V

42 7 0
                                    

Preview

Preview

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



“Tidak Bisakah kau membantuku untuk kali ini saja?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak Bisakah kau membantuku untuk kali ini saja?”

“Aku tidak membantu manusia kecuali mengantarkan arwahnya ke alam baka.”

Rambutku sudah ku acak beberapa kali selama 2 jam ini. Yah, bagaimanapun juga bernegosiasi dengan malaikat maut merupakan hal yang hampir atau bahkan memang mustahil. Karena yang ku tahu mereka bahkan tak memiliki perasaan, seperti kalanya aku bertemu dengan Dorothy pada pertama kali. “Oke baik,” mataku tak lepas darinya dan mengerutkan keningku dengan tak suka ataupun bingung. “Lalu kenapa kau memberitahuku tentang daftar kematian itu? Kau sendiri yang mengatakan padaku kalau aku tak boleh diberi tahu tentang kematian apapun itu.”

Di posisinya yang tengah bersantai di sofa sambil menyangga kepalanya dengan dua tangan, Dorothy akhirnya membuka matanya yang tak begitu lebar dan dengan malas melirik ke arahku. “Aku bilang aku tak bisa memberitahumu kapan kau mati bukan siapa yang akan mati.”

“Kau memang tak pernah membiarkan aku menang berdebat ya? Malaikat kematian sungguh licik.”

“Kalau aku tidak licik aku tidak akan menjadi malaikat pencabut nyawa, kau tahu.”

“Benar juga, Memangnya Apa yang kau lakukan selagi hidup hingga kau menjadi seperti sekarang?”

Aku terjatuh begitu saja ketika merasa pusing yang sangat menusuk kepalaku. Kurasa ini ulah Dorothy lagi. Dan benar saja ketika aku dapat mengenali sekitar lagi, bunyi EKG terdengar nyaring menandakan bahwa detak jantungku meningkat dengan cepat. “Ku peringatkan kau untuk jaga ucapanmu.”  Wow, sepertinya ada yang marah.

“Kenapa? Kau akan mengantarku lebih cepat? Silahkan, dengan senang hati.” Kataku lantang sambil menempatkan telapak tanganku di dada kiri.

Tak kusangka, ucapanku tadi membuat Dorothy mengerjap lalu bangkit dari posisi rebahnya—masih dengan kedua tangan mengangga seperti setengah terbaring. Apa itu yang diinginkannya? Tapi sepertinya dia tidak senang, karena tak ada cahaya kesenangan apapun disana.

GWTN II; Phantom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang