Sea mengaduk jus apelnya berkali - kali tanpa meminumnya. Tatapannya kosong menatap meja di hadapannya. Arzan dan Briana saling bertatapan melihat Sea yang tampak menyedihkan.
"Kamu gapapa, Se?" Tanya Arzan yang duduk di sebelah Jiha.
Sea hanya diam, tak bereaksi.
"Sea, jawab dong. Kamu diem gini kita gak bakal tau apa - apa," tukas Briana yang disetujui dengan anggukan Arzan.
Namun Sea masih sama, tetap diam dengan tangan yang masih mengaduk jus apel malang itu.
Arzan menghela nafasnya, ia berpindah duduk ke samping Sea lalu menyentuh bahu gadis itu. Hal tersebut sontak membuat Sea tersadar dan berdiri.
"Eh iya ayo pulang." Briana dan Arzan menatap Sea bingung, yang ditatap pun gelagapan dan kembali duduk. "Maaf, kalian ngomongin apa tadi?"
Arzan mendecak, "Gini nih akibat kalau lagi sedih ogah - ogahan mau cerita. Kamu pikir bisa gitu nyimpen cerita sendiri? Sok kuat banget. Dibentak dosen aja nangis semaleman."
Briana membelalakkan matanya ke Arzan dan menatap lelaki itu tajam seolah menyuruh Arzan diam. "Iya, Se. Kalau ada masalah tuh cerita, jangan di pendem. Ntar malah sakit sendiri."
"Iya - iya, maaf. Aku cuma lagi gak fokus, kecapekan." Jawab Sea.
"Kecapekan apa galau?" Ujar Arzan nyinyir.
Tangan Briana menyentil punggung tangan Arzan yang berada di atas meja. "Ih Arzan! Diem dulu, biar Sea ngomong."
Sea meneguk jus apelnya lalu menghela nafas, "kemaren aku diajak Mas Joshua ke villa dia."
"HAH?!" Pekik Arzan. "Kalian ke villa? Ngapain? Nikah dulu woi, jangan langsung ngegas."
Jiha melempar Arzan dengan sedotan plastiknya kesal. "Diem dulu bisa gak? Kan udah aku bilang dengerin Sea ngomong dulu, jangan motong!"
"Hehe iya ampun." Arzan menyatukan kedua telapak tangannya dan menyengir.
Sea terkekeh sejenak melihat kedua temannya yang sudah tak canggung seperti sebelumnya.
"Terus, gimana? Dia udah ajak kamu jadian?" Tanya Briana.
Kepala Sea menggeleng pelan, "Belum."
"Loh? Kok?"
"Kemarin dia pulang duluan soalnya ada kerjaan mendadak," jawab Sea.
Tiba - tiba Arzan memukul meja dan membuat Jiha serta Sea menoleh kaget. "Bener - bener ya tuh Dokter main ninggalin begitu aja! Mana dia? Biar aku yang marahin."
"Arzan apa sih? Jangan ngeselin deh," sebal Briana.
"Dia tuh Dokter, Zan. Dia gak mungkin mengabaikan perintah buat nolong orang yang butuh dia." Ujar Sea.
"Yaudah terus masalahnya sampai kamu galau begini tuh kenapa?" Tanya Arzan.
Sea diam sejenak, "Aku pikir dia bakalan nembak aku, ternyata gak. Ya emang aku nya aja sih berharap banget, orang kita cuma temenan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluos ✔
Romancemel·lif·lu·ous (adj) • (of a voice or words) sweet or musical; pleasant to hear. • Sea tak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan di kafe tempat ia bekerja. Ia pikir hanya akan sekali saja bertemu dengan pria menawan yang memilki suara selembut...