.
.
Gravitasi cinta ini membuat jatuh
Saat pancar matamu tak terdispersi
Menghadirkan resonansi di jiwaAbadi karena hukum kekekalan cinta
.•••
Dua orang kini tampak sibuk berbincang,pasalnya Kenzo saudara kandung Yara telah berbuat ulah lagi.
"Kak Troy serius?,si Kenzo bolos sekolah lagi?" pertanyaan itu sudah berkali-kali didengar oleh Troy,ia pun mengangguk untuk kesekian kalinya.
Yara yang menyadari tingkahnya langsung tertawa paksa."So..sorry kak,masih ga nyangka aja kalo Kenzo bisa berbuat hal itu berkali kali dalam satu minggu,gak biasanya."
Ayara tampak kebingungan dan mengerutkan dahinya,dia semakin yakin bahwa saudaranya itu sedang berada dalam masalah."Kalo gitu Gue cabut dulu Ra." pamit Troy pada Yara.Ia pun mengangguk. "Thanks infonya ya kak." Ayara memutar tubuhnya mendapati Alana dan Aleta yang sedang berjalan menghampirinya.
"Kita ngantin yuk?."Alana merangkul pundak Yara yang disusul oleh Aleta.
"Kalian duluan aja deh,gue mau nyari udara seger dulu,lagi mumet nih otak gue habis ulangan matematika tadi."
"Yaudah kita cabut ya,see you my baby"
"Okay my twins." Yara melambaikan tangannya melihat kedua sahabatnya yang semakin jauh.
Di lain sisi,Gara menghentikan langkahnya,ketika mereka hampir mendekati area kantin."Gue bungkus somay aja deh,lagi gak nafsu makan gue." Tutur Gara spontan.
Zein mengangguk paham."Yaudah gue langsung ngantin aja bareng Abib, ntar pesanan lo gue bawain,see you Gar." Abib berjalan beriringan sama Zein.
Gara berjalan di koridor sekolah, seperti biasa,banyak sekali yang melirik nya,baik yang menetap di koridor maupun orang yang sedang lalu lalang.Selalu terdengar riuh siswi yang memuji-muji dirinya sepanjang koridor yang ia lewati.
"Rebahan dulu kali ya?" Pertanyaan itu mengakhiri perjalanannya di koridor.Dia kini berada di taman sekolah,penuh dengan pepohonan yang rindang,sangat cocok untuk bersantai.
Setelah sampai di taman sekolah,
Gara langsung bersandar di pohon besar yang cukup rindang.
Gara merasakan terpaan angin yang membuat kantuk menyerang dirinya, ia sangat menikmati terpaan angin itu dan beberapa menit kemudian pun Gara tertidur.Ayara baru saja menginjakkan kakinya di taman belakang ini,
ia menghentak-hentakan kakinya dengan kesal."Ini hari kenapa sial banget ya!?,mana dapet kabar Kenzo bolos lagi,aaa mamaa!,nyebelin banget sih,tadi pagi juga!,Agara ga jelas banget!" kesal Yara yang sedang mendengar kan lagu lewat earphone. Suaranya melengking ke seluruh taman,untungnya hari itu taman sedang sepi.Ia pun berjalan mendekati pohon rindang yang berada di dekat nya.
Lalu ia menyandarkan tubuhnya di pohon itu,berharap dapat meredam emosinya yang saat ini sedang berada di otaknya.
"Kira-kira,tadi dia mau ngomong apa ya?,duh..tuh kan,jadi kepikiran,lagian ngapain juga gue kepo sama tu orang?tapi jujur sih,gue masih penasaran dia mau ngomong apa,ga mungkin kan gue susul dia,trus nanya gitu?,dia mau ngomong apa tadi?,aelah.
Gimana ya?,sial banget kok gue masih kepikiran sih!" Yara terus-terusan mengoceh tak ada habisnya,tanpa sadar ada ulat bulu yang menempel pada tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOPHILIA (tahap Revisi)
Teen FictionHai Ini cerita pertama gue di Watpad ini. Gue harap kalian suka ya sama cerita ini,walaupun gue masih perlu banyak belajar lagi untuk nulis,ya intinya gue butuh support dari kalian semua,tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa^^ Kritik dan saran nya...