita ada di bilik ke dua." Ucap Alvaro.

Dan tak lama, wajah Nila menyembul dari balik tirai bilik. Nila melihat bagaimana cara Alvaro memandang Nesa dengan hangat. Tangannya mengusap kening Nesa dengan sayang.
Nila berdehem dan mengakibatkan tangan Alvaro menjauh dari wajah Nesa, dan melepaskan genggamannya.

"Hai....aku Nila, teman Nesa..." Ucap Nila sambil mendekati tepi ranjang Nesa.

"Alvaro...bagian Development...dia tidur..."

Tak lama, Nesa menggumam dan perlahan matanya terbuka.

"Hai mbak, kamu keliatan jelek...." Canda Nila.

Nesa hanya tersenyum lemah dengan menyapu pandangan di sekelilingnya.

"Q....masih lemas ya?" Tanya Alvaro dengan tatapan hangat.

"Lebih baik ...." Jawab Nesa dengan parau dan memandang sekilas wajah Alvaro yang tampak kuatir.

"Sudah ada temannya, aku ke dokter dulu ya...." Pamit Alvaro.

Nesa hanya mengangguk.

Alvaro meninggalkan ranjang Nesa, dia menuju meja dokter yang ada di dekat pintu ruangan.

"Mbak Vanesa mengalami gangguan pencernaan, kemungkinan asam lambung." Ucap seorang wanita yang memakai setelan hijau dengan stetoskop yang menggantung di lehernya.

"Tapi dia baik-baik aja kan dok? Tadi saya liat, dia memang nggak makan siang dan nggak minum sama sekali."

"Untuk penderita asam lambung, walaupun diberi sedikit makanan atau minuman tidak akan bisa masuk, mual terus. Sehingga mengakibatkan dehidrasi. Dan kejadian sekarang bukan akibat hari  ini, mungkin bisa beberapa hari kemarin pola makan tidak  teratur. Dia harus minum obat dulu, lalu 5 menit setelahnya baru bisa makan.

#6 ART OF LIFE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang