five

32.1K 4.4K 1.1K
                                    

hari minggu kemarin seharusnya jisung dengan sang soulmate bertemu. tetapi ada urusan mendadak dari sang soulmate menyebabkan pertemuan mereka mundur. bahkan seharian kemarin jisung hanya berguling-guling di kasurnya tidak jelas. mood-nya benar-benar hancur seharian.

hari senin, waktunya kembali beraktivitas. mood jisung masih lumayan buruk, tapi tidak apa-apa. pertemuan mereka akan diganti sore nanti.

jisung memarkirkan motornya ketika melihat chenle masuk dari gerbang sekolah. dia langsung bergegas mengimbangi langkah chenle.

"chenle!" sapa jisung sambil mengejar langkah kaki chenle.

"hai," sapa chenle balik.

"lo naik bis?" tanya jisung.

"iya."

"di apartemen lo tinggal sendiri?" tanya jisung lagi. "belum ketemu soulmate lo?" lanjutnya.

chenle terkekeh mendengar pertanyaan beruntut jisung, "iya. orang-orang pasti kaget kalau lihat lo yang banyak tanya gini."

"orang-orang juga pasti kaget kalau lihat lo senyum. lo manis banget kalau senyun," sambung jisung.

"apasih."

sekarang hari senin, para siswa dilarang memakai hoodie dan teman-temannya. kesempatan jisung untuk membuktikan apa dugaan para sahabatnya betul atau tidak.

jisung melirik lengan kiri chenle dan saat itu juga jisung menyesal. mengapa dia menyayat lengan bagian dalamnya? dia tidak melihat apapun di lengan chenle. hanya lengan luarnya, karena lengan bagian dalam chenle tertutup. ya walaupun jisung belum yakin seratus persen kalau pemuda manis di sampingnya itu adalah soulmate-nya, tapi jisung harus memastikan juga.

saat jisung masih asik dengan pikirannya tiba-tiba dirinya dikagetkan dengan tangan chenle yang mencengkeram bahunya. tangan jisung otomatis meraih pinggang dan tangan chenle. sepertinya pemuda manis itu ditabrak dari belakang dan menyebabkan dirinya hampir jatuh.

"bang changbin!" seru jisung pada pemuda di depan mereka yang berlari tergesa-gesa.

"maaf sung! le! gue buru-buru!" balas changbin.

"ada-ada aj-"

perkataan jisung terhenti ketika merasakan panas pada lehernya dan beberapa isi pikiran orang lain yang masuk ke rongga kepalanya.

apa? lo siapa? gue bingung, jisung?

jisung melebarkan matanya ketika rongga kepalanya diisi pikiran-pikiran orang lain dan itu pasti sang soulmate. tidak akan dirinya bisa bertelepati dengan orang yang bukan soulmate-nya. seperti yang aku bilang, sepasang soulmate harus saling bersentuhan-kulit dengan kulit-agar bisa bertelepati.

jisung? jisung? soulmate gue? beneran?

jisung memperbaiki posisi mereka dan menatap manik chenle. mengabaikan puluhan mata yang menatap keduanya penasaran.

"kita ke taman," kata jisung.

❄️

"duduk."

chenle menundukan kepalanya tidak berani menatap mata pemuda di hadapannya. tangannya mengepal kuat, menahan air mata yang tiba-tiba ingin keluar. mungkin merasa bersalah sudah menghindari belahan jiwanya sendiri.

"huft, tatap gue," kata jisung. tangan besarnya menangkup pipi putih chenle, membawa manik indah itu menatap manik coklatnya.

ice [jichen] ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang