Bersama fanny (2)

15.4K 91 11
                                    

Lanjut terus.....



Aku mengikutinya, didalam kamar mandi dia membersihkan penisku dgn sabun, aku pun juga membersihkan vaginanya. Setelah itu, kami balik kekamar. Aku langsung baring dan dia langsung menindihku. Mencium ku mulai dari kening, bibir, leher hingga sampai ke penisku. Sambil dikocoknya, dia jg menghisap2 buah sakarku membuat penisku tegang sempurna.

"Kak, besar amat ya? Muat gak ya?"

"Suka gak?"

"Perempuan mana yg gak suka klo sebesar ini kak.. hehe"

"Yg ambil perawanmu sebesar ini gak?"

"Mana ada kak, jauh dibanding punya kakak"

"Emg udah berapa penis yg pernah ade nikmati?"

"Baru punya mantanku kak, kk yg kedua nih"

Aku kemudian meraih kedua bukitnya dengan tnganku. Bukit yg kenyal dan sepertinya sdh lama gak dijamah. Kedua puting mungilnya masih sangat ranun. Fanny mulai menghisap penisku, lidahnya mejilati helem bawahku secara melingkar hingga kepangkal. Seluruh batang penisku tertelan olehnya hingga kurasakan sampai ditenggorokannya. 5 menit dia memainkan penisku. Aku kemudian bangkit dan lgsg membarinkannya. Aku duduk disela kedua pahanya. Kuelus2 bibir vaginanya yg jg sdh agak basah. Kini kuarahkan penisku kebibir vaginanya, pelan2 kugesek2an terlebih dahulu.

"Pelan2 kak"

"Iya syg, tahan ya"

Fanny hanya ngangguk, perlahan kudorong penisku, kepalanya berhasil masuk.

"Awwwww sakit kak"

Fanny mengeram sakit, kuku tangannya mencengkram pahaku. Aku berusaha menarik kembali penisku dan memasukkannya lagi. Terasa masih sangat sempit. Aku cabut kembali dan melumuri penisku dgn ludahku agar lebih licin. Kumasukkan kembali penisku. Dengan 1 kali hentakan, penisku sdh masuk seluruhnya kedalam vaginanya hingga terasa menabrak dinding rahimnya.

"Ahhhhhhh.......".

Kulihat fanny teriak kecil, disudut matanya terlihat kluar air mata. Aku diamkan penisku agar fanny bisa menyesuaikan dulu dengan penisku. Aku kemudian mencium keningnya dan mencumbu bibirnya. Sambil bercumbu, kucoba perlahan maju mundurkan pantatku.

Kurasakan fanny mulai mengimbangi gerakanku, tangannya membantu dorong tarik pantatku. Rasa sakit yg awalnya berubah menjadi kenikmatan. Aku mulai mempercepat enjotanku.

"Kak ahhh enak trus oh oh oh". Desahnya

"Vaginamu sangat enak dek, penisku kayak dipijat2."

Fanny terus mendesah keenakan. Beberapa menit dengan posisi itu, aku capek sendiri. Kini aku angkat badannya dia hingga posisinya duduk diatas kedua pahaku. Fanny kemudian bergerak naik turun, aku kembali melahap susunya. Kedua tangannya menarik kepalaku hingga rapat full di belahannya sampai2 aku susah bernafas. Beberapa saat kemudian tiba2 fanny menghentikan enjotannya.

"Kak, klo aku hamil gimana?"

"Ya kalo hamil punya anak donk"

"Ye kak aku serius"

"Nnti aku cabut pas kk mau kluar toh"

"Awas ya keenakan nnti trus lupa cabut".

Kini aku coba arahkan dia untuk rubah posisi, dia tengkurap dan aku sodok dia dari belakang. Fanny sangat menikmati posisi ini. Dia terus meracau tak karuan. Selang beberapa menit kurasakan hangatnya cairan cinta fanny. Aku pun yg hampir capai puncak menghentikan enjotanku. Kubiarkan fanny menikmati orgasmenya.

"Aku kluarr kakkk, ahhhhhhhhh...."

Dia langsung ambruk ke kasur. Dalam posisi dia telentang, aku langsung mengarahkan penisku ke belahan susunya. Fanny nampaknya mengerti dan langsung menjepit penisku dengan kedua belahannya. Mulai kuenjot jepitan susunya yg kenyal itu, tak lama kurasakan mau kluar, buru2 kucabut dari jepitannya. Fanny langsung mengocok cepat penisku yg berada tepat didepan wajahnya.

"Ahhhhh.... ahhh...". Erangku sambil menikmati orgasmeku. Cairan pecuhku muncrat berkali2 di muka fanny. Dia tersenyum melihat ekspresiku itu. Kini fanni menghisap penisku, menikmati sisa2 pecuku. Aku kemudian roboh disamping fanny. Fanny mengelap muka dan vaginanya dgn tissu.

"Aku sayang kakak". Ucapnya sambil mencium bibirku.

Aku hanya memeluknya erat. Tubuhku dan tubuh fanny menyatu tampa dihalangi sehelai kain pun. Aku yg begitu kecapean akhirnya tertidur dipelukannya begitupun fanny.



To be continue

Pekerjaan mempertemukan kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang