Sesampainya dikelas, bener aja dong si Putra udah taruh roti keju beserta susu fullcream di atas meja gue. Gue liat sekeliling nggak ada bocahnya, padahal gue berencana minta maaf sekalian terima kasih karena dia udah bikin gue kenyang selama 2 Minggu ini. Tentunya berkat roti dan susu.
Bel pun berbunyi, saatnya semua murid di SMA gue untuk masuk ke kelasnya masing-masing dan melaksanakan tadarus bagi yang Muslim. Setelah tadarus, kita masih ada waktu 10 menit untuk ke toilet. Karena biasanya ada beberapa guru yang nggak mau diganggu saat mereka ngajar yaitu izin ke toilet. Jadi gue bergegas ke kamar kecil untuk melepas segala racun di dalam tubuh gue. Pas gue jalan ke kelas, guru gue yang ngajar di jam pertama udah mau masuk kelas, gue buru-buru lari supaya nggak keduluan dia. Gue takut! Karena gue telat sedetik, dia akan hukum gue.
Setelah gue duduk dan guru itu masuk, dengan senang hati dia ngomong "hari ini ulangan harian ya, kalian saya kasih waktu baca buku selama 30 menit". Literally ni guru seenak jidatnya bikin jadwal UH. Gue pun baca buku sedikit demi sedikit supaya menjadi bukit. Setelah 30 menit, guru gue nyuruh gue dan teman-teman gue untuk ngeletakin hp kita di meja guru. Sama sekali nggak boleh ada buku di atas meja, karena pelajaran ini itung-itungan jadi kita harus ngafalin rumus.
Seiring berjalannya waktu, guru gue ngomong ditengah-tengah ulangan, "kalau yang sudah boleh keluar, supaya nggak dicontekin temen kalian". 20 menit kemudian, gue denger ada suara bangku bergesekan dengan ubin, suaranya bersumber dari sebelah kanan gue.
ㅡfirdaarich, 6 September/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
the Arsy (END)
Ficção AdolescenteYa. Nama gue Arsy. Dimanapun gue berada dan ada orang yang mengenali gue, mereka akan panggil gue Arsy. Gue kepingin banget ngenalin diri gue ke kalian lebih jauh lagi. Tapi, keberadaan gue disini bukan untuk itu. Keberadaan gue di sini adalah, untu...