"Pak....." ucap Nesa lirih, dia terkejut dan tertegun merasakan kecupan dipipinya, sehingga menghentikan usapan di pipi Alvaro.
Nesa menatap sendu mata Alvaro dengan mulut sedikit terbuka. Wajah polos Nesa membuat Alvaro semakin tidak kuasa untuk melakukan lebih jauh lagi.
"Ehhmmmm" Nesa mengeram saat Alvaro mencium kasar bibir Nesa, dan memegang tengkuknya. Pria itu meluapkan rasa rindunya dan melampiaskan hasrat yang dia tahan selama ini. Lumatan yang awalnya liar, kini perlahan menjadi lebih lembut, penuh dengan perasaan.
Nesa bukan gadis polos, dia tahu apa yang mereka lakukan, dia pun juga merindukan pria yang ada didepannya setelah beberapa hari tidak bertemu. Sang gadis terbuai, ini adalah ciuman pertamanya, dan dia melakukannya dengan pria yang Nesa inginkan.
Nesa membalas lumatan Alvaro dengan mengulum lidah si pria, tangannya mengusap dada dan rahang Alvaro.
Respon Nesa membuat Alvaro makin menjadi.
"Can't stop Q..." Bisik Alvaro melepaskan kecupannya sesaat, lalu mengecup lagi.'So don't stop' batin Nesa dengan mengusap lembut tengkuk Alvaro.
Perlahan tubuh Alvaro makin mendekat, dan dia berhasil memeluk tubuh Nesa. Mereka masih saling melumat dan memanggut, suara lenguhan terdengar saat lidah mereka saling menggoda.
Mata Nesa terpejam, dia memasrahkan tubuhnya yang dipeluk erat oleh Alvaro. Dan si pria belum ada niatan untuk berhenti.
"Pak...." Nesa berucap lirih menghentikan paksa acara lumat melumat, karena dia merasakan sesuatu yang mengeras menempel di pusat tubuhnya. Nesa menatap Alvaro dengan rasa malu, bingung, senang dan entah apalagi. Jantung mereka saling berlomba berdetak kencang.
Alvaro tersenyum sambil melipat dan membasahi bibirnya sendiri. Nesa mengerti yang terjadi pada tubuh pria yang masih melingkarkan 2 lengan di pinggangnya. Gadis itu menunduk malu, tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Aku normal Q....." ucap Alvaro dan mengecup puncak kepala Nesa yang menunduk.
"Kita balik ke party ya Pak...ntar di cari..." Nesa lagi-lagi mengalihkan perhatian.
"Ok...." Alvaro menuruti, dia terus melingkarkan lengan dipinggang Nesa saat mereka berjalan menuju meja bundar dimana orang tua Alvaro duduk beserta sahabatnya tadi.
"Darimana?" Tanya Rena saat mengetahui Nesa duduk di sebelahnya.
"Toilet Mom...." Alvaro yang duduk di sebelah Nesa menjawab. Nesa duduk di apit Rena dan Alvaro.
"Nesa kerja dimana?" Tanya Dani yang duduk di sebelah Alvaro.
"Sama seperti pak Alvaro Om...." jawab Nesa sopan.
"Kok kuping ku jadi aneh ya Q...kamu panggil daddy Om... sedangkan kamu panggil aku Bapak?" Alvaro protes.
"Kebiasaan ...." Bela Nesa dengan suara lirih tanpa menatap Alvaro. Gadis itu belum berani melihat wajah Alvaro setelah apa yang mereka lakukan tadi.
Serangkaian acara dan menu makanan mereka lewati. Sesekali Nesa terlibat obrolan bersama Rena dan Fenty, begitu juga Alvaro yang sering mengobrol dengan daddy nya dan Vino.
Walaupun mereka di topik pembicaraan yang berbeda, tangan Alvaro menggenggam tangan Nesa yang sembunyi dibawah meja.Kadang dia berhasil mengacaukan pikiran Nesa, gadis itu hanya diam dan merasakan tangannya diremas dan dimainkan oleh Alvaro. Tapi tetap saja Nesa belum mau memandangnya.
Menu makan penutup telah disajikan.
"Kita ke balkon yuk Q..." ajak Alvaro sudah berdiri dan menarik tangan Nesa yang ada digenggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#6 ART OF LIFE (TAMAT)
RomanceLebih baik baca 'Cinta Yang Berliku' dulu ya.....