Chapter 5

919 106 10
                                    

Fluke tengah sibuk memasak sarapan dan mempersiapkan kotal bekal untuknya dan Ohm pagi ini. Ibunya sudah keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu. Ia juga menginap di kediaman Siriphongton untuk memastikan kesehatan ibunya selama tiga hari, membuatnya merasa lebih tenang dan memutuskan untuk kembali tadi malam. Sebenarnya itu juga menjadi alasannya tersembinyinya untuk menghindari Ohm. Ia merasa aneh berdekatan dengan pria itu belakangan ini. Tapi ia harus kembali ke apartemen. Hari ini, ia akan kembali bekerja di kafe setelah meminta izin beberapa hari.

"Kau memasak apa?" Tanya Ohm yang entah darimana muncul di belakangnya

"UWAAHH!"

Kekagetannya membuat tubuhnya limbung. Untung saja Ohm yang berdiri di belakangnya segera menahan tubuh kecil itu.

"Kenapa keget begitu, bodoh?"

"Tu.. tumben P'Ohm sudah bangun."

"Oh. Aku kira kau belum kembali. Jadi memasang alarm agar tidak telat bangun." Ucap Ohm sambil meminum kopi yang sudah berada di atas meja, lalu berjalan mendekati Fluke "Wajahmu merah. Kau sakit?"

Ya Tuhan. Mimpi apalagi yang tengah menyambangi Fluke sekarang? Ohm tiba-tiba menempelkan dahinya pada dahi Fluke. Sejak kapan pria itu terlihat setampan itu?

"Tt-tidak. Aku baik-baik saja! Minggir sebentar, Phi. Aku masih belum selesai memasak." Ucap Fluke gugup

Ohm kemudiam duduk di meja makan, menunggu sarapan selesai dimasak oleh Fluke.

"Tentang P'Earth, saat di rumah sakit. Apa kau tahu apa yang membuatnya menangis?"

"Tidak. Ia tiba-tiba datang. Lalu pergi sebentar. Saat dia kembali, sudah seperti itu." Fluke mencoba mengingat- ingat, "Tapi aku rasa ada hubungannya dengan P'Kao."

"P'Kao?"

"Temanku yang saat itu datang ke pernikah... pernikahan kita."

"Yang mana?" tanya Ohm penasaran

"Yang agak tinggi dan tampan."

"Yang memelukmu mesra?"

"Eh? Memeluk..."

"..."

"Dia hanya temanku." Bisik Fluke menjelaskan

".. bukan urusanku juga. Kau bebas bersama siapapun. Itu perjanjian kita. Sudah selesai makanannya?"

Fluke berdiri dan menata makanan di atas meja. Ia mendadak merasa kehilangan selera makannya. Ia ingin segera berangkat kerja. Menemui teman-teman di kafe mungkin bisa membuat suasana hatinya lebih baik.

"Benar. Phi juga bebas kembali pada kekasih Phi yang pergi itu jika dia kembali."

"Hah?"

"Bukankah P'Ohm masih menunggunya? Phi bilang akan kembali padanya saat dia kembali bukan?"

"Kenapa kau tiba-tiba bicara tentang ini? Lagipula bukankah itu hakku untuk kembali bersamanya? Apa urusannya denganmu?" jawab Ohm

"Semuanya bukan urusanku?! Lalu aku ini siapa?! Pembantumu, Khun Thitiwat?! yang harus mengurus keperluanmu sehari-hari, memasak untukmu, mempersiapkan apa yang kau perlukan?" teriak Fluke, matanya mulai memerah

"Ada apa denganmu sebenarnya, Fluke? Itu sudah jadi kesepakatan kita dari awal. Tidak ada larangan bagi kita berdua untuk berhubungan dengan siapapun." Jawab Ohm dengan suara yang mulai meninggi

"Kalau begitu bukankah lebih baik kalau kita bercerai? Aku tidak mau jadi penghalang kalian jika ia kembali nanti!"

"Siapa yang akan kembali? Siapa yang jadi penghalang? Kenapa kau tiba-tiba begini?! Tiba-tiba ingin bercerai? Oh. Aku tahu. Kau menyesal menikah denganku? Karena perusahaan ayahmu sudah stabil, kau tidak membutuhkanku lagi dan ingin kembali pada kekasihmu, begitu?" kata Ohm terpancing emosi

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang