EXTRAAAAAAAA

15.4K 709 197
                                    

Tiap Sabtu pagi orang tua dan mertua Nesa selalu mengunjungi rumah mereka.

Meskipun rumah Isti hanya berbeda blok, tapi Aji melarang istrinya terlalu sering ke rumah anaknya.

"Biar dia mandiri Love....kalo butuh bantuan, pasti dia telpon kamu...." Pesan Aji.

Nesa menyiapkan makanan untuk Jagad yang sekarang sudah berusia lewat 1 tahun.

Mommy, ibu dan Al duduk di meja makan sambil bercengkrama.

"Al....Jagad sudah setahun...kamu nggak pengen buatin adiknya?" Tanya Rena.

'buatin???? macam kue aja...' batin Nesa yang berdiri di dekat kompor.

"Iya Al...biar kalo weekend gini nggak rebutan...." Tambah Isti.

Tiap weekend Rena atau Isti bergantian mengajak Jagad menginap di rumahnya.

"Kamu nunggu apa sich Al?" Tanya Rena.

"Mumpung masih kecil...kalian juga masih ingat cara gendong bayi...ntar kalo kelamaan uda kaku ..." Tambah Isti.

Al hanya menoleh bergantian ke arah ibu atau mommy saat mereka berbicara.

"Ya Allah....ini kompor panas banget ya?!" Nesa berucap kencang dan melirik 2 wanita paruh baya itu yang mempengaruhi suaminya.

Rena tersenyum mendengar sindiran menantunya.
"Ya tau kalo situ yang punya anak....tapi jangan di tunda-tunda...ingat umur kamu dan istrimu... " Rena terus berucap.

"Iya mom....." Jawab Al patuh.

Menjelang senja, Rena dan Dani mengajak Jagad pulang ke rumahnya. Isti dan Aji pun juga kembali ke huniannya.

Sekarang mereka hanya berdua di rumah ini.
2 ART sudah pulang sejak pukul 17. Dan suster tentunya mengikuti Jagad.

Al dan Nesa duduk berdampingan di depan TV.

"Kapan Jagad bisa punya adek?" Bisik Al dan mengusap perut istrinya. Bibir dan hidungnya samar-samar menempel di pipi Nesa.

Nesa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Sentuhan lembut suaminya membuat tubuhnya meremang.

"Sebenarnya aku juga sudah siap Jagad punya adek...." Nesa menoleh, bibir mereka sangat dekat, ujung hidung mereka pun bersentuhan.

"Terus masalahnya apa?" Al menggoda dengan menggigit lembut telinga istrinya. Tangannya menyusup ke dalam blouse dan merasakan kulit halus perut Nesa.

"Aku kasian sama kamu kalo anak sakit...kamu ikut begadang.... apalagi kalo rewel, Jagad maunya cuma sama kamu...." Nesa mengeluarkan uneg-unegnya.

"Q...sudah tugasku dan kewajibanku....aku juga sedih kalo anak sakit, walaupun begadang tapi aku merasa tidak terbebani....aku ikhlas ngejalani itu..." Al masih berbisik.

"Kamu pengen punya anak berapa?" Tanya Nesa, pertanda baik untuk Al.

"Kalo bisa lebih dari 2...dan kalo bisa cewek...."Al terus menyentuh titik rangsang istrinya. Sesekali Al mencium leher Nesa, membuat nafas wanita itu tak teratur.

"Emang kenapa kalo cowok?" Tanya Nesa berusaha mengontrol nafasnya yang mulai berat.

"Aku nggak suka kalo ada yang mengulum putingmu" Al meremas lembut payudara Nesa.

"Dia anakmu Al...."

"Tetap aja dia laki-laki ...." ucap Al dengan bibir cemberut.
Nesa tersenyum mendengar ucapan konyol suaminya.

"Itu bibir ngapain manyun gitu? Minta di cium?" Nesa menggoda dengan kata-kata vulgarnya.

Al tak berucap, dia merespon dengan melumat bibir sensual istrinya yang sejak tadi menggoda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#6 ART OF LIFE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang