Bab 17

11.3K 670 126
                                    

Usai mengantar Al di teras, Nesa kembali duduk di ruang tamu.

"Gimana Nes?" tanya Aji.

Nesa menghela napas, dan membuangnya secara kasar.

"Ayah tau dia siapa? Dia itu keturunan Artomoro...."

"Ayah juga taunya baru kemarin, waktu pak Dani ke sini lagi. Untung dia nggak ngadu ke bapaknya kalo pernah di sindir-sindir....." jawab Aji.

"Ya nggak papa Mas! Supaya Al tau, kalo mas itu sayang banget sama anaknya..." Isti menimpali

"Menurut ayah gimana?"

"Apapun yang kamu putuskan...ayah dan ibu selalu dukung Nesa ...." kata Aji.

"Bisa nggak di kasih waktu lebih lama lagi?"

"Kamu tanya aja ke Al...mau nggak nunggu?" Isti menggoda anaknya.

"Ibu pasti tau jawabannya!" ucap Nesa lalu berpamitan ke kamarnya.

Pagi harinya, Nesa dijemput Al untuk berangkat kerja.

Beberapa kali Al melihat Nesa yang ada di sampingnya mengulum senyum.

"Kenapa sich senyum-senyum sendiri?" tanya Al heran.

"Bapak nggak tahu kalo ada yang beda?" tanya Nesa balik.

"Yang beda apa?" Al bertanya balik lagi.

Nesa menghela napas dan menggumam.

"Ya uda dech kalo nggak tahu. Ternyata semua pria sama. Nggak peka!" jawab Nesa pasrah, seketika senyumnya hilang.

"Lipstick baru?" tanya Al sambil melihat bibir Nesa yang selalu menggoda.

Nesa menggelengkan kepala.

"Bedak baru?" tanya Al lagi. 

"Bukan!"

"Apa ya Q? Lebih cepet kalo kamu ngomong langsung ...jangan tebak-tebakan seperti gini, sampe besok kayaknya aku nggak tau jawabannya ...."

Nesa mengangkat sebelah tangannya, dan membuat Alvaro tesenyum. Al melihat cincin pemberiannya telah melingkar di jari manis Nesa.

"Aku tahu kamu pasti terima lamaran ku.....nggak akan ada yang bisa menolak Alvaro!"

"Eh?! Kok sombong gini ya?!" Nesa mencubit Al. Pria itu mengaduh dengan lirih.

"Cuma sama kamu lho Q aku bilang I Love You...sama yang lain nggak pernah...."

"Terus, dulu bapak menyatakan cinta gimana?"

"Nggak pernah! Mereka yang ngajak aku jalan....aku sich iya-iya aja....daripada malam minggu sendirian kan?"

"Bapak ternyata sombong banget lho....."

Al terkekeh mendengar hujatan langsung dari kekasihnya.

"Besok pulang kerja langsung ke rumah kan?" Tanya Al meyakinkan.

"Iya pak...ayah uda ijin pulang siang kok...."

Esok harinya.

Nesa dan orang tuanya bertamu di kediaman Al.
Orang tua Al menyambut hangat kedatangan mereka.
Setelah bercengkrama dan sedikit basa-basi, Dani memulai pembicaraan yang serius tentang masa depan anaknya.

"Mas Aji....Al sudah cerita tentang pembicaraan setelah lamarannya. Kami sungguh minta maaf atas kelancangan Al."

"Al lancang kenapa Pak?" Aji menyela.

"Lamarannya belum terjawab, dia malah ngajak nikah ...kami minta maaf. Mungkin Nesa malah takut atau terbebani."

"Dia uda jawab lamaran Al, Dad...." Al menyahut.

#6 ART OF LIFE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang