Chapter 8

1K 109 27
                                    

*Mantan kekasih Ohm?*

Earth mengangguk pada layar ponselnya yang tengah memperlihatkan wajah Kao. Ia baru saja selesai dari jadwalnya hari ini dan memutuskan untuk melakukan video call dengan kekasihnya.

"Aku tidak yakin, tapi sosoknya benar-benar mirip, Lung."

*Lalu bagaimana?*

Earth menghela nafasnya, "Aku menelepon Ohm tapi ia tidak menjawab. Sepertinya ia sedang sibuk, setelah itu aku harus bekerja."

*Jangan terlalu banyak berpikir, Mu.*

"Aku tidak menyukai gadis itu, Lung. Ya, dia memang tidak bersikap bagaimana. Tapi gadis itu meninggalkan Ohm begitu saja. Phi harus tahu seberapa hancurnya Ohm saat itu." Earth meracau panjang, "Dan jika ia benar-benar kembali, aku tidak mau ia mengganggu hidup Ohm lagi."

*Kau tidak percaya pada Ohm?*

"Bukan begitu P'Kao. Phi bilang sendiri kalau mereka menikah karena dijodohkan, bukan karena keinginan mereka sendiri. Aku bisa melihat kalau Fluke sudah mulai menyukai Ohm. Tapi... aku tidak yakin dengan Ohm. Ia terlihat menyayangi Fluke, tapi hatinya, hanya dia yang tahu."

*Mu.*

"Bagaimana kalau dia ternyata masih menyukai gadis itu? Aku tidak ingin Fluke sedih."

Kao terlihat tersenyum pada Earth.

*Phi senang kau sangat menyayangi sahabat Phi. Tapi semua itu kembali pada mereka berdua, Mu. Kita tidak bisa memutuskan apa-apa. Jika memang Ohm masih menyukai gadis itu, itu artinya memang ia tidak pantas bersama Fluke. Sesederhana itu.*

"Earth lebih suka melihat Ohm bersama Fluke." Earth melihat antusias pada kekasihnya, "Apa menurut Phi, Ohm tahu tentang Karin?"

*Entahlah. Fluke tidak pernah bercerita tentang hal itu. Memangnya kenapa?*

"Agar Ohm bergerak. Kalau ia tidak tahu ia tidak punya saingan, anak itu akan terus bersikap santai."

*Kau ini. Sudah pergilah beristirahat. Kau masih punya jadwal besok pagi bukan?*

"Tapi aku masih merindukanmu, Lung."

*Mu. Ini sudah malam.*

"P'Kao menyebalkan."

*Selamat malam, Mu.*

"Selamat malam, P'Kao. Mimpi indah."

...

"P'Ohm."

Ohm membuka paksa kedua matanya yang terasa panas. Ia melihat Fluke yang menatap cemas padanya. Kepalanya terasa sangat berat. Tubuhnya lemas.

"Phi tidak enak badan?"

"Entahlah, Noo.. Aku merasa pusing. Sudah jam berapa ini?"

"Jam 8 lewat. Phi demam." Ucap Fluke menyentuh dahi Ohm, "Bagaimana kalau Phi beristirahat di rumah hari ini?"

Ohm berusaha duduk. Ia menghela nafasnya kesal. Kenapa tiba-tiba malah tubuhnya drop?

"Phi masih ada berkas yang harus diperiksa. P'News membutuhkannya siang ini."

"Bagaimana kalau aku membantu? Lalu kita email ke P'News nanti. Tubuh P'Ohm panas sekali. Sebaiknya jangan keluar rumah."

"Memangnya Noo mengerti?"

Fluke tertawa, lalu menyerahkan segelas air hangat pada Ohm.

"Aku pernah membantu Ayah di kantor. Sedikitnya pasti akan mengerti."

Tak lama Fluke membawakan semangkuk bubur ke dalam kamar, membiarkan Ohm sarapan agar bisa meminum obatnya. Fluke mengambil cuti untuk hari ini. Ia memutuskan untuk tidak pergi bekerja, lalu membantu Ohm memeriksa berkas yang katanya dibutuhkan oleh sekretaris Ohm. Sesekali, Fluke bertanya jika ada yang tidak ia mengerti.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang