***
Priiiiit
Suara peluit pak Alex terdengar lantang mengakhiri pertandingan siang ini, beserta riuh siswa-siswi yang menyoraki nama Agara,Abib,dan Zein,ketiga lelaki itu memang benar sudah jadi idola sepenjuru sekolah.
"Nih minum nya." Ujar Ayara.
Agara tersenyum senang,ternyata ia salah mengira jika Ayara itu cewek yang ribet,padahal aslinya ia easy going,dan juga pengertian.
"Thanks" gumam Gara disela-sela kekehannya.
Belum sempat melangkah pergi, tangan Yara di tahan oleh Agara,
Ayara yang tidak paham mengernyitkan dahinya."Berani lawan gue gak?" tawar Agara yang memasang wajah devil khas dirinya.
Ayara berkacak pinggang menatap Gara dengan intens."hm,jadi lo nantangin gue?."
Gara menarik satu alisnya lalu ia mendelikkan kedua bahunya,
ia pun berlari mundur dan segera mendribble bola. Ayara berlari mengejar bola dan berhasil ia raih,
Yara mendribble nya menuju ring namun saat mendekati ring,bola tersebut beralih pada tangan Agara."Eh Bianca,kayaknya punya saingan baru lo."
"Liat aja,gue ga bakal biarin."
"Iii pengen kek mereka deh."
Para siswi pun berteriak ramai,
ada pro dan kontra tentang hubungan Ayara dan Gara yang semakin hari semakin menarik perhatian.Gara memasuki bola kedalam ring dan mendapat skor 1-0 ,Ayara tak terima ia pun dengan sengaja nginjak sepatu Agara hingga Gara merintis kesakitan.
"Arght!,curang lo ya." tidak begitu sakit,namun Gara hanya refleks meringis.
Ayara pun tertawa lalu memantulkan bola ke sembarang arah,ia sangat lelah hingga membaringkan tubuhnya di tengah lapangan.
Agara pun duduk dengan kaki yang di tekuk,mereka sama-sama melirik matahari terik pada siang itu,awan yang banyak membuat suasana nya teduh seketika."Heliophilia.." gumam Ayara tersenyum sambil memejamkan matanya.
Agara tertawa,ia juga membaringkan dirinya di samping Ayara,beralih menatap langit biru yang di hiasi banyak awan. "Dalam hubungan itu harus Netralisme, jadi,meskipun kita pura-pura tapi harus meyakinkan." Ucap Gara menatap manik mata Ayara.
Ayara kembali tersenyum menatap Gara."hmm,okay kalo gitu gue harus tau,apa hal yang lo suka,dan hal yang lo ga suka?"
"Guee..,suka..,tidur,dan gue paling ga suka kalo tidur gue itu diganggu" ujar Gara terkekeh.
"Kalo lo apa?"
Ayara kembali menatap langit-langit.
"Gue suka sama orang yang pengertian,gak nuntut gue macem-macem,gue juga gak suka basa-basi,dan yang pasti...,gue gak suka kalo lagi belajar di ganggu."Mendengar pernyataan Ayara ,Gara pun tertawa.
"Eh iya,jangan telfon gue duluan, dan jangan hubungi gue kalo gak penting- penting banget,gue gak suka.Oiya satu lagi,gue gak suka sama orang yang mudah ke pancing emosinya." Ayara menaikkan satu alisnya menatap Gara yang kini mengangguk-angguk paham.
"Dikit-dikit ngajak ribut,emosian gak jelas,norak tau gak,kaya lagi di zaman batu aja. Paham?" sambung kalimat Ayara.
"Siap boss" ujar Gara bersikap memberi hormat,Ayara kembali tertawa,ia langsung memejamkan matanya menikmati angin yang mulai terasa sejuk.
~~~
Bell pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,Agara sedang berjalan menuju parkiran yang sudah lumayan sepi,ia pulang sedikit terlambat hari ini, karena ada urusan dengan kepala sekolah untuk lomba bulan depan.
Ketika hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba sebuah kayu yang cukup besar mendarat pada punggungnya,
ia pun kaget karena wajahnya ditutup kresek hitam."Woi lepasin gue!,siapa lo!"
"Ikut kita dulu."
Sesampainya di halaman belakang sekolah,Agara di ikat pada salah satu pohon,dan salah satu laki-laki membuka plastik hitam tersebut dari wajahnya.
"Kelvin?!" Seru Agara saat mendapati ketiga laki-laki yang ia kenali yaitu Kelvin,Diego,dan Bima.
"Sialan,berani nya main keroyokan!" ujar Agara geram.
Satu pukulan mendarat pada pipi Agara,ia meringis dan masih mencoba melepaskan ikatan tangannya dari pohon tersebut.
"Lepasin dia,kita ga usah keroyokan, kita liat siapa yang menang dia yang berhak pacaran sama Ayara." Titah Kelvin yang kemudian di turuti oleh Diego dan Bima.
Tanpa basa basi lagi akhirnya Agara menyerang Kelvin habis-habisan, hingga satu jam berlalu Kelvin sudah babak belur,akhirnya Bima dan Diego memilih untuk segera bertindak,ia memukul berkali-kali tubuh Agara , belum sempat membalas, Agara pun sudah terbaring lemah di rerumputan. Tak kenal lelah,Agara mencoba bangkit dan melawan kedua rombongan Kelvin yang kini sedang menolong Kelvin untuk berdiri.
Pukulan demi pukulan sudah di rasakan,bahkan sudah membekas pada tubuh mereka.
Hingga akhirnya mereka bertiga lelah dan menyerah,Agara yang saat itu sudah babak belur habis-habisan hanya berkata. "Jangan ganggu Ayara lagi."
Peringatan tersebut ia lontar kan pada rombongan Kelvin cs,Gara pun segera melangkahkah kakinya menuju parkiran,ia bergegas pulang untuk beristirahat.
Tbc
Budidayakan vote dan comment!
Ingat menulis tak semudah membaca jadi cuma minta kalian buat vote ya^^ makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOPHILIA (tahap Revisi)
Teen FictionHai Ini cerita pertama gue di Watpad ini. Gue harap kalian suka ya sama cerita ini,walaupun gue masih perlu banyak belajar lagi untuk nulis,ya intinya gue butuh support dari kalian semua,tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa^^ Kritik dan saran nya...