*Kau tau aku mencintaimu.*
Ohm tersenyum mendengarkan kalimat Ploy. Ia kembali memfokuskan dirinya pada jalanan di depannya. Ia baru saja kembali dari dinas luar kota dan sangat merindukan kekasihnya.
"Aku tahu Ploy. Sekitar 3 jam lagi aku akan sampai di Bangkok."
*Apakah kau akan langsung kemari?*
"Ya. Kau tahu aku sangat merindukanmu."
Tawa yang Ohm rindukan terdengar. Ia terus tersenyum, tanpa sadar mobilnya sedikit terguncang melewati gundukan kecil di jalan.
Ponselnya terjatuh, membuatnya sedikit membungkuk untuk mengambilnya. Saat ia kembali bangkit, ia menahan nafasnya....
Ohm membelalakkan matanya, nafasnya tersengal. Sudah lama ia tak mengalami mimpi buruk itu. Ia mencengkram rambutnya kasar.
Kembalinya Ploy benar-benar mengganggu konsentrasinya. Banyak hal yang sudah ingin ia lupakan kembali muncul di benaknya.
"Noo.."
Bisikan kecilnya membuatnya sadar, ia sangat merindukan pria kecil itu. Ia melihat pada jam digital yang tergantung di dinding ruangannya.
Noo mungkin masih bekerja.
Ponselnya kembali bergetar. Nama Earth kembali muncul pada layar ponselnya.
*Thitiwat Ritprasert!!!*
Ohm sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya saat suara Earth menggema kuat.
*Mu, sabar sedikit.*
Ohm bisa mendegar suara Kao yang meminta Earth untuk mengecilkan volume suaranya.
"P'Kao, bisakah kau menenangkan kucing betinamu yang sepertinya menjadi agak liar setelah jauh beberapa hari darimu?"
*Sialan kau, Ohm!* maki Earth, *Gadis itu kembali bukan? Apa yang kau lakukan?*
"Apa yang aku lakukan?"
*Kau tidak kembali padanya kan???*
"P'Earth. AKu tidak kembali bersamanya."
*Benarkah??? Dia bukannya mencarimu? Lalu bagaimana? Kau menendangnya keluar dari ruanganmu?*
"Demi Tuhan , P'Earth, dia masih seorang wanita."
*Aku tidak peduli! Kalau menjadi dirimu, aku bahkan akan melemparnya keluar dari jendela ruanganmu!*
*Itu tindakan kriminal, Mu.*
Ohm tertawa kecil mendengarkan adu mulut kecil sepasang kekasih yang masih dalam sambungan telepon dengannya. Ia menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku tidak kembali padanya, Phi. Kau tidak perlu menghakimiku seperti ini."
*Lalu dimana Fluke? Dia tidak membalas pesanku sejak tadi malam!*
"Dia baik-baik saja."
*Kau yakin??? Setelah tahu kau bertemu gadis itu dia akan baik-baik saja??*
Senyuman Ohm memudar. Fluke mengetahui tentang kembalinya Ploy? Bagaimana mungkin? Ia tak pernah membicarakannya.
Ploy bertatap muka dengan Fluke. Tapi, Fluke tidak mengenalnya. Fluke bahkan bersikap biasa.
Tidak. Sikap Fluke berubah tadi malam, setelah ia bertemu pria itu.
Jadi ia tahu Ploy kembali, lalu memilih untuk kembali pada pria itu?
*Hello, Ohm??? Kau masih hidup?*
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
FanfictionFluke hanya ingin membalas jasa pada kedua orang tua yang sudah mengadopsinya, pada orang tua kekasihnya yang telah bersama Tuhan. haruskah ia mengorbankan dirinya? Ohm lelah dengan paksaan kedua orang tuanya untuk menikah. ia masih sangat mencintai...