"Hey Fi, kau suka balon gak?" Tanya pria jangkung pada seseorang yang sedang bersamanya itu.
"Hah? Hey P' aku bukan anak kecil lagi tau, Jadi jangan samakan aku dengan anak kecil terus!!!!" Omel pria yang lebih pendek itu, sang tersangkapun hanya bisa tertawa puas akan kejahilannya itu.
Pria jangkung itu tak lain adalah Oaujun, pria yang tak sengaja Fiat temui ketika menjaga Cafe milik Pipo Krist. Hubungan mereka berjalan lancar sampai saat ini, kedua orang itu selalu menjalani hari hari mereka dengan bahagia dan menjaga satu sama lain.
Saking lancarnya hubungan mereka, tak ada terpaan apapun yang melintas di dalamnya. Tapi bukan berarti itu membuat hubungan mereka mudah mengalami kebosanan, hubungan yang mereka jalin saling melengkapi satu sama lain.
Dan saat ini, dimana sebuah hari yang sebagian besar penghuni dunia akan habiskan waktunya berdua dengan pasangan mereka, yaitu malam minggu. Pasangan yang dimaksud pun tak luput dari Oaujun dan Fiat, di malam minggu ini mereka memilih menghabiskan waktu mereka di salah satu pusat perbelanjaan Bangkok, Siam Paragon.
Kembali ke beberapa saat sebelumnya
“Selamat datang di Kafe Peraya, apakah ada yang bisa saya bantu?” sapa seorang pria yang bertubuh agak pendek dari balik meja kasir. Dia menggunakan pelat nama yang bertuliskan Fiat. Sejak awal, Fiat menundukkan kepalanya, hal itu tentu saja membuat dia tidak bisa melihat siapa orang yang baru saja datang. Bersiap-siap dengan buku kecil dan sebuah pulpen di tangan kanannya, Fiat mulai mengarahkan pulpennya untuk mencatat pesanan pelanggan itu.
“Saya pesan yang jualan aja boleh nggak?” goda si pelanggan.
“Maaf, ta ..., Phi Oau! Berhentilah menjahiliku seperti itu!!“ decak Fiat pada pelanggan yang baru saja menggodannya. Setelah memicingkan matanya, Fiat pun melempar buku dan pulpennya begitu saja.
“Hahaha abis kamu sih, serius banget sampai nggak tau kalau pacarnya udah dateng,” bisik sang pelanggan yang ternyata adalah kekasih Fiat.
Fiat mengerutkan kening, “Hah? Emang mau ngapain, Phi?” tanya Fiat dengan polosnya. Seingatnya, dia tidak membuat janji apapun dengan Oaujun.
“Ayolah Fiat, sekarang itu malam minggu. Kau tidak seharusnya berada di belakang kasir seperti itu. Seharusnya kamu menghabiskan waktu bersamaku semalaman,” cibir Oaujun.
Hal itu pun membuatnya mendapatkan bogeman mentah dari Krist, salah satu pemilik kafe sekaligus orang tua Fiat, yang baru saja selesai memanggang beberapa cookies.
“Coba ngomong sekali lagi,” Krist berkacak pinggang,“biar kupecahkan pala kau!” lanjut Krist. Matanya menatap pria yang bernama Oaujun itu dengan tajam.
Krist memang selalu over protective pada Fait—menentang jika ada yang mendekati anak semata wayangnya itu. Dia tidak ingin Fiat terluka karena cinta.
“Ayolah Pipo! Pipo juga pasti pernah muda ‘kan? Izinkan Fiat pergi ya …,” Fiat memeluk Krist dan menatapnya dengan penuh harap, “aku sudah bersikap baik karena mau menjaga kafe ‘kan?” lanjut Fiat memohon. Krist yang merasa iba melihat wajah memelas anaknya itu pun mulai mempertimbangkannya. Tapi bukan Krist namanya kalau dia tidak keras kepala.
“Enggak! Sekali enggak tetap enggak!” Krist mengalihkan pandangannya dari Fiat ke Oaujun.
“Dan kau Oaujun, pergilah. Dari. Sini. Fiat tidak akan pergi bersamamu!” putus Krist tanpa mengalihkan pandangannya pada Oaujun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Fate
Aléatoire"Kenapa takdir selalu mempermainkanku" - Pluem "Kebenaran pasti akan merubah segalanya" - Chimon "Terkadang diam saja lebih baik" - Nanon "Bacot! " - Ohm ⚠️ Bxb Mpreg Indonesia Bahasa nonbaku Little bit angst Karya pertama author mohon dimaklumi jik...