9 ; Villa

1K 160 6
                                    

Sea terbangun saat mendengar bel rumah dan handphonenya berbunyi berkali kali. Kedua mata Sea terbelalak saat jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi.

"Astaga, aku kesiangan!"

Handphone Sea kembali berdering, ia melihat nama Joshua tertera disana. Dengan perasaan ragu, Sea mengangkatnya.

"Halo, Sea? Kamu dimana? Saya udah didepan rumah kamu."

Mata Sea membelalak, apa tadi katanya? Didepan rumah? Aku aja baru bangun.

"Sea? Kamu udah bangun kan?"

"Udah kok, bentar ya aku bukain pintu. Tadi abis dari toilet." Ucap Sea yang jelas - jelas bohong.

Sea mematikan panggilan teleponnya dengan Joshua lalu bergegas ke kamar mandi dan merapihkan penampilannya yang terlihat masih berantakan dengan piyama tidurnya.

Setelah menggosok gigi dan memastikan penampilannya layak untuk dilihat, ia pun keluar kamar dengan terburu buru dan membuka pintu rumahnya.

Tubuh Sea tersentak saat mendapati mendapati tampan tengah berdiri didepan pintu rumahnya.

"Selamat pagi, Sea." Katanya sambil tersenyum manis.

"Masuk mas," ujar Sea seraya mempersilakan Joshua masuk kedalam rumahnya. Saat Joshua berjalan melewati Sea, ia dapat mencium parfumnya yang dapat membuat Sea merasa tenang sesaat ketika menciumnya.

"Kamu belum siap - siap?"

"Ha?"

"Baru bangun ya?"

"Udah bangun dari tadi tapi belum mandi," ujar Sea gelagapan seperti sedang ketahuan mencuri barang.

Joshua berjalan mendekat kearah Sea lalu mengusap mata Sea pelan membuat gadis itu tersentak. "Matanya aja masih bengkak nih khas baru bangun tidur."

Sea menelan salivanya tegang. Siapa yang tidak gila jika seorang lelaki tampan dengan parfum yang menguar dari tubuhnya sedang berdiri di hadapannya sambil mengusap matanya pelan.

"Saya ada bawain sarapan, ntar saya siapin. Kamu mandi gih," ucap Joshua dengan tangan yang beralih mengusak rambut Sea pelan.

Dengan keadaan jantung berdegup tak beraturan, kepala Sea mengangguk patuh. Badannya berbalik dan berjalan menuju kamarnya.

Tau apa yang terjadi setelah ia masuk ke kamar? Ia mati - matian menahan teriakannya agar tidak terdengar oleh Joshua diluar. Pipinya memanas, sementara jantungnya seperti ingin melompat dari tempatnya.

Untung saja ia bisa menenangkan dirinya lalu bergegas mandi karena takut Joshua menunggunya terlalu lama.

Untung saja ia bisa menenangkan dirinya lalu bergegas mandi karena takut Joshua menunggunya terlalu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mellifluos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang