Bab 14

8.7K 673 103
                                    

"Kenapa aku nggak bisa marahi dia sich, Love....." Tanya Aji yang sekarang terbaring dikamar, menatap langit-langit.

"Mas terlalu sayang sama dia...." Ucap Isti yang merebahkan kepala didada suaminya.

"Kira-kira mereka uda ngapain aja ya?" Aji menerawang. Sebenarnya Aji ingin mengungkapkan kekuatirannya agar Nesa tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita. Tapi pria itu takut kata-katanya akan melukai hati istrinya atau menyinggung perasaannya. Karena Isti telah gagal untuk masalah ini.

"Mas....aku uda cerita ke anak-anak tentang masa laluku yang tidak bisa ditiru. Apalagi ke Nesa, aku sering ingat kan....harus menjaga kehormatannya, keperawanannya...aku juga nggak mau dia mengalami hal yang sama...." Ucap Isti seolah tahu kekuatiran suaminya.

"Jadi menurut mu mereka nggak ngapa-ngapain ?"

"Aku lihat leher Nesa nggak ada tanda bekas cumbuan ...."

"Aku takut Nesa tergoda....."

"Mas harus percaya sama Nesa... walaupun Al ganteng, tampan....aku yakin anak kita bisa jaga diri...."

Dari percakapan orang tua Nesa yang bimbang tentang anak gadisnya, akhirnya mereka masih mengijinkan Nesa kos lagi. Tapi dengan syarat, jika mereka mendengar atau melihat ada pria yang masuk di kamar kos lagi, Nesa kembali pulang.

******

"Ingat pesan ibu?!" tanya Isti sambil menyisir rambut Nesa yang lebat.

"Ingat Bu! Jaga keperawanan! Jangan kebablasan!" jawab Nesa dengan menyuapkan sesendok nasi di mulutnya.

"Ibu dan Ayah sayang Nesa. Nesa juga sayang Ibu kan?"

Gadis itu mengangguk.

"Ibu tahu...Al pria pertama yang dekati Nesa. Mungkin saat ini Nesa merasa nyaman kalo dekat Al.....seneng kalo liat Al....seneng dapat pesan dari Al......tapi Ibu juga kuatir kalo Al menyakiti Nesa....jadi Nesa tau kan harus bagaimana? Jaga diri Nesa...jaga hati Nesa....." Isti mengingatkan anaknya dengan lembut dan bicara dari hati ke hati.

Nesa hanya bisa mengangguk lagi. Dia menyadari, dan menyesali perbuatannya dengan membebaskan Alvaro mencium bibirnya, mencecap lehernya beberapa kali tanpa hubungan yang tak jelas.

"Tapi Nesa masih boleh kan Bu di antar jemput Alvaro?" tanya Nesa dengan hati-hati.

"Boleh...Alvaro boleh datang kerumah kapan aja ...."

"Nes....kamu berangkat sama kak Vas ya?!" celetuk Vasco yang menuruni tangga.

"Nesa di jemput Alvaro kak....."

"Jam berapa jemputnya?" tanya Vasco selaku pria yang paling tampan di keluarga Aji.

"Ntar lagi datang....kakak uda sarapan?" tanya Nesa.

"Uda tadi....Kakak berangkat duluan ya...." ucap pemuda itu sambil mencium punggung tangan Ibunya lalu mencium puncak kepala Nesa.

"Uda pamit ayah kak?" tanya Isti.

"Uda Bu...." jawabnya dengan melangkahkan kaki keluar rumah.

Saat di teras, dia berpapasan dengan Alvaro.

"Mau berangkat kak?" tanya Alvaro dengan tersenyum ramah.

"Kamu ngapain kemarin masuk ke kamar kos Nesa?" tanya Vasco tak menjawab pertanyaan Alvaro.

Alvaro pun menceritakan apa yang terjadi.

"Kamu jangan mempermainkan Nesa dengan wajah gantengmu. Kalo kamu ada niatan sedikit saja menyakiti dia...lebih baik kamu mundur sekarang! Jangan sampe menyesal! Ngerti?!" Vasco memperingatkan dan menatap Alvaro dengan tegas.

#6 ART OF LIFE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang