***
Tiga hari setelah kejadian, tepatnya hari ini adalah hari selasa,dimana Ayara sama sekali belum sembuh sempurna dari rasa kecewanya.
Saat jam istirahat pertama,Ayara tengah berada di koridor berjalan menuju kelasnya."Eh mau kemana lo!?" Tiba-tiba Bianca cs menghalangi langkah Ayara.
Ayara yang tidak mau cari ribut segera menghindar dari halangan tangan Bianca, "udah puas sekarang?, gara-gara lo Agara jadi ngundurin diri untuk nerima pertukaran pelajar tau gak,apa hebat nya sih lo,bisa-bisanya Agara berkorban demi cewek kaya lo!" Ujar Bianca sarkas.
Ayara yang mendengar hal tersebut langsung membulatkan matanya, ia berlari menuju kelas Gara.
"Huhf.." hembusan nafas itu. mengakhiri langkahnya tepat di depan kelas Agara. "Gara.." panggil Ayara di ambang pintu.
Semua murid menatap ke arah Ayara,
Ayara sangat berani untuk yang pertama kalinya."Hey." Gara pun menghampiri Ayara.
Ayara merasa risih, ia pun melangkah mundur. "Gara kenapa lo lakuin ini?" tanya Ayara.
Gara mengernyitkan matanya, ia masih bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Ayara. "Maksud nya?"
"Gar, please gue gak papa kok kalo gak dapet tukar pelajar itu, lagian kan gue bisa kuliah di Indonesia."
Agara tertawa pelan. "Ooh itu, lo jangan kepedean dulu napa,gue nolak itu,ya.. karna nyokap gue gak setuju sama pertukaran pelajar itu,karna gue udah punya planning yang gue buat untuk masa depan gue nanti." jelas Gara panjang,namun sebenarnya ia berbohong supaya Ayara tidak akan merasa bersalah.
Ayara melebarkan matanya, ada rasa malu yang ia rasa,namun rasa itu segera ia singkirkan untuk menjaga image nya.
"Mm.."
"Eh, lo ikut gue sekarang." Agara menarik tangan nya segera berlari ke halaman belakang sekolah.
"Kemana sih Gar,ih lepasin diliatin orang tuh." Seru Ayara yang masih berusaha melepaskan tangannya, namun semakin ia ingin melepas semakin kencang Gara menggenggam tangan nya.
Tiba lah mereka di belakang sekolah,
suasana yang mulai sepi karena orang sudah berangsur untuk masuk kelas.
Gara melirik kanan kiri, dan ia pun membuka pintu di sekitaran pagar
belakang sekolah tersebut."Gara,ini gak baik!" Ucap Ayara mengernyitkan dahinya menatap Gara.
"Udah, lo ikut aja." titah Gara.
Setelah beberapa meter mereka berlari,akhirnya sampai juga pada suatu tempat yang asri, terdapat rumah pohon juga ayunan di sana.
"Wah,kok lo bisa tau tempat ini?" Ayara membulatkan matanya, ia takjub melihat ada rumah pohon di sekitaran sini.
Agara terkekeh ia segera memanjat rumah pohon tersebut. "Iyalah ini tempat tongkrongan gue sama Zein, Abib tapi ya karna bosen tempat ini kita tinggalin gitu aja."
Ayara masih melihat-lihat sekitar, ia pun paham dengan penjelasan Agara.
"Oh, gitu..,seru juga yah." Ujar Ayara tersenyum melihat ke arah Agara.
Yara mendudukkan dirinya pada suatu ayunan yang bergelantung di sana, ia pun mulai berayun-ayun pelan, rasanya nyaman hingga dia lupa kalo mereka harus masuk kelas bukan membolos seperti ini."Ra,naik kesini dong,lo mau liat ini gak." Seru Agara dari atas.
"Apaan?"
"Udah cepetan sini."
Ayara segera menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu untuk sampai ke atas rumah pohon tersebut.
Setelah sampai ia menghampiri Agara yang tengah melihat ke arah luar jendela."Wah,Gara indah banget.."
Mata Ayara membulat sempurna melihat pemandangan yang sangat indah, dari atas sini tampak jelas danau dan banyak jejeran bunga di tepinya.
"Seneng gak lo?" Tanya Gara.
Ayara tersenyum lalu mengangguk, ia pun segera turun berlari kecil menuju danau tersebut.
"Eh Ra,mau kemana lo!?" Agara yang tau maksud Ayara langsung bergegas turun dan mengikuti Ayara dari belakang, sesampainya di danau,
Ayara menghela nafas lega, ia merentangkan kedua tangannya, lalu dengan perlahan menutup matanya, ia merasakan angin yang tengah berhembus kencang, rambutnya pun berterbangan mengikuti arah angin.Agara duduk di tepian danau, menatap ke arah Ayara yang berada di sampingnya, gadis cantik dengan seribu mimpi, pikir Agara, ia pun tersenyum menatap Ayara.
"Lo cantik." ucap Gara , Ayara merasa terkejut, dia yang dengar berusaha pura-pura untuk tidak mendengar perkataan Agara tadi.
Agara yang merasa omongannya tidak di respon langsung menarik tangan Ayara hingga terduduk persisi di sampingnya.
"Eh lo itu gak usah pura-pura budeg."
Ayara gelagapan, jantungnya berpacu cepat, rasanya kupu-kupu di perutnya ini seakan-akan ingin membawanya terbang.
"Ra." panggil Gara lagi.
Ayara menoleh ke arah Gara, ia tidak berani menatap Agara, entah kenapa matanya selalu menghindar elang itu,mata milik Agara, rasanya malu, biasanya tidak begini.
"Kok muka lo blushing ?" Tanya Gara terkekeh kecil, ia tau sekarang perasaan Ayara sedang malu dengan kata-kata yang ia lontarkan.
Ayara semakin ingin membuang kepalanya jauh-jauh kalo bisa ia tidak ingin menatap Agara segini dekatnya.
"A-apaan sih.." Ayara beralih menatap danau ia tidak mau tertangkap basah oleh Gara jika dirinya kini tengah salah tingkah, Yara pun melempar kan beberapa kerikil ke arah danau.
"Gue punya permainan Ra."
Ayara masih melempar beberapa kerikil. "Apa?"
"Tapi, gue mau tantang lo, kalo lo lempar batu itu jauh dari batu yang gue lempar, gue kasih lo apa aja, terserah mau lo apa.."
"Beneran?!" tanya Ayara antusias.
Agara pun tersenyum devil.
"Yap, dan kalo batu lo kalah jauh sama batu yang gue lempar, lo harus jadi pacar gue." ujar Agara lembut menatap ke arah Ayara.Ayara terperanjat kaget, ini kejutan apa lagi?, seorang Agara yang terkenal irit bicara,dingin, dan tidak ingin pacaran malah menyatakan perasaan nya pada saingan nya?,pikiran itu dan kata-kata Acha dulu selalu teringat oleh Ayara.
"Gar?, lo?" Ayara tak habis pikir kalo Agara sudah melangkah komitmen mereka sejak awal.
Agara menatap manik mata coklat milik Ayara sangat dalam, ia pun meraih kedua tangan Ayara. "Ra, gue serius suka sama lo, gue sayang sama lo,gue juga bingung kenapa perasaan ini tiba di gue, tapi please lo percaya sama gue,gue serius." jelas Agara berharap cintanya di terima.
Namun Ayara masih terpaku ketika Gara mengatakan hal tersebut,sejujur nya hatinya ragu untuk menolak Agara karna dia juga mulai menyimpan rasa pada Gara, tapi Ayara masih memikirkan tentang masa depannya, masih berpegang teguh sama satu prinsipnya.
"Ra gue tau lo punya planning yang udah lo rancang, tapi gue gak bisa mendem ini lagi." Ujar Agara berusaha meyakinkan.
Ayara menggeleng, ia tak berani berucap,masih terpaku melihat Agara , entahlah rasanya campur aduk. Tak karuan.
"Sorry Gar,gue ga bisa jawab ini."
Tbc
Jangan lupa di vote ingat vote itu gratis:'v hehe..gak bayarrrr
Heh udah baper duluan si Agara:'
Tapi yang duluan baper itu Ayara karna Ayara udah suka sama Agara sejak mereka kelas X, tapi Ayara tetap memegang teguh prinsip hidup nya.Wkwkwk
Gimana nih>< ??
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOPHILIA (tahap Revisi)
Teen FictionHai Ini cerita pertama gue di Watpad ini. Gue harap kalian suka ya sama cerita ini,walaupun gue masih perlu banyak belajar lagi untuk nulis,ya intinya gue butuh support dari kalian semua,tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa^^ Kritik dan saran nya...