X

42 6 0
                                    

Preview

Preview

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara kuhirup dalam-dalam ketika aku sadar dan masih melihat Dorothy memantung di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara kuhirup dalam-dalam ketika aku sadar dan masih melihat Dorothy memantung di hadapanku. Dalam hati bersyukur, pandanganku bukan bertemu dengan alam baka dan mempertemukanku dengan detektif-detektif yang gugur sejak lama melainkan rooftop rumah sakit dengan landasan helikopter mencolok berwarna kuning. Namun, aku tak pernah merasa tenang, hal yang sangat buruk akan segera datang.

Aku benar-benar tak ingat, orang itu…yang mengumumkan kematianku, yang menangis untuk Jimin. Sebenarnya, mereka siapa? Aku merasa sangat bersalah, tapi jika benar mereka adalah orang yang berharga bagiku aku merasa…membuang mereka sia-sia. Maafkan aku, siapapun kalian maafkan aku.

“S—sial,” Aku mengacak rambutku, kaki ku selonjorkan sementara tangan menjadi tumpuan. Langit, sekali lagi menatap langit. Langit ini masih sama ketika aku pertama kali membuka mataku dan masuk dalam dunia arwah ini. Suasananya masih sedih, tak ada bintang atau bulan, hanya ada gumpalan awan hitam yang semakin kelam. Setetes, dua tetes, air jatuh mengalir di pipiku. Aku tak peduli jika air mata ini keluar di tubuh asliku, aku hanya ingin menangis, benar-benar letih. “Aku ingin semua ini berakhir, BERAKHIR!”

Hoi Kim Taehyung,” Dorothy menekuk lututnya untuk berjongkok, ia menyilangkan kedua tangannya di lutut, tubuhnya jadi seperti gumpalan.  “Kau… bagaimana kau melihat itu semua?”

Aku tak mendengar perkataannya. Namun kubalas, “Apa itu semua akan terjadi?” Walau agak sedikit lancang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, siapa peduli. Dorothy bukan Kim Namjoon yang harus ku patuhi. Aku merunduk menahan isakan sebisa mungkin ketika Dorothy mengangguk walau tak terlalu tegas. “Tolong…akhiri semuanya…”

Ini bukan halusinasiku tapi Dorothy benar menggunakan tangannya untuk menepuk punggungku yang bergetar hebat. Bahkan ia tak lagi melontakan kata-kata mengejek, melainkan hal lain yang jarang ia katakan dan mungkin ini pertama kalinya. “Kim Taehyung, mereka memperlihatkanmu sesuatu yang penting yang seharusnya tak dilihatkan. Itu berarti…kau berbeda.”

GWTN II; Phantom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang