Dina: dimana San?
Aku menatap pesan masuk dari Dina, kemudian beralih menatap sekekelilingku sebelum mengetikkan balasan.
San: nonton final basket
Dina: Serius? Are u okay San?
San: y gpp Dina, emg kenapa
Aku menggigit bibir bawahku, aku bohong. Aku kenapa-kenapa, aku nggak tahu apakah aku bisa biasa saja melihat Leo bermain basket, atau melihat Leo bersama Senja. Aku nggak tahu apa yang akan terjadi di sini. Aku nggak tahu apakah perasaanku bisa tetap baik-baik saja Dina.
Dina: udah aku bilang g usah ikut San
San: ga enak Dina, anak kelas pada dateng karena ada perwakilan kelas yg main di final.. Aku juga udh janji sama yang lain bakal dtg
Dina: Kamu bisa pulang kalau di sana cuma bikin g nyaman San.
San: iya Dina jangan khawatir^^
Aku mengedarkan pandanganku, mencari Ratna dan Wanda yang tadi izin untuk ke toilet, tapi belum juga kembali sejak sepuluh menit yang lalu, membuatku harus mencari mereka. Mungkin, mereka tersesat dan tidak bisa menemukan kumpulan kelas kami karena tribun cukup ramai, atau mungkin pergi ke suatu tempat. Ponsel mereka bahkan tidak aktif, membuat bingung saja.
Aku kembali berjalan menuju toilet. siapa tahu mereka masih di sana. Tapi belum juga sampai di toilet, aku harus kembali menghentikan langkahku, kali ini seseorang berdiri tepat di hadapanku.
Aku mengangkat kepalaku yang tadi menunduk, menatap layar ponsel. Orang di hadapanku tersenyum, membuatku kikuk bukan main. Tidak mau dianggap tidak sopan karena mengabaikannya, akupun membalasnya dengan senyum kecil.
"Lama nggak ketemu, San."
Pandanganku tidak bisa fokus padanya, aku bingung harus bersikap dan bereaksi seperti apa. Perlahan aku kembalu menerbitkan senyum, kali ini lebih lebar.
"Iya Kak, apa kabar?"
"Baik dong, lo apa kabar?"
"Baik kak."
"Lihat Leo nggak San?"
Aku terdiam sesaat, merasa sesak mendengar nama itu, tapi juga tidak bisa apa-apa.
"Nggak tahu Kak, mungkin sama pemain yang lain?"
"Tadi gue udah ke sana, eh nggak ada."
Aku mengangguk-angguk, sebenarnya ingin menjawab, mungkin dia tengah bersama Senja.
"Eh itu dia, Leo!"
Napasku tercekat, aku tidak menoleh ke belakang meski jelas kudengar langkah kaki mendekat ke arah kami. Tidak butuh waktu lama, ia sudah berdiri di sebelahku.
"Gue cariin juga lo!"
"Kenapa sih Kak?"
"Heh curut, lo nggak mau minta doa sama Kakak lo? Ha? Gue jauh-jauh dateng ke sini mau nonton lo, malah nggak dianggep."
Kudengar Leo bergumam kesal, kemudian satu jitakan ia dapatkan dari Kak Geraldi. Aku terdiam di sana, bingung harus bagaimana.
"Udah dapet doa dari San nih pasti, jadi nggak mau dengar doa dari gue."
Aku mematung di tempat, semoga maksud Kak Geraldi tidak mengarah ke sana, karena kalau iya, Kak Geraldi baru saja melakukan kesalahan.
"San belom doain gue malah, parah lo," Ucap Leo, tanpa beban sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/217643282-288-k748608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAS JATUH, SAN! (√)
Teen FictionPadahal semuanya bisa jadi lebih mudah kalau waktu aku jatuh ke kamu, kamu tangkap aku.