Langit Senja; 24

128 16 15
                                    

Sekolah hari ini dibebaskan karna sudah tidak ada lagi jadwal yang harus diperlajari. Walaupun sudah bebas, tapi masih banyak siswa siswi yang masih masuk sekolah. Entah itu urusan remedial atau penambahan nilai agar tidak mendapat nilai kecil di raport nya.

Hari ini, semua anggota osis dan anggota ekskul lainnya, mulai disibukkan dengan kegiatan untuk mempersiapkan acara perpisahan kelas dua belas. Seperti Aranda sekarang, ia datang ke sekolah hanya untuk melakukan persiapan dance nya. Seluruh anggota dance nya memang belum mempersiapkan gerakan atau lagu yang akan ditampilkan.

Aranda sebagai ketua anggota harus mempersiapkan semuanya. Ia tidak pernah merasa pusing jika harus memikirkan gerakan dance. Cukup hanya mempelajari gerakan dance dari boyband atau girlband kpop korea, Aranda sudah bisa mengajarkannya ke anggota lain.

Namun, yang membuat Aranda cukup bingung adalah kekurangan anggota. Aranda bingung harus mengajak siapa lagi agar bisa diajak ikutan dance untuk meramaikan acara perpisahan nanti. Semua kelas dua belas sudah tidak bisa ikut dance. Bahkan kelas dua belas yang mengikuti ekskul lain pun sudah tidak bisa mengikutinya lagi.

Ruang latihan dance hari ini sangat sepi. Hanya beberapa orang saja yang diam di ruangan tersebut termasuk Aranda dan kedua temannya. Tapi Aranda hanya duduk sendirian dilantai dengan jarak yang cukup jauh dengan kedua temannya. Aranda seperti merasa dijauhi oleh kedua temannya, atau mungkin dia sendiri yang menjauhinya tanpa disadari olehnya.

Aranda tidak ingin berlama lama memikirkan untuk mengajak siapa yang akan ikut dance. Aranda berpikir bahwa dirinya akan mengajak Tasya kembali gabung dengan tim nya dan dia akan mengajak Senja untuk ikut juga. Aranda tidak peduli jika nanti mereka akan menolaknya. Selama belum dicoba, kenapa harus mundur?

Tidak ingin berlama lama, Aranda segera pergi dari ruang latihan dance dan pergi ke kelas Tasya dan Senja.

.

.

Hari ini Langit tidak masuk sekolah. Sejak kemarin, sepulang dari mall Langit merasa tidak enak badan. Lebih tepatnya penyakit yang dideritanya kembali kambuh dan lebih parah dari biasanya.

Langit terus mendesah kesakitan dari ranjangnya sambil terus memegangi perutnya. Ia berusaha bangkit dari tidurnya untuk memakan obat yang bisa meredakan rasa nyeri nya. Ia terus berusaha meraih obatnya yang disimpan oleh Tantri diatas meja kecil disamping tempat tidurnya.

Jemari Langit berhasil meraih satu obat berwarna putih lalu segera memakannya. Saat hendak mengambil air minum, Langit tidak sengaja menyenggolnya hingga membuat air minumnya terjatuh dan pecah.

"Aahh..," desah Langit. Obat yang belum sempat Langit telan kembali keluar bersama dengan muntahan makanan dari dalam perutnya.

Langit terus menundukkan kepalanya dan terus mengeluarkan makanan dari dalam mulutnya. Perutnya begitu sangat mual. Setelah merasa semua telah keluar, Langit kembali mengangkat kepalanya. Nafasnya tidak beraturan. Tiba tiba saja dia kembali merasa mual dan batuk sekaligus. Langit menutup mulutnya. Dia merasa ada sesuatu yang keluar saat batuk tadi, dan benar saja batuknya tadi mengeluarkan darah segar.

Langit terkejut. Secepatnya dia berlari ke kamar mandi sebelum Tantri mengetahuinya.

Disisi lain, Senja merasa gelisah karna Aranda yang terus memaksanya untuk ikutan dance. Senja menolaknya bukan karna dia tidak bisa dance, tapi Senja menolaknya karna dia malu dan takut jika harus tampil didepan banyak orang.

Bukan Aranda namanya jika apa yang dia inginkan belum tersampaikan. Aranda terus memaksa Senja untuk ikutan dance. Sedangkan Tasya, dia ikut saja.

"Ayo dong Ja, ikutan ya," bujuk Aranda. Tangannya terus mengoyang goyangkan lengan Senja.

Langit Senja [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang