chapter 6

114 15 0
                                    

     Gadis yang masih setia menutup mata senyaman tergulung selimut miliknya diluar rintik hujan mulai mengguyur dikota ini.

    Hingga sebuah ketokan pintu tak mampu membangunkannya juga mulai pintu terbuka seseorang yang tadi mengetok pintu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sang saudarinya.

   "Dek... Ayok bangun..." ucapnya menggoyangkan tubuh sang empunya yang sedang meringkuk ditebal selimut miliknya.

   "Adek ayok bangun... Ini hampir subuh loh... Nggak biasanya kamu bangun terlambat..." ucap fakih yang sudah sedari tadi geleng-geleng kepala

   "Eum.. Emang jam berapa sih..." suara serak yang baru saja keluar dari mulut seorang Alzadinin.

   "Ini hampir jam lima loh dek... Ayok cepet keburu azan loh.. " ucap fakih menepuk pipi sang adek agar segera bangun

   "Hah... Beneran bang... Mau jam lima... Ya Allah kenapa nggak dibangunin dari tadi... Ahh Al jadi nggak sholat malam kan..." cerocos Al yang sudah berlari kekamar mandi

    "Cepetan dek... " teriak fakih dibalik pintu kamar mandi

   Sedangkan Al hanya bisa mengerutu tidak jelas akibat tadi malam ia menangis dan baru bisa tertidur pada pukul 12:00 lebih.

    Dengan seribu langkah ia keluar dari kamar mandi bertepatan dengan azan subuh mulai berkumandang.

    Dipagi harinya Alza sedang membantu sang umi memasak,dan semua pun sudah kumpul dimeja makan sesaat kemudian mereka mulai menyantap sarapan yang sudah dimasak oleh hanifa dan Alza.

*****

Ku pendam rasa ini walau sedikit berdebu...
Dan biarlah menjadi saksi jika diriku ini tak pernah luput dari pesonamu itu...
Walau berulang kali ku mencoba untuk menghapus bahkan menghilangkan rasa ini namun tetap saja rasa itu masih tersimpan rapi ...
Didalam lubuk hati...
Biarlah takdir yang menentukan agar semuanya tampak jelas nantinya...
Biarlah semua rasa ini kupendam sendiri dan biarlah Allah menjadi tempat perantara yang ku kunjingi setiap saat...
Meluapkan keluh kesahku yang semakin sakit jika dirinya dengan orang lain...
Tetapi tak ada hak untukku melarangnya ...
Biarlah aku merasakan sakit dalam mencintaimu dalam diam ini...!!:)

         Coretan demi coretan yang tercetak dibuku kesayangannya itu mencurahkan semua keluh kesahnya,menuangkan suasana hatinya yang sedang memburuk.

   Dan biarlah buku itu menjadi saksi bahwa ia sedang mengagumi bahkan mencintai secara diam begitu sakit,menahan sesak dihati.

   Biarlah ia memendam rasa ini sendiri tanpa dan tidak ada orang yang mengetahui,sudah cukup ia menangisi orang yang bukan siapa-siapa baginya

     Namun siapa sangka air mata itu keluar dengan sendirinya tanpa seizin darinya,beginikah menahan sesak dihati...?? Beginikah rasanya mencintai namun tidak terbalaskan...?? Apakah semuanya nanti berakhir dengan begitu indah ataukah dengan deraian air mata.

    Sesak dihatinya itu menjadi bukti bahwa ia sedang mengalami kasmaran namun tak terbalaskan.Alza mengakui bahwa tidak seharusnya ia menaruh rasa pada yang bukan mahromnya,dan tak seharusnya rasa itu ada pada lubuk hatinya.

    Semuanya seakan hanya akan menjadi krikil debu yang mudah untuk disapu angin,biarlah rasa kagumnya ini menghilang seperti debu yang diterpa oleh angin lalu lenyap dan sirna

    Alza hanya tersenyum miris dengan nasib yang seakan membawanya kedalam dekapan yang seakan tidak bisa ia gapai bahkan ia genggam.

     Ia harus bisa melangkah kedepan tanpa melihat kebelakang tanpa menoleh kesosok yang sudah bisa menjatuhkan hatinya kedalam sosok itu.

Takdir Allah Untuk Cinta ALZA♡✈✈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang