PROLOG

10 2 0
                                    

***

Author pov

Kepada para penikmat matahari yang berpaku pada terang nya sinar, Angkasa menitip salam dan memberi pesan lewat Ultraviolet nya "

"Banggg...tungguuu"

"Baaangg"

Gadis dengan sweater cokelat dan celana pendek ini terlihat tengah berlarian mengejar satu objek yang perlahan menjauh dari jangkauan nya.

"Huh...huh...huuhf"

Sinar matahari sore yang sangat terik membuat keringat gadis itu semakin bercucuran dan gadis itu pun masih bertenaga untuk mengejar tukang es kompleks ini.Nafasnya tersengal setelah melakukan marathon sendiri.Tangannya bertumpu pada lutut,rambut panjang yang terurai menutupi wajah bagian depannya,keringat yang mulai meluncur pada pipi halusnya itu sudah mulai berjatuhan.

Gadis yang berambut panjang dengan bola mata coklat yang mempunyai bulu mata yang lentik khas sekali dengan dirinya yang berkulit putih bersih.Kini,sedang mengejar es cream kesukaan nya.

Langit sore bertengger dengan jelas,yang menjadi latar bagi gadis itu berada,awan pun tersenyum senyum menikmati putaran waktu yang terjadi saat itu,gadis itu bukan chronophile seseorang yang menyukai waktu,melainkan ia adalah salah satu penikmat mentari yang memancarkan sinarnya ke bumi.

Sebut saja gadis itu "AYARA"

***

Seorang gadis tampak sedang berbincang di suatu ruangan yang bernuansa kuning,ruangan itu penuh dengan berkas-berkas kegiatan,dan juga terdapat bendera yang melambangkan Osis di sana.

Khas sekali aroma lavender yang tercium harum dalam ruangan ini.
Semua anggota Osis sedang berdoa dan mengucap syukur karena acara beberapa hari yang lalu sudah terlaksanakan dengan baik dan sukses.

"Alhamdulillah." Ujar seorang gadis yang hendak berangsur untuk keluar ruangan.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan langkah gadis yang hendak berjalan menuju kelas."Tunggu."

Yara mengerutkan dahinya,pasalnya dia tidak mengerti mengapa lelaki dihadapannya ini tiba-tiba menahan dirinya.
Memang mereka sudah pernah dekat sebelumnya karena mereka satu organisasi tapi Agara tidak pernah bertindak kaku begini.

Yara memang sedikit menjaga jarak, karena takut di serbu para penggemar Gara,ia tidak mau akan menjadi santapan gosip para cabe sekolah.

"Kenapa?" Tanya Yara tampak risih.
Matanya membulat sempurna jika bertemu dengan manik mata Gara yang begitu tajam.

"Gak jadi." Mendengar perkataan Gara,gadis itu memutuskan untuk langsung pergi meninggalkannya.

Dia tidak sedang baik-baik saja.

Sudut bibir Gara terangkat ke atas. Hingga menampakkan senyum devil pada wajahnya yang tampan.

"Kenapa lo Gar?" seseorang sedang mengunci pintu ruangan tersebut dan beralih menatap Gara dengan wajah heran.

Gara menggeleng terkekeh"Engga." Ujar Gara.Dia menatap berkas yang dibawa oleh Zeinal."Ini berkas yang harus gue tanda tanganin?" Tanya Gara.

Zeinal mengangguk dan langsung menyerahkan semua berkas tersebut.
"Besok lo bawa semua berkas nya dan langsung kasih ke kepsek untuk acara selanjutnya."Gara pun mengangguk lalu berjalan di koridor untuk menuju kelas.

Zeinal sahabat dekat Agara,dia juga seorang MPK di sekolah,dan Agara seorang ketua Osis yang baru saja di nobatkan tahun ini.

Sesampainya di kelas XI IPA 1, terdengar suara riuh siswa yang sedang berdebat tentang sapu yang patah.Siapa lagi pelakunya jika bukan Abib.Si pembuat onar.

"Iih Abib gue aduin sama wali kelas lu ya,ganti sapunya!" Teriak Acha,yang merupakan sekretaris kelas XI IPA 1.
Acha juga salah satu sahabat dekat Ayara sejak mereka SMP,namun kini mereka terpaksa pisah kelas gara-gara Ayara memilih jurusan IPS ketimbang IPA.

"Elah iya,gue kaga bawa duit,sabar lah,elahh."seru Abib yang masih menghindar dari kejaran Acha.
Matanya mendapati sosok penyelamat dibalik pintu,tentu saja Agara dan Zeinal.Sahabat karibnya.

"Bantuin gue Gar,masa gue di kejar-kejar sama Acha gara-gara sapu patah doang." Seru Abib berlari dibelakang punggung Gara.
Agara dan Zein terkekeh lucu, masalah apa lagi yang sudah Abib lakukan.

Gara merengkuh sakunya dan memberi uang pada Acha.
"Nih uang buat ganti sapu kelas."
Gara memberi uang senilai seratus ribu pada Acha,ia pun tersenyum.

"Okay,thank you." Acha beralih menghampiri Freya yaitu perangkat kelas yang menjabat sebagai Bendahara,tidak hanya di Osis saja namun,di kelas Freya juga menjabat sebagai Bendahara dan juga sahabat Acha sejak Acha menginjak bangku SMA.

"Freyaa!,ini di kasih sama leader kelas kita,biasa cogan." teriak Acha terkekeh.

Abib menepuk pundak Gara dan Zeinal."kalian memang sahabat sejati gue." Abib tersenyum lebar ketika menatap intens kedua sahabatnya.

Zein melirik Arlojinya,ketika ia mendapati angka 10.30 waktu istirahat masih tersisa 15 menit lagi."ngantin kuy?" ajak Zein yang kemudian langsung di setujui oleh Gara dan Abib.

Di koridor,banyak sekali orang-orang yang menatap mereka bak raja, pasalnya mereka bertiga memiliki paras wajah yang sangat tampan dan juga menjadi idaman para kaum hawa.

ketika melewati koridor IPS,tampak Yara dan Troy sedang berbincang, terlihat jelas sekali raut wajah Yara yang sedang tertawa,lesung pipi nya terlihat jelas dan sangat cantik.

"Ooh,jadi dia lagi cewe yang di wakilin sekolah untuk event Olimpiade bidang Geografi tahun ini" pernyataan itu mengakhiri langkah Agara untuk pergi ke kantin,ada baik nya ia mencari udara segar dulu,ini waktu yang tepat.

"Ooh,jadi dia lagi cewe yang di wakilin sekolah untuk event Olimpiade bidang Geografi tahun ini" pernyataan itu mengakhiri langkah Agara untuk pergi ke kantin,ada baik nya ia mencari udara segar dulu,ini waktu yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hai guys,gimana part pertama?
Kalian penasaran sama ceritanya?
Jangan lupa follow dan vote cerita ini yaa^^
Untuk para readers tolong jangan cuma baca doang ,sisain jejak please:'

Thank you^^

HELIOPHILIA  (tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang