9 : Perkenalkan
.
.
Semua orang terdiam.
Ketika semua orang masih sibuk memikirkan mengapa jembatan yang tadinya kokoh langsung berubah runtuh dalam sekejap, Itachi menjadi orang yang pertama kali bereaksi. Dengan cekatan ia keluar dari mobil, mencengkeram lengan Hinata, dan menyeretnya masuk ke mobil. Itachi mengerutkan kening ketika merasakan pakaiannya yang berubah basah karena terkena hujan, namun ini bukan saatnya memikirkan tentang itu. Ia harus secepatnya membawa Hinata pergi dari lokasi ini sebelum kehebohan dan kepanikan timbul.
Hinata yang baru sadar jika sudah berada di mobil langsung menoleh ke arah Itachi dengan sorot mata yang seolah bertanya 'mengapa?'. Bibirnya gemetar, bukan hanya kerena dingin namun juga karena dibebani oleh puluhan pertanyaan yang hendak ia utarakan.
"Kau bisa menjelaskan semuanya nanti." Hanya itu yang Itachi ucapkan seraya memacu mobilnya meninggalkan lokasi kejadian. Itachi sedang merasa shock sekarang. Ia butuh fokus dan konsentrasi saat menyetir. Oleh karena itu segala macam penjelasan yang berbau tidak masuk akal harus ditunda hingga nanti.
Hinata hanya mengangguk. Tangannya yang gemetar mengusap roknya yang basah.
"Itu... tadi... kau... itu..." Sasuke yang duduk di kursi belakang terlihat kebingungan. Berkali-kali di menoleh ke belakang meski lokasi jembatan runtuh sudah tidak terlihat lagi. "B-bagaimana bisa... itu... itu...."
Sasuke menelan ludah dengan susah payah. Mengerikan. Benar-benar mengerikan. Untung saja ia berhasil lolos dari maut. Siapa yang bisa mengira jembatan beton yang tadinya menjulang tinggi bisa runtuh dalam satu jentikan jari? Andai saja kakaknya melaju dengan lambat... atau andai saja mobilnya mogok di tengah jembatan....
Benar-benar mengerikan.
Mau tak mau Sasuke menatap gadis Hyuuga yang saat ini duduk di kursi depan dengan bajunya yang basah kuyup. Tadi si aneh itu berdiri di tengah jalan sambil menghalang mobil yang hendak lewat. Itu... mustahil kan? Mana mungkin Hinata bisa menerawang masa depan? Tapi tidakannya barusan... itu pasti kebetulan belaka. Kan? Pasti begitu! Mana mungkin Hinata bisa tahu... tapi dia tadi... jelas-jelas dia... tapi itu mustahil!
Si bungsu Uchiha menghabiskan waktunya di sepanjang perjalanan dengan bertanya-tanya dalam hati sambil berusaha berpikir logis.
.
.
Ketika lewat tengah malam, hujan masih turun dengan deras. Sesekali terlihat kilat dan suara dentuman petir yang memecah kesunyian malam.
Uchiha Itachi, pria yang selalu menjunjung tinggi logika dan fakta merasa dunianya jungkir balik. Smartphone yang berada di tangannya menampilkan artikel berita yang menceritakan kejadian naas runtuhnya jembatan Nakawa beberapa jam yang lalu. Menurut artikel tersebut, tidak ada korban jiwa karena saat jembatan runtuh kebetulan tidak ada kendaraan yang melintas di atasnya. Dugaan sementara, jembatan itu runtuh karena usianya yang sudah tua sehingga bagian bawah jembatan keropos dan hancur karena terkikis arus sungai yang begitu deras.
Itachi meletakkan ponselnya di atas meja. Tubuhnya yang sudah berbalut piyama terduduk lesu di atas sofa. Sial! Jika ia tidak bisa menemukan jawaban dari misteri ini maka bisa dipastikan ia tidak akan mampu tidur karena penasaran!
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki yang menuruni tangga itu terdengar pelan dan hati-hati. Tanpa perlu menoleh, Itachi sudah tahu siapakah pemilik langkah kaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost!
Fanfiction"Aku membutuhkanmu! Aku tidak bisa hidup tanpamu! Selama aku bisa berada di sisimu, aku rela melakukan apapun! Aku rela menjadi tukang kebun, juru masak, pelayan, bahkan aku rela menjadi kuli!" Kepala Itachi langsung pusing. Perempuan ini begitu...