Preview
*trans: goodbye, Taehyung.
Anw, happy eid adha bagi yang merayakan✨🐂🐑🐐🐪🐫
“Kau punya banyak waktu, tapi ingat batasanmu. Semakin lama kau menghabiskan waktumu di luaran sana, semakin banyak memorimu akan terhapus. Kembali saat kau merasa kesakitan.”
Ingatku dalam bayang-bayang wajah kelam Dorothy sebelum mengirimku kesini, ke dalam kesasaran orang lain agar aku bisa berinteraksi dengan dunia nyata. Aku jadi merasa bersalah pada orang yang ku tumpangi kesadarannya untuk bisa memikirkan hal yang setidaknya dapat terkirim ke dalam benak orang itu, tapi walaupun begitu kelihatannya aku tak perlu berpikir keras karena orang yang ku pinjam akalnya sangat sangatlah pintar.
Aku masih memantung ketika Namjoon hyeong mengangkat kepalanya dan melihat Hoseok masuk dengan penuh tanda tanya. “Duduklah,” Namjoon terlihat sangat frustasi, bahkan dalam pikirannya pun banyak sekali hal yang terbelit di otakya. “Seok, bagaimana tempat itu? Sudah dibersihkan?”
Hoseok yang baru mendaratkan bokongnya di kursi putar di hadapan Namjoon menautkan alisnya, begitupun aku. Biasanya Namjoon tak akan menanyakan hal sekecil itu, bahkan untuk sekadar membersihkan lokasi kejadian itu di luar dugaan. “Sudah selesai di bongkar dan diratakan. Lalu dengan rumah tua di Jeolla milik Jimin—”
“Kau akan mengahncurkannya juga?”
Hoseok mengangguk sedikit ragu.
“Tahan dulu, biarkan seperti itu.”
“Hah?” Hoseok mengetuk-ngetuk meja kerja Namjoon dengan Jemarinya yang panjang. “Joon, kau sendiri yang memerintahkan segera meratakan tempat yang berhubungan dengan kenangan buruk mereka dan kita semua. Rumah dengan kepemilikan Park Jinan melekat kuat pada kasus sebelas tahun lalu, dan kini kita mendapat perintah langsung untuk meratakannya dari Ji—”
KAMU SEDANG MEMBACA
GWTN II; Phantom ✔
Fiksi Penggemar𝗣𝗵𝗮𝗻𝘁𝗼𝗺 /ˈfan(t)əm/ (n). a figment of the imagination. Apa yang akan kau pilih antara mati dengan tenang atau hidup dengan penderitaan? Kim Taehyung mengambil keduanya; hidup untuk temannya dan mati untuk Dorothy, tetapi ternyata malaikat mau...