12 : Smile
.
.
"Hinata."
"Ya?"
"Apa yang akan kau lakukan seandainya aku mengatakan aku menyukaimu?"
"M-maka a-aku akan berkata aku juga menyukaimu." Hinata berkata tanpa ada keraguan sedikitpun.
"Kau menyukaiku?" Mata Itachi terbelalak lebar. Ada sedikit rasa pengharapan yang muncul dalam hatinya.
"Tentu saja!" Hinata terlihat senang. "Kau itu sangat baik, pengertian, sopan, dewasa, rajin bekerja, dan yang terpenting sentuhanmu sangat ajaib!"
"......oh." Senyuman Itachi lenyap seketika. Memangnya apa yang bisa ia harapkan dari Hinata dan juga perbincangan ini?! Mereka bahkan sulit berada di satu frekuensi yang sama! Mereka berdua seperti berasal dari dunia yang berbeda!
Kening Hinata berkerut. Apakah ini hanya perasaan Hinata saja ataukah memang Itachi terdengar sedikit kecewa?
Apakah deskripsi Hinata masih kurang?
Apakah Itachi merasa pujian Hinata masih belum cukup?
Hinata mencoba menggali banyak hal positif dari diri Itachi. "Um.... k-kau juga tampan, keren, karismatik, cerdas--"
"Stop."
"Um...."
"Aku sudah menangkap maksudmu, jadi stop, kau tidak perlu berkata panjang lebar lagi."
Ini sangat melelahkan..... pembicaraan ini sangat melelahkan....
.
.
Terkadang Itachi merasa dirinya adalah orang yang paling sial jika menyangkut masalah percintaan.
Sejak dulu ia tidak pernah jatuh cinta ataupun memiliki ketertarikan pada seseorang. Bahkan Itachi sempat mengira jika dirinya adalah seorang aseksual!
Dan ketika roda kehidupan berputar, Itachi akhirnya menyadari jika dirinya juga bisa jatuh cinta pada seseorang. Sialnya.... orang tersebut adalah Hyuuga Hinata!
Oh, mengapa Itachi tidak jatuh cinta pada wanita yang lebih normal dan biasa?! Setidaknya dengan begitu hidupnya akan lebih mudah!
Tapi urusan hati dan perasaan tidak bisa ditebak dan dipilih kan?
Itachi mengetuk pintu kamar Hinata. Ini memang sudah malam, tapi jika Itachi tidak menuntaskan masalah ini maka ia tidak akan bisa tidur dan esoknya ia tidak akan bisa fokus bekerja.
"Itachi?" Hinata membuka pintu kamar dengan raut wajah yang penuh keheranan.
"Ayo bicara." Itachi mengisyaratkan pada Hinata untuk mengikutinya.
Malam sudah larut dan kediaman Uchiha terasa sepi. Itachi mengajak Hinata ke balkon untuk membicarakan kesalahpahaman dan juga perbedaan prinsip antara mereka.
"Hinata, aku akan bertanya sesuatu padamu."
Gadis itu mengangguk. Cahaya bulan menyinari gadis itu dan membuat kulitnya yang putih terlihat semakin pucat. Meski begitu, ada pesona yang dimiliki gadis itu yang membuat Itachi sulit berpaling.
"Emm...."
Hinata melambaikan tangannya ke arah Itachi karena sejak tadi pemuda itu hanya diam mematung tanpa mengatakan apapun.
Itachi berdehem beberapa kali untuk menghilangkan rasa malu dan juga canggung dalam dirinya karena tanpa sengaja menatap Hinata terlalu lama. Ini sangat mengkhawatirkan. Hatinya sudah berada diluar kendali dan kini matanya juga mulai berada diluar kendali. Selanjutnya apa? Otaknya kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost!
Hayran Kurgu"Aku membutuhkanmu! Aku tidak bisa hidup tanpamu! Selama aku bisa berada di sisimu, aku rela melakukan apapun! Aku rela menjadi tukang kebun, juru masak, pelayan, bahkan aku rela menjadi kuli!" Kepala Itachi langsung pusing. Perempuan ini begitu...