[Fanfiction]
[BAHASA]
[Harshwords]
Keju
• Be a good reader please❤️•
Emang ya, yang namanya Haechan sama Jerel tuh gabisa banget sehari akur. Ada aja aksinya. Ntah rebutan tempat duduk, rebutan makanan, intinya apa aja tuh dibuat rebutan.
Haechan y...
Sekarang, mereka—Yeji, Jaemin, Jisung, Haechan, Felix, Jeno, sama Renjun—udah ada di kantin rumah sakit. Ternyata, kaki Jerel udah harus di jait, dan untungnya kantung darah yang sesuai dengan Jerel masih ada.
Icung sama Ryujin udah ada di dalem rumah sakit bareng Taeyon—bunda mereka—dan kakak kakaknya itu.
Mendengar pertanyaan Yeji, Renjun mengernyit tak mengerti, "Aneh apaan, Ji?"
Yeji menatap Jisung sama Felix, "Sung, Lix, tadi pagi kan lu pada nyobain sepatu Jerel kan?" tanya Yeji. Jisung sama Felix ngangguk,
"Nah, gaada beling atau apapun kan?!" tanya Yeji lagi, sekarang mereka menggeleng. Yeji menjentikan jarinya, membuat mereka semua—tak terkecuali Jeno—memperhatikan gadis jangkung bermata kucing di depannya.
"Logikanya disini, itu sepatu kan pas dipake sama Jisung Felix gaada apa apa. Terus, abis itu Jerel nyimpen sepatunya dibawah mejanya dikelas. Kemungkinannya, ada beling yang jatoh ke sepatunya Jerel. Tapi ngga mungkin, karena—lo tau lah seberapa bersihnya Jerel? Masa iya ada sampah beling dimejanya apa lagi kolongnya? atau—" Yeji menatap mereka semua,
"—Ada yang sengaja masukin."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jerel udah sadar dari biusnya, dan betapa terkejutnya dia pas buka mata ada Haechan yang duduk di brankarnya tapi disisi depan, sambil main hp sambil makanin apel—yang harusnya buat Jerel.
"Woi, ngapaen lo disini, Jal?!" tanya Jerel sensi. Haechan melihat Jerel yang sudah menatapnya sinis. Lalu, cowok bekrulit tan tapi manis itu, menelan apelnya. "Lah, gue kira lo bakal modar. Jadi gue tungguin modarnya." Jawab Haechan santai.
"Anj—aw, shit!" Jerel mengaduh pas mau nendang Haechan pake kakinya. Haechan tertawa, "Mampus, lumpuh!" ucap Haechan. Ni anak mulutnya setan banget.
"Asu, gue lupa abis dijait, sshh," ucap Jerel. Matanya sudah berair, Haechan terkekeh, "Jangan nangis, brou," Haechan pun mengelus pergelangan kaki Jerel lembut.
Hening.
"Nyokap gue sama yang lain mana?" tanya Jerel. Dengan tangannya yang masih setia mengelus kaki Jerel, Haechan mengalihkan matanya dari ponsel, "Nyokap lo lagi beli makan malem, abang abang sama adek adek lo juga ikutan. Makanya gue disuruh jagain lo dulu." ucap Haechan.
Jerel mengangguk, "Lo- lagi deket sama dekel ya?" tanya Jerel. Haechan tampak berhenti sebentar, terus menatap Jerel, "Dibilang deket engga, dibilang ngga deket juga engga. B aja," ucap Haechan. Terus dia liat Jerel yang lagi melamun, "Cemburu?" goda Haechan.
Jerel dengan refleks melempar remote tv kearah Haechan, "Lambe lu jaga, ye!" ucapnya kesal. Sementara Haechan hanya meringis, sambil ngusap ngusap kepalanya.
"Sebenernya ya Rel, gue tuh gimana ya. Selalu ngerasa deg degan gitu, pas disamping dia. Namanya, Minju." ucap Haechan. Jerel mendengus kesal. Entah kenapa dirinya merasa panas.
Hareudang Hareudang Hareudang, panas panas panas~
"Naksir kali." ucap Jerel cuek.
"Gatau deh, masih ragu. Beneran naksir, atau engga." ucap Haechan. Lalu dia menarik kursi disamping brankar Jerel.
"Kalo lo, gaada niatan cari cowok?" tanya Haechan ke Jerel. Jerel sempat terdiam, "Males." ucap Jerel.
Haechan tersenyum usil, "Males apa emang lo ga laku?" tanya Haechan. Jerel mendengus kesal, "Sumpah ya Chan, kalo aja, gue lagi engga lemah begini, udah gue pukul lo dari tadi." ucap Jerel.
Haechan tersenyum, lalu berucap, "Makanya, cepetan sembuh. Biar bisa mukul gue lagi. Sehari ga di pukul lo, hari gue kosong banget, Rel." ucap Haechan.
Jerel sempet nahan nafas, karna ngeliat tatapan Haechan yang tulus banget itu. "Apaansih? Lagu lo!" ucap Jerel. Haechan terkekeh.
"Abisan, gara gara lo. Kelas gagal juara pertama," ucap Haechan sok kesal. Air muka Jerel langsung berubah jadi bersalah. "Y-ya maaf." ucap Jerel. Haechan terkekeh, terus mengusap wajah mungil Jerel dengan tangannya,
"Kok mellow sih?" tanya Haechan, "Mendingan kalah dari pada macan rabies kelas jatoh sakit akhirnya berakhir ngebaring diatas kasur rumah sakit." ucap Haechan.
"HELLOW, BITCHES!" teriak seseorang dari kamar VIP Jerel. Ternyata orang itu, Yuna.
Kepala Yuna didorong sama Doyoung, "Apasih bang?!" tanya Yuna kesal. "Mulut lo, gapernah disekolahin?" kali ini Doyoung mengucapkan pertanyaan menosoknya pada Yuna.
"Weh, Chan! Sorry lama nunggu. Bawa pasukan," ucap Jaehyun lalu bertos ria bersama Haechan. Dilanjut dengan Doyoung, Taeyong, dan Jisung.
"Sans, kalo gitu gue cabut duluan ya. Biasa, tugas negara." ucap Haechan, terus berpamitan sama Taeyon.
"Makanya, kalo ngapa ngapain tuh di pastiin dulu!" omel Taeyong. Taeyon mencubit pinggang anak laki kakinya itu. "Adeknya baru sadar, jangan diomelin dulu, abang."
Irene menaruh steak di meja samping brankar Jerel, "Dari bang Suho, katanya cepet sembuh. Bang Suho gabisa kesini hari ini, karna ada meeting, dek. Dimakan loh ya, gausah diet diet." ucap Irene. Jerel tersneyum, "Oke, makasih kak."
Saat semua keluarganya lagi sibuk, Seulgi langsung duduk disamping Jerel.
"Lo sama Haechan pacaran ya?" todong Seulgi. "Dih, sotoy lu kak." ucap Jerel, "Boong, najis!" Seulgi mendorong jidat Jerel. "Yakali si kak? ada ada aja lo?! Lagian ngapa dah?"
"Tadi tuh, si Haechan disuruh pulang sama Bunda, tapi Haechan gamau. Katanya dia mau nunggu lo sampe sadar, gitu! Terus, Haechan nyuruh bunda sama kita kita, buat nyari makan sementara dia jagain lo." Jelas Seulgi.
Jerel mengerjap,
Jadi? Bukan bunda yang nyuruh Haechan jagain gue?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eih, gemoi banget ini dua orang. Pengen aku nikahin aja langsong. Cheesy gasiiihh? WKWKWKWK VOTE COMMENT BROU!