Kedua mata Sea mengerjap. Suasana seketika hening, hanya deburan ombak yang terdengar. Ia berdeham, apa tadi katanya?
"I like you. I'm not even kidding, you heard right." Ucap Joshua seolah dapat mendengar pikiran Sea. Ia berjalan mendekat, lalu meraih kedua tangan Sea sembari mengelusnya pelan. Ia menatap kedua mata teduh itu sembari tersenyum kecil.
"Kok.. bisa?" Tanya Sea.
"Ya bisa, kamu cantik gini masa saya gak suka?" Sea tertegun, Joshua tertawa.
"Mas jangan bercanda ih, apaan."
"Loh siapa yang bercanda? Kan tadi saya udah bilang saya gak bercanda." Ucap Joshua. "Kenapa? Kamu gak suka ya sama saya?"
Kepala Sea menggeleng kuat, "Gak gitu, tapi kan—"
"Yaudah berarti suka kan?"
"Iya suka—"
"That's it, you're my girlfriend right now."
Sea mengerjap. "You're kidding right? Can't you see me just right now in front of you?"
"I see you, Sea. Who'd you think i stare at?"
"Ya tapi aku kan gak cantik, Mas. Ngapain suka sih?" Sea menggigit bibir bawahnya pelan. "Mas itu Dokter, ganteng banget pula. Ya masa sukanya sama aku sih? Aku cuma mahasiswa yang kerja di Kafe, cantik juga gak."
Joshua mendecak, "Siapa yang bilang kamu gak cantik? Sini saya periksa matanya. Katarak kali."
"Ih aku serius—"
"Sea, stop." Kedua mata Joshua menatap Sea lurus. "You deserve me, i deserve you. We're dating now. Deal?"
Mata Sea bergerak resah, bingung harus menjawab seperti apa. Di satu sisi, ia memang menyukai Joshua dan sudah berharap hal ini untuk terjadi. Namun Sea tidak menyangka hal ini benar - benar terjadi secepat ini. Padahal ia baru saja memutuskan untuk tidak berekspetasi beberapa hari lalu setelah Joshua meninggalkannya di villa. Ia mendesah dalam hati, ia harus bagaimana sekarang?
"Diam berarti iya. Gak ada penolakan sih sebenernya, you only have two choices. Yes or yes?"
Kedua sisi bibir Sea terangkat mendengar ucapan Joshua barusan. Ia akhirnya mengangguk, memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Bagaimana mungkin ia menolak saat Joshua tidak mengabarinya beberapa hari lalu saja ia uring - uringan?
"SHE SAID YES!"
Sea menatap sekitarnya dengan tatapan terkejut karena teman - teman Joshua yang menurut sepengetahuannya tadi ada di villa sekarang justru tengah berdiri mengitarinya sembari bersorak - sorai.
"Mantap juga cara lo nembak, Josh. Tau gitu udah gue contohin pas nembak Lula," ucap Johnny yang dibalas cibiran oleh Lula disampingnya.
"Welcome to the club, Sea. Tahan - tahan ya sama Joshua, aku doain langgeng terus sampai nikah." Goda Nara.
"Gue cuma mau ngasi tau sih, bang Joshua itu gak sekalem yang lo kira. So far, dia emang paling kalem diantara ini para lelaki bobrok, tapi ya lo tau lah cowok gimana." Lula tertawa.
"Gimana?"
"Ya itu—"
"Sstt! Gak usah dengerin kata Lula. Dia udah kebanyakan main sama Johnny jadi otaknya ngeres," ujar Nara.
Lula menatap Nara tak terima. "Enak aja!"
Sea tertawa namun terperanjat setelahnya saat pandangannya tiba - tiba terasa gelap karena ditutup dengan sehelai kain. Namun belum sempat ia bertanya, suara Joshua sudah menjawabnya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluos ✔
Romancemel·lif·lu·ous (adj) • (of a voice or words) sweet or musical; pleasant to hear. • Sea tak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan di kafe tempat ia bekerja. Ia pikir hanya akan sekali saja bertemu dengan pria menawan yang memilki suara selembut...