.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sementara pernikahan BrightWin sedang berlangsung di New York dengan undangan-undangan untuk mitra kerja Off sekala internasional.
Yang tentu saja Chimon tidak ikut. Chimon tau jika dia ikut. Dia hanya akan dibanding bandingkan dengan kakaknya yang selalu dibanggakan oleh Off.
Dan keberadaannya juga tidak terlalu dianggap oleh Off. Itulah pikiran Chimon yang membuatnya malas mendengar ocehan Off.
Dan hari ini, Chimon sedang berjalan jalan ditaman. Chimon ingin meregangkan ototnya yang sudah kaku. Walaupun hanya dengan berlari kecil ditaman.
Ketika sudah berasa lelah Chimon mendudukan dirinya di salah satu kursi panjang bercat putih yang sudah sedikit pudar itu.
Chimon mengambil botol minum yang dibawanya. Dalam beberapa tegukan air dalam botol minumnya itu sudah habis.
Setelah itu Chimon mengedarkan pandangannya dan melihat beberapa sosok yang sedang bercengkrama dengan bahagia.
"Hey, jagoan sekarang kau sudah punya balon dan sudah bersama ibumu. Jadi kau jangan menangis lagi ya? Kau kan seorang jagoan hoem" Ucap sesosok itu dengan senyum lembutnya.
"Makasi P' " Ucap anak itu dengan senyumnya lalu pergi bersama sesosok yang sepertinya adalah ibunya.
Lalu sesosok yang tadi diajak anak kecil itu berbicara hanya membalas dengan melambaikan tangannya.
Chimon masih memerhatikan orang itu. Orang itu mulai berjalan mendekati Chimon. "Boleh aku duduk di sini? "
" G " Ucap Chimon singkat
"Oh baiklah" Walaupun berkata begitu orang itu tetap saja duduk di samping Chimon
"Lo nggak ngerti bahasa manusia ya! "
"Menurutmu? "
"Ahh, serah lo deh" Chimon sangat malas berdebat saat itu, belum karena rasa lelahnya dan sosok orang yang sangat menyebalkan itu berada didekatnya saat ini
"Kamu sering olahraga disini? " Tanyanya dengan ramah
Chimon hanya menghela nafas kasar, dia sedang tidak ingin mengeluarkan tenaga bahkan untuk berbicara saja.
"Ee kau lelah ya? Mau ku belikan minum? " Dan lagi lagi Chimon hanya diam. Dan tentu saja orang itu masih tetap berjuang agar Chimon mau berbicara padanya
"Kamu udah makan? Udah minum? Kesini tadi naik apa? " Karena merasa kesal dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkannya, Chimon memukul bahu sosok itu sedikit kasar.
"Lo bisa diem nggak sih? Gue capek. Bacot banget jadi orang, dasar lem" Ucap Chimon dengan ketusnya lalu kembali menyandarkan dirinya kekursi taman.
"Lem? Oh.. Namaku Pluem ya. Ingat dong, udah kenal lama masak nggak inget namaku sih" Ucap sesosok yang sering mengganggu Chimon itu, ya dia adalah Pluem.
"Bodo mau nama lo Pluem, phem, lem. Gue nggak peduli" Ucap Chimon yang entah kenapa tangannya langsung main menggelitiki Pluem.
"? " Pluem kebingungan meilhat kelakuan Chimon. Tapi bodo amatlah, Pluem mulai menyerang Chimon juga dengan menggelitikinya juga.
Mereka saling menggelitiki dan tertawa begitu lepas di sana yang terasa bahwa tidak ada beban yang menggantung dipundak mereka.
Beberapa orang yang menyaksikan mereka hanya menggelengkan kepalanya. Mereka berpikir bahwa mereka sedang berpacaran dan menghabiskan waktu bermain ditaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Fate
Random"Kenapa takdir selalu mempermainkanku" - Pluem "Kebenaran pasti akan merubah segalanya" - Chimon "Terkadang diam saja lebih baik" - Nanon "Bacot! " - Ohm ⚠️ Bxb Mpreg Indonesia Bahasa nonbaku Little bit angst Karya pertama author mohon dimaklumi jik...