Jemari tan menutup pintu geser ruangan kamar pribadi kediaman raja, terdapat remaja berambut hitam di dalam sana. Setelah pintu tertutup rapat, sang raja berjalan menuju Shinobi yang sedang menunggu dengan melipat satu lutut dan menunduk hormat di ruangan tengah yang berbatasan langsung dengan kamar.
"Sai," Naruto melipat kakinya, duduk bersila diatas zabuton. "...Selidiki siapa sebenarnya yang membunuh Sakura."
"Ha'i!"
"Jangan sampai ada yang mengetahui kalau Sasuke ada disini."
Pemuda berambut hitam berkulit pucat itu menunduk dalam sebelum meninggalkan ruangan pribadi raja.
Naruto memutuskan mengkarantina Sasuke, di kediamannya, meski itu sebenarnya ilegal untuk dilakukan.
***
Sai keluar dari kediaman raja dengan menenteng katana yang tidak disarung, pedang tipis itu mengkilat memantulkan cahaya bulan. Sai menutup pintu geser dan berjalan kearah empat prajurit yang berjaga di depan kediaman raja.
"Selain kalian, siapa lagi yang tau kalau Pangeran Sasuke ada disini?"
Prajurit saling berpandangan satu sama lain, dan satu diantara mereka menjawab, "Hanya kami berempat."
"Jadi selain kalian tidak ada lagi yang tau?"
Para prajurit mengangguk, setelah itu dengan kecepatan kilat katana tipis namun mematikan itu terayun, menari-nari di udara untuk memutuskan leher keempat prajurit berbaju zirah, hingga tubuh mereka roboh berjatuhan ketanah.
Sai dengan tenang menyimpan katananya yang telah berlumuran darah. Pengorbanan itu diperlukan agar rahasia tetap terjaga.
***
"Putri Sakura ditusuk menggunakan pisau dibagian perut, kami tak dapat menemukan senjata itu di kamar Yang Mulia Putri, pelaku pasti memiliki pisaunya, ijinkan kami untuk menggeledah kediaman Pangeran Sasuke, Yang Mulia."
Dahi Naruto berkerut sejak tadi, keterangan kasim dan dayang-dayang saksi mata kejadian itu tak ada satupun yang bisa menyelamatkan Sasuke dari tuduhan. Yang Naruto takutkan adalah kasim ini sengaja melakukan persekongkolan bersama suatu pihak untuk menghabisi nyawa adiknya dan memojokkan Sasuke. Jika itu terjadi, maka cukup dengan sekali dayung saja dua pulau sudah bisa terlampaui.
Naruto menatap Kasim pengurus Putri Sakura yang sedang bersujud itu dengan tajam.
"Lancang sekali kau mengatakan ingin menggeledah kediaman anggota kerajaan, kau tau siapa yang kau bicarakan itu, ha?"
Raja yang tengah duduk nyaman disalah satu ruang dikediamannya itu sedikit terbawa emosi, ia sama sekali tidak setuju dengan ide liar yang dipinta oleh Kasim bawahan Putri Sakura itu. Menuduh orang yang tidak menghasilkan keuntungan apapun bukanlah jalan favoritnya.
"...Akulah yang berhak mengatakan dan menentukan bahwa Pangeran Sasuke layak dicurigai sebagai pembunuh Putri Sakura."
Karena ucapan Raja yang agak keras, Kasim itu bersujud semakin dalam, tubuhnya tersentak dan nada bicaranya langsung terdengar gemetar. "Yang Mulia, ampuni hamba karena telah berani lancang!"
"...Tapi, Yang Mulia, mengenai kesaksian kami, hamba dan dayang-dayang istana rela dihukum mati jika seandainya ada keterangan kami yang tidak sesuai satu sama lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Valley of The End | (NaruSasu)
RomansaHilangnya Calon Pangeran pengantin Putri Sakura membuat Sasuke gelisah hingga mengkhawatiran hidupnya sendiri. Ia berusaha menguak misteri tersebut, dimana sang raja penguasa kerajaan Konona yaitu Naruto telah mengetahui segalanya. Ia dihadapkan pad...