Pertemuan

62 7 0
                                    

Setelah kejadian itu, gue jadi enggak bisa suka sama sembarang orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian itu, gue jadi enggak bisa suka sama sembarang orang. Bahkan sama cowok yang ada di sekitaran gue.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar, gue duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Dari awal masuk sampai lulus, enggak ada satu cowok pun yang bisa nyantol di hati gue. Meskipun ada 2 atau 3 orang yang mencoba untuk masuk ke hati gue. Namun, hati gue menolak mentah-mentah, karena ia belum siap untuk memberikan tempat di dalam ruang yang kosong dan takut akan terulang kembali kejadian serupa.

Kalau kalian kira gue seperti ini karena masih ada sisa momen berharga di benak gue tentang dia, kalian salah. Gue udah 98% mengikhlaskan dia pergi dari ruang hati gue. Tapi, kemana 2% nya itu? hahahaha.. gue juga enggak tau, tapi yang pasti gue jadi suka tipikal cowok yang dingin, enggak bisa ramah ke cewek manapun termasuk gue, susah untuk gue deketin, tapi mudah untuk mengetuk dan masuk ke ruang hati gue. Ya! Sekarang gue suka tantangan. Gue memilih menyusahkan diri gue dibanding mendapatkan sesuatu dengan mudah.

Dari sekian banyaknya aktivitas yang gue lakuin di luar rumah, berinteraksi dengan setiap orang tanpa memandang gender. Gue enggak berhasil-berhasil membuka pintu hati gue untuk cowok di luaran sana. Sampai akhirnya sepindahnya gue ke Sekolah Menengah Atas, gue ketemu si cowok pojokan. Aneh memang julukannya, tapi gue suka. Dia satu jurusan bahkan satu kelas sama gue. Dari awal melaksanakan MPLS di Sekolah Menengah Atas, gue belum pernah lihat batang hidungnya. Bahkan sampai sekarang-pun gue enggak tau dia datang dari mana.

Pertama kali gue buka pintu kelas permanen, alias ruangan yang akan menjadi tempat gue menimba ilmu selama setahun. Gue cuman liat baju batik menyalanya aja, belum sampai ke rupanya, bahkan isi-nya. Maksud gue, sifatnya.

Karena gue lagi hobi nonton-in idol dari negeri ginseng. Gue jadi lebih tertarik sama cowok bermata kecil. Sejujurnya, saat apel MPLS gue naksir sama salah satu kakak kelas dan kebetulan dia anak OSIS. Jadi, udah pasti dia selalu nongol diantara kakak-kakak berjubah almet coklat. Satu hal yang bikin gue kepincut, yaitu matanya. Matanya cantik, sipit, kecil gitu. Enggak kayak mata orang Indonesia kebanyakan deh. Mata kecil itulah yang memberi khas tersendiri ke orang-orang tertentu.

Setelah liat kakak kelas anak OSIS itu, gue jadi punya ideal type tambahan untuk sang gebetan di masa depan.

Slide up to read the next chapter.
Today, I give you a bonus!! 💛

the Arsy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang