11. Fall

735 78 8
                                    

.

"Tok... Tok.. Tok" Suara gaduh yang merasuki pendengaran, siapapun yang berada di dekatnya pasti terganggu. Pluem yang sebelumnya masih bermimpi menjadi sadar sepenuhnya setelah mendengarnya.

Setelah mengumpulkan semua nyawa miliknya dengan cepat Pluem bangun dari tidurnya dan berjalan membuka pintu yang menjadi sumber suara gaduh itu.

Nampak seorang wanita paruh baya dengan memakai berbagai perhiasan yang menggantung di leher, telinga dan tangannya. Tidak lupa dengan kacamata hitam dan menggunakan syal panjang sampai lutut.

"Kau diusir dari sini" Pluem kebingungan, bagaimana tidak, orang tidak dikenal yang tiba tiba datang tanpa mengenalkan diri dan mengatakan hal aneh begitu saja didepannya " Maaf? "

"Kau diusir dari sini. Kau belum membayar uang sewa bulan ini"

"Tapi, anda siapa? "

"Oh, aku orang yang mengurus kost-kostan ini sekarang, Gigie"

"Hah!? Apa Anda punya bukti?" Wanita paruh baya itu menunjukan surat pembelian kost-kostan itu dan tentu saja memanggil pemilik kost lama untuk menjelaskannya pada Pluem.

"Iya Nak Pluem. Ada orang yang membeli kost-kostan ini kemarin. Jadi kost-kostan ini sudah berpindah tangan"

"Tapi dimana saya harus tinggal pak? "

"Itu urusanmu. Akan kuberi kau waktu satu hari dan besok kamar ini harus sudah bersih tanpa barang barangmu" Ucap Gigie yang langsung pergi

Dengan sigap Pluem menggambil tangan Gigie " Bisakah kau memberiku waktu Nyonya? "

"Woi tanganmu lepas. Tangan kotor begitu berani memegangku" Ucap Gigie sambil melempar tangan Pluem sembarangan

"Tolong beri aku waktu seminggu.. Tidak 3 hari saja untuk mendapat uang untuk membayar kost. Tolong Nyonya" Pluem menatap Gigie dengan tatapan penuh harapan agar diberi waktu, tentu saja Pluem masih setia mencakupkan tangan didadanya.

"Sekali tidak! Tetap tidak! Mau berapa lamapun kau mengumpulkan uangnya aku tidak peduli. Yang jelas besok pagi kamar ini sudah kosong" Pluem hanya pasrah mendengar itu. Berbagai pikiran buruk mulai menghampirinya.

Pemilik yang lama menghampiri Pluem dengan memegang pundak Pluem "Maaf ya Pluem, pembeli itu mengancam bapak agar dia bisa membeli kost-kostan ini"

"Tidak apa kok pak, makasi bantuannya selama ini, saya masuk dulu untuk berkemas" Pluem mendudukan dirinya dikasur tipis miliknya.

Pluem berpikir sangat keras untuk selanjutnya dimana dia akan tinggal. Pluem tidak memiliki teman lagi yang bisa diajak bersama. Tapi, untuk Fiat, Pluem berasa tidak enak. Fiat sudah sangat banyak membantunya. Pluem tidak ingin menyusahkan Fiat lagi.

Pluem larut dalam pikirannya. Dia terus mencari solusi untuk masalahnya kali ini. Pasalnya tabungannya sudah digunakan untuk biaya kuliah dan skripsinya, Pluem harus pergi ke warnet karena dia tidak memiliki laptop.

"Mungkin aku bisa minta gajiku dulu di cafe" Begitulah pikir Pluem. Ketika dia melihat ponselnya, dia baru sadar kalau dia sudah terlambat untuk ke cafe

Pluem segera berlari menuju pangkalan ojek terdekat. Pluem tidak ingin terlalu lama terlambat hari ini. Walaupun harus menggunakan sisa uang miliknya untuk ongkos ojek kali ini.

Dalam perjalanan terjadi kemacetan dan ojek yang ditumpangi Pluem harus memutar arah. Pluem tambah tidak enak, Pluem yakin bahwa dia pasti akan dimarahi habis habisan di cafe.

Selang beberapa menit Pluem sudah sampai di Peraya Cafe. Setelah memberi ongkos Pluem langsung berlari menuju loker para pekerja untuk mengganti pakaiannya.

Truth or FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang