☀️delapan belas☀️

935 144 10
                                    

"Woi, Haechan! Fokus dong!"

Haechan dari tadi selalu dapet protes sama coach basketnya. Mingyu. Karna dari tadi laki laki berumur 17 tahun dan berkulit eksotis itu memperhatikan seorang perempuan yang seolah menjaga jarak dengannya selama 2 hari ini.

Salahnya juga, kalo ngomong gak dijaga.

Prit Prit Priiit,

"Istirahat dulu semua! Lo, Chan, ikut gue!" ucap Mingyu. Sementara Haechan, dia mengusap wajahnya kasar. Lalu dia mengikuti coach nya dari belakang.

"Duduk," ucap Mingyu. Haechan mengikuti intruksi dari Mingyu, dia duduk disebelah Mingyu. "Kenapa? Gak fokus lo dari tadi? Ada masalah?" tanya Mingyu. Haechan menggeleng. Tapi matanya tetap tertuju pada satu gadis yang lagi men-dribble bola.

Mingyu mengangguk mengerti, "Naksir Jerel, lo?" tanya Mingyu. Haechan menoleh pada Mingyu, "Ngaco. Nggak lah," ucap Haechan.

"Ck, boong. Lagi ada masalah kan lo, sama Jerel?" tanya Mingyu. Haechan mendelik, "Yaelah Chan, Chan. Lo pikir gue buta? Lagian juga bukan gue doang yang sadar. Tuh, anak anak pada bingung, tumbenan lo sama Jerel gak ribut?"

Haechan terkekeh, "Segitu seringnya gue gangguin tuh cewek, ya bang?"

"Ya lu pikir aja sendiri," Mingyu beralih menatap Jerel, "Jerel!" panggil Mingyu. Haechan kaget, "Dih apaan dah bang?"

Jerel menoleh, dan mendapati kode Mingyu yang mengayunkan tangannya buat datengin Mingyu. Jerel sebenernya males, soalnya ada Haechan. Akhirnya dia pura pura gak liat sama sekali.

Ngebuat hati Haechan sedikit kesentil, biasanya, Jerel bakal ngelempar tatapan sinis, dan bilang "Ih, ngapain ada jelmaan curut got disini?"

Tapi sekarang situasinya beda. Dan Haechan, dia kangen sama lontaran kata kata gada adab dari mulut Jerel.

"Nih ada yang kangen," ucap Mingyu menggoda. Haechan hanya menatap Mingyu tajam, tapi Jerel, dia hanya menaikan satu alisnya. Seolah berkata,

Muka gue keliatan peduli ngga?

"Udah kan? Gue mau balik maen lagi," ucap Jerel. Terus dia balik ke lapangan.

Bener bener gak nyempetin liat Haechan sedikit pun.

"Beneran berantem kan, lo berdua. Kalo ada salah minta maaf chan. Jangan jadi pengecut, gue gak pernah ngajarin murid gue, apalagi yang cowok buat jadi pengecut dalam permainan ya, begitu pun di hidup. Lo cowok, mental lo harus siap banting. Jangan lembek. Dan kalo emang ada masalah, tolong jangan dibawa ke arena. Be professional. Ngerti?"

Haechan mengangguk, "Ngerti bang,"

Mingyu menepuk nepuk punggung Haechan, "Anak baru juga gak kalah cakep Chan. Pilih satu satu, jangan egois. Mantepin hati lo." Mingyu cabut, langsung nyuruh semua anak basket kumpul buat Cooling down.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Musuhan → Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang