Bab 18

11.7K 657 119
                                    

Setelah melewati malam yang cukup panjang, akhirnya Nesa bisa tidur lelap. Tak butuh lama baginya untuk memejamkan matanya, karena dia benar-benar lelah. Lelah dengan prosesi pernikahan sekaligus resepsi, lelah dengan kedatangan sepupu serta kakaknya, dan yang paling membuatnya lelah karena si suami yang belum puas bermain dengan tubuhnya.

Hingga Al terbangun, Nesa masih tertidur sambil meringkuk memunggungi suaminya.Perlahan Al menyibak selimut yang menutupi punggung si istri. Pria itu tersenyum ketika melihat beberapa bekas kecupannya di punggung mulus yang berwarna kuning langsat. 

Al mencium tulang punggung istrinya, ciuman yang lembut perlahan naik hinggak ke tengkuk. Nesa menggumam saat merasakan geli di lehernya. Mau tak mau dia membuka matanya, lalu perlahan merubah posisinya menjadi terlentang. 

Sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, Nesa menoleh dan melihat wajah suaminya yang sedang tersenyum, memandangnya dengan hangat.

"Uda dari tadi ya bangunnya?" tanya Nesa dan mengusap rahang Al.

"Nggak juga! Bangun buat pesen sarapan."

"Uda di anter?"

"Belum! Aku bilang jam 10, jadi masih ada waktu untuk 1 ronde lagi!" ucap Al sambil menurunkan selimut istrinya yang menutupi dadanya. Dan Al mengecup payudara Nesa yang kenyal beberapa kali.

"1 ronde nya sapa nich? " Nesa mengernyitkan dahinya. Jika Al menjawab 1 rondenya Nesa, maka permainan ini tak akan lama. Tapi jika 1 ronde untuk untuk pria itu sendiri, maka permainan ini akan memakan waktu cukup lama. Karena Al akan menyiksa Nesa dengan kenikmatan.

"Kita berdua Q..." bisik Al mencium lembut pipi Nesa, lalu melumat bibir istrinya. Sambil memberikan kecupan di bibir istrinya, perlahan Al menyibak selimut yang menutupi tubuh Nesa.

Mulut Al berpindah mengulum puting Nesa, dan tangannya mengusap kemaluan istrinya, seketika wanita itu menggelinjang. Nesa mendesah nikmat di telinga suaminya, sesekali dia menggigit lembut telinga Al. Pinggul Nesa mulai bergerak ketika jari-jari suaminya mengobrak-abrik kemaluannya, sambil menikmati kuluman di putingnya.
Cairan cinta terus keluar dari milik Nesa, sehingga menimbulkan suara kecipak saat jari Al memainkan lubang surgawinya.

"Sudah basah dan licin. Kita main cepat ya Q.." bisik Al saat melepaskan kulumannya.

Pria itu beralih di antara 2 paha istrinya, memisahkannya lebih lebar lagi. 

"Oughhh..." suara Nesa ketika Al menenggelamkan kepalanya di antara 2 paha istrinya.
Al menggoda dengan menjilati kemaluan istrinya yang terus mengeluarkan cairan. Kadang dia menggigit lembut dan mengecup kuat hingga Nesa memekik kecil dan mengangkat pinggulnya. Al kembali memasukkan jarinya di kemaluan istrinya, dan dia mengungkung istrinya. Perlahan Al menyatukan miliknya, menggantikan jarinya.

"Hmmm..Q...." bisik Al saat kaki Nesa melilit pinggangnya, dia merasa miliknya diremas.

Al mulai menghentakan tubuhnya dengan menyembunyikan wajahnya di leher istrinya, mencium dan menjilati. Setelah beberapa saat saling  menggoyangkan pinggulnya, mereka mencapai titik kenikmatan.

AL berguling di sebelah Nesa, keduanya beberapa kali menghela nafas panjang.

"nanti jam 12 ada housekeeper, aku minta ganti spreinya" ucap Al dan menarik tubuh Nesa ke dadanya.

"Malu Al...ada darahnya gitu...." 

"Terus kamu mau cuci sendiri? Mana ada Q......." ucap Al dengan terkekeh.

"Terus bilangnya apa kalo di tanya ada noda di sprei?"

"Housekeeper uda tahu kalo kita habis bercinta. Mereka uda biasa kayak ginian....kita bukan pasangan pertama. Tugas mereka bersihkan kamar, bukan nyinyir."

#6 ART OF LIFE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang